Home / Pendekar / Legenda Pendekar Buruk Rupa / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Legenda Pendekar Buruk Rupa: Chapter 51 - Chapter 60

158 Chapters

51. Anggur Sakti

Putra Mahkota tiba di istana. Dia langsung menghadapa Sang Raja dengan berlutut di hadapannya. “Kenapa Ibu pergi meninggalkan istana, Ayah?” tanya Putra Mahkota dengan sedihnya. “Harusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa Ibumu meninggalkan kita?” teriak Raja Tala dengan geram padanya. “Kau anak tidak berguna! Aku memintamu untuk menjaga ibumu baik-baik, kau malah menyepi di sebuah bukit! Memangnya apa yang kau kejar di bukit itu? Bukan kah para pendekar di istana ini sangat mumpuni untuk mengajarkan semua ilmu bela diri padamu?” “Ampun, Ayah!” “Sekarang kau harus cari ibumu! Dan jika menemukannya paksa ibumu pulang ke istana!” perintah Raja Tala dengan tegas padanya. “Baik, Ayah!” Putra Mahkota pun pergi dari sana. Dia menahan kesalnya karena Sang Raja terlalu sibuk dengan urusannya. Akhirnya mau tidak mau Putra Mahkota membawa pasukannya untuk mencari keberadaan Sang Ratu. Harusnya dia bertanya pada Roh Penjaganya. Namun dia teringat saat pertama kali diajarkan ilmu Iblis padan
Read more

52. Tiba di Manggala

Kapal layar yang dinaiki Tanaka sebentar lagi akan berlabuh di pelabuhan Manggala. Para prajurit penjaga pelabuhan itu tampak heran melihat kedatangan kapal layar asing itu. Pimpinan dari Prajurit penjaga itu berdiri dengan khawatir.“Kapal dari mana yang hendak berlabuh itu?” tanya Pimpinan Prajurit dengan heran.Para prajurit lainnya pun tampak berdiri dengan tegang.“Aku baru ini melihat kapal layar seperti ini, Tuanku. Mungkin mereka kapal musuh yang diam-diam akan menyerang kerajaan kita!” ucap Prajurit dengan khawatirnya.Pimpinan Prajurit itu tampak tegang.“Semuanya! Naiki kapal kalian masing-masing dan bersiaplah mengusir kapal layar itu!” teriak Pimpinan Prajurit pada para Prajuritnya.“Siap, Tuanku!” teriak para prajuritnya.Prajurit-prajurit itupun berlarian menuju kapal masing-masing. Gendang di tabuh. Terompet bergema. Semua Prajurit yang berada di sana tampak siaga. Para prajurit yang sudah menaiki kapal layar masing-masing langsung berlayar menuju lautan malam untuk me
Read more

53. Apakah Dia Putra Mahkota?

Bimala terbangun di teras rumah sederhana Pelayan Minun. Dia seperti mendengar suara-suara iblis. Dia pun mendongak ke atas langit. Sesaat kemudian Minun datang hendak membawakan selimut untuknya.“Apa sebaiknya Nona tidur di dalam saja,” pinta Minun.“Aku harus di sini untuk menjaga Yang Mulia Ratu,” jawab Bimala.Minun pun menyerahkan selimut padanya. Bimala menerima selimutnya sambil tersenyum.“Terima kasih.”“Jika ada perlu sesuatu, bangunkan saja aku,” ucap Minun.Bimala mengangguk. Saat Minun hendak masuk ke dalam, Bimala memanggilnya.“Bagaimana dengan keadaan Yang Mulia Ratu?” tanya Bimala.Minun berhenti melangkah lalu menoleh ke Bimala.“Yang Mulia sudah tertidur lelap,” jawab Minun.Bimala tenang mendengarnya.“Boleh kah aku bicara sesuatu pada Ibu,” pinta Bimala.Minun pun mengangguk lalu duduk di hadapannya.“Ada apa, Nona?” tanya Minun heran dan penasaran.“Sebenarnya aku mengenal pemuda buruk rupa yang diasuh oleh para perampok itu,” ucap Bimala. “Tapi aku tidak yakin
Read more

