Ternyata gadis itu adalah Rosmala, gadis yang kutemui di perkebunan kemarin dan anak gadis dari Pak Sarip dan Bi Asih. Dia membawa sebuah keranjang kecil berisi buah-buahan yang masih segar. "Ah, tidak apa-apa." Aku segera menjatuhkan kembali ember itu ke dalam sumur, takutnya Rosmala melihat kepala tanpa tubuh yang sedari tadi ada di sana. "Ini, aku bawakan buah-buahan segar dari kebun Ibuku. Terima kasih telah membantu Ayahku tadi pagi," ucapnya masih dengan nada ketus. "Aduh, tidak usah repot-repot," balasku. Rosmala terlihat tersenyum saat aku mengambil keranjang buah yang dibawanya. "Katanya tak usah repot-repot, tapi, kau bawa juga buah-buahannya." Ejek Rosmala saat melihat tingkah lucuku. Kami tertawa bersama sebelum Bi Sari memanggil kami masuk ke dalam. Karena sudah sore, Rosmala segera berpamitan padaku dan Bi Sari. Dia bilang, harus segera pulang agar tak kemalaman di jalan. "Aku antar ya?" ajakku bersemangat. "Tidak perlu," jawab Rosmala."Jalanan akan sangat gelap
Read more