Tak heran dalam sekejap saja, Jejaka sudah tiba di tempat kejadian. Dan tubuhnya langsung melenting ke udara. Lalu, sepasang kakinya menjejak mantap di atas sebuah kedai, dekat bangunan yang dilahap api. Beberapa tombak di bawah, tampak lima lelaki kasar sedang menghajar seorang pemuda. Mereka memukul, menendang, menginjak, dan menyeret secara bergantian. Bagi kelima lelaki itu, pemuda yang dihajar habis-habisan tidak lebih dari anjing geladak.“Aaakh!” rintih pemuda yang dikeroyok itu. Wajah pemuda yang usianya tak lebih dari dua puluh lima tahun itu sudah habis dihiasi memar dan darah. Bajunya yang berwarna kuning cerah, harus dinodai darah yang tersembur dari mulutnya.“Kau harus memohon ampun pada kami! Lalu akui kesalahanmu. Maka, nyawamu akan terbebas dari maut!” perintah salah satu dari lima lelaki.Wajah orang itu nampak bersih. Namun sinar matanya mencorong kejam. Hidungnya yang melancip terlihat seperti paruh burung pemakan bang
Baca selengkapnya