Aku begitu berdebar. Namun, semua itu sirna ketika perempuan tua itu tersenyum dan menggandeng tanganku."Oh, iya Nak Aldi. Silahkan masuk! Bibi sudah menunggu Nak Aldi dari tadi."Aku bergegas melangkah masuk, perasaaanku semakin tak karuan saat terlalu lama berada di teras rumah. Setelah aku memasuki rumah paman, perasaan diikuti seseorang tadi seketika menghilang. "Duduk dulu, Nak!" ucap nenek tua tadi, "Kenalkan, saya Bi Sari. Saya yang merawat rumah ini selama Suwarno tidak ada.""Iya, Bi. Aldi sudah dengar dari paman." Bi Sari tersenyum, beliau lantas menyuruhku duduk di kursi berbahan kayu yang berada di ruang tamu, "Silahkan duduk, Nak Aldi.""Rumah Bibi ada di belakang rumah ini. Kalau Nak Aldi membutuhkan sesuatu, panggil saja Bibi.""Baik, Bi. Terimakasih," jawabku ramah."Tunggu disini, jangan kemana-mana, Bibi panggil si Mbah dulu ya, sekalian Bibi ambilkan minum." Ucap Bi Sari padaku yang terlihat sudah sangat lelah.Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat rumah tua
Read more