54. Dua Kuda Siluman

Dua kuda yang ditunggangi Tanaka dan Roh Panglima itu masih melintasi hutan malam yang gelap. Namun kobaran api di kepala kuda itu mampu menerangi jalanan di hadapannya. Kuda siluman itu dengan cepat membawa mereka.“Kita akan kemana, Tuanku?” tanya Roh Panglimanya dengan heran.“Kau ikuti saja aku,” jawab Tanaka.Mereka pun melintasi perkampungan yang banyak prajurit yang sedang mencari Yang Mulia Ratu. Para Prajurit tampak terkejut melihat dua kuda siluman melintas ditunggangi Tanaka dan Roh Panglima.“Berhenti!” teriak Prajurit itu sambil mengarahkan anak panah.Tanaka pun cuek saja. Dia terus saja melintasi mereka diikuti Roh Panglima. Prajurit itu sangat marah. Dia pun melesatkan anak panahnya. Prajurit-prajurit yang lain pun turut membantunya menyerang Tanaka dan Roh Panglima dengan anak panah.“Apa perlu hamba memanggil bala tentara, Tuanku?” tawar Roh Panglima.“Tak perlu!” jawab Tanaka.Seketika Tanaka mengarahkan tangannya ke arah mereka. Lagi, puluhan anak panah itu berbali
Read more

55. Panglima Araca

Panglima terbaru itu datang menghadap Sang Raja di ujung malam itu. Dia memiliki perawakan tinggi dan bertubuh kekar. Dia bernama Panglima Araca. Matanya tampak mengantuk karena dibangunkan prajurit saat tengah terlelapnya.“Ampun, Yang Mulia. Hamba datang atas panggilan Yang Mulia,” ucap Panglima Araca sambil membungkuk di hadapannya.“Sekarang kau bawa pasukanmu untuk mencari manusia buruk rupa yang telah membawa pasukan silumannya memasuki wilayah kita!” perintah Raja Tala padanya.Panglima Araca tampak terkejut.“Manusia buruk rupa?”“Ya,” sahut Sang Raja. “Dia telah menghancurkan kapal-kapal perang milikku di pelabuhan dan membunuh para prajurit di sana. Kau cari dia sampai ketemu. Kau harus membawanya hidup-hidup ke hadapanku!”“Baik, Yang Mulia.”Panglima Araca langsung pergi dari hadapan Sang Raja. Saat Panglima itu menghilang dari hadapannya, Sang Raja langsung bergegas pergi dari sana. Dia ingin menenangkan pikirannya dari semua masalah yang tengah dihadapinya. Putra Mahkota
Read more

56. Tentara Iblis

Tanaka keluar dari dalam gua bersama Roh Panglimanya. Langkahnya terhenti, lalu menoleh pada Roh Panglima seperti hendak memerintahnya.“Panggil semua tentaramu,” pinta Tanaka.Roh Panglima terbelalak mendengarnya.“Tuan ingin menyerang Kerajaan Tala?” tanya Roh Panglima heran. “Jangan Tuanku, tugas tuanku belum selesai. Tuanku harus mendapatkan Pedang Perak Cahaya Merah dahulu sebelum Tuan membalaskan dendam.”“Aku belum ingin menyerang kerajaan itu! Aku ingin menggunakan tentaramu untuk mendapatkan petunjuk di mana keberadaan Pedang Perak Cahaya Merah itu,” jawab Tanaka.Roh Panglima agak tenang mendengarnya.“Kalau begitu, baiklah!” ucap Roh Panglima. Kemudian dia memejamkan matanya.Seketika pasukan berkuda berdatangan. Para penunggangnya menggunakan jubah hitam tanpa terlihat wujud wajahnya. Jumlahlah sangat banyak. Mungkin jika dihitung lebih dari 1000 tentara. Hanya rongga hitam yang terlihat di dalam penutup jubah hitam itu. Mereka semua turun dari kuda lalu berlutut di hadapa
Read more

57. Tentara Dewi Air

Makhluk berjubah itu langsung menyerang pasukan Panglima Araca. Prajurit yang berada di hadapannya langsung melawannya dengan pedangnya. Seketika Makhluk yang serupa berdatangan mengepung mereka. Kini Panglima Araca dan para prajuritnya bertarung melawan makhluk-makhluk itu. Mereka adalah pasukan Roh Panglima yang diperintahkan Tanaka mencari tanda keberadaan Pedang Perak Cahaya Merah.Panglima Araca beradu pedang dengan makhluk itu di atas kuda masing-masing. Satu persatu prajuritnya mati terpenggal. Kini Panglima Araca menghadapi mereka dengan sisa prajurit yang sedikit. Sesaat kemudian makhluk itu mengarahkan pedangnya ke leher Panglima. Panglima Araca tampak tak bisa berkutik.“Tunjukkan padaku di mana keberadaan Pedang Perak Cahaya Merah?” tanya Makhluk itu pada Panglima.Panglima Araca terbelalak mendengarnya.“Pedang Perak Cahaya Merah?” ucapnya dengan heran bercampur ketakutan. “Aku baru ini mendengarnya dan siapa kalian sebenarnya?”Mendengar itu Makhluk itu langsung menghila
Read more

