“Kamu aja, Dek, yang nyampein,” Ucap Mas Riko mengarah padaku. Aku mengangguk.“Ada apa sih sebenarnya, percaya deh, aku nggak apa-apa, lagian kan Lika sudah aku talak, sudah bukan urusanku lagi,” ucap Toni seakan gemes-gemes geram melihat tingkah kami. Atau mungkin meyakinkan kami untuk tetap biasa saja menyampaikan hal buruk sekalipun.“Selain Mantannya Lika, ternyata Tirta itu juga buronan,” akhirnya terlontar juga ucapan itu. Kulihat Toni. Dia terdiam sejenak, menyandar pelan ke sofa. Kemudian beranjak lagi, mengambil segelas kopi yang aku buatkan tadi.“Kalau Lika beneran hamil, iya kalau anakmu? Kalau anak Tirta? Dan sekarang Tirta lagi buronan, belum pasti juga masalahnya apa. Tapi, cepat atau lambat pasti akan masuk sel dia, bagaimana nanti nasib Lika? Betapa malunya keluarga Pak Samsul,” ucapku meluapkan isi hati dan pikiran. Walau Lika selalu ngeselin, tapi mendengar gosip ini, jujur aku benar-benar kasihan dengan Lika. Meniinggalkan Toni, lelaki yang baik, demi lelaki buron
Baca selengkapnya