Share

Bab 18

Siang di Desa Panerokan. Pasar di tengah desa itu masih ramai oleh kesibukan. Para pedagang tetap gigih menjajakan barang, meski sinar matahari terus menusuk di atas kepala. Sama halnya para pembeli yang datang kesiangan. Mereka menyatu dalam satu irama bising.

Di antara orang-orang yang lalu-lalang, tampak seorang pemuda berambut poni dan bermata biru dengan pakaian yang lusuh. Dan orang itu ternyata Jejaka yang baru saja tiba di desa ini. Langkah pemuda itu tampak gontai ketika memasuki bagian pasar yang agak ramai. Di kanan kirinya, orang-orang sibuk dengan urusan masing-masing tanpa mempedulikan kehadirannya.

Perutnya sudah berontak minta diisi. Menurutnya, perut inilah yang lebih baik diurus. Belum sempat menemukan kedai nasi, Jejaka dikejutkan oleh kegaduhan yang mendadak tercipta beberapa puluh tombak di belakangnya.

Semula pemuda ini tidak peduli. Tapi ketika keramaian itu diwarnai jeritan-jeritan ngeri, tubuhnya lantas berbalik. Saat itu mata tajam Jeja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status