58. Pertarungan Bimala VS Tentara Iblis

Pelayan Minun memberikan ramuan pada Sang Ratu. Sang Ratu lalu meminumnya, setelah itu dia mengelus perutnya.“Apa Yang Mulia baik-baik saja?” tanya Minun dengan khawatir.“Aku baik-baik saja,” jawab Sang Ratu. “Sekarang aku sedang berpikir, apakah kita akan tetap bersembunyi di sini tanpa bertindak untuk mencari anakku?”“Bersembunyi di sini yang terbaik untuk saat ini, Yang Mulia. Lagipula, Nona Bimala telah berjanji untuk membantu Yang Mulia mencari keberadaan Putra Mahkota yang sesungguhnya jika benar dia masih hidup,” jawab Minun.“Aku tidak tenang jika belum menemukannya. Jika memang dia sudah mati, aku ingin melihat di mana jasadnya,” ucap Sang Ratu.Minum khawatir mendengarnya.“Tunggu di sini saja, Yang Mulia. Hamba khawatir jika Yang Mulia ikut mencari, itu akan membahayakan kandungan Yang Mulia. Bagaimana pun, Yang Mulia harus menyelamatkan kadungan Yang Mulia. Jika Putra Mahkota sesungguhnya memang telah tiada, kerajaan ini akan memilikinya sebagai generasi penerus kerajaa
Read more

59. Dua Bola Api

Hentakan kuda yang dinaiki Tanaka, Roh Panglima dan satu tentaranya tampak menggema. Api menyala-nyala di kepala kuda masing-masing. Tak lama kemudian Tanaka menghentikan kudanya. Roh Panglima dan Tentaranya juga ikut menghentikan kudanya dengan heran.“Ada apa, Tuanku?” tanya Roh Panglima.“Aku mendengar suara pasukan kuda sedang menuju kemari,” jawab Tanaka.Roh Panglima dan Tentaranya tampak terkejut mendengarnya. Tanaka pun mencabut golok hitam di punggungnya, bersiap melawan pasukan kuda yang datang itu. Dia yakin, pasukan kuda itu pasti kiriman dari istana untuk mencarinya karena telah menghancurkan pelabuhan dan membakar semua kapal milik kerajaan di sana.Roh Panglima dan Tentaranya tampak menunggu. Kini mereka pun dapat mendengar dengan jelas pasukan berkuda yang semakin mendekat itu. Tak lama kemudian, benarlah dugaan Tanaka. Pasukan Putra Mahkota bersama Panglima Araca kini tiba di hadapannya.Mata Putra Mahkota terbelalak ketika mendapati Tanaka. Dia tahu sang buruk rupa i
Read more

60. Tanaka VS Bimala

Asap hitam itu tiba-tiba memudar lalu pandangan Tanaka menjadi terang. Dia melihat makhluk hitam itu telah menghilang dari hadapannya. Roh Panglima bersama satu tentaranya langsung mendekat ke Tanaka dengan khawatirnya.“Ampun, Tuanku. Hamba tidak dapat mengejar Roh itu,” ucap Roh Panglima dengan merasa bersalah.Tanaka menatap Roh Panglimanya dengan lekat.“Apa kau tahu siapa dia?” tanya Tanaka dengan rasa penasarannya.“Dia adalah adik Baluku, Tuanku,” jawab Roh Panglima.Tanaka terbelalak mendengarnya.“Adik Tuan Guru Baluku?”“Benar, Yang Mulia. Pada zaman dahulu, Yang Mulia Baluku memiliki seorang adik yang berhasil kabur dari kerajaannya saat kerajaannya runtuh. Rupanya dia masih hidup dan sekarang sepertinya sedang bersemayam di tubuh Putra Mahkota dan hamba yakin dialah yang mengajarkan kesaktian pada Putra Mahkota,” jawab Roh Panglima.Tanaka tampak semakin terkejut mendengarnya. Dia tahu, urusannya dengan Putra Mahkota belumlah selesai. Dia harus segera mendapatkan benda pus
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status