"Aku sudah mendengar dari Bapak tentang kejadian semalam di perkebunan," ucap Rosmala memulai percakapan "Kau hebat bisa melakukan itu." Senyum manis terukir di bibirnya, entah mengapa setiap kali Rosmala tersenyum, jantungku terus berdebar tak beraturan. "Ah, bukan apa-apa," ucapku tersipu. "Semua orang akan melakukan itu bila berada di posisiku," ucapku kembali merendah. Rosmala tersenyum. Tak terasa kami pun terbawa suasana sampai beberapa menit telah berlalu. Sungguh singkat pertemuan kami kali ini, karena Rosmala harus mengantarkan pesanan ibunya. Aku berjalan di belakangnya, mengantarnya keluar dari warung tempat kami tadi bercengkrama. Hari mulai gelap, rupanya waktu maghrib sudah dekat. "Apa perlu aku antar?' Rosmala menggeleng. "Tak perlu. Ini sudah sore, kau juga harus pulang dan istirahat." Setelah mendengar ucapan Rosmala, kami pun berpisah menuju rumah masing-masing. Diperjalanan, Bulan mulai berbisik padaku dengan raut wajah yang terlihat masih kesal. "Ada y
Baca selengkapnya