Home / Romansa / Istri Penguasa Untuk 90 Hari / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Penguasa Untuk 90 Hari: Chapter 41 - Chapter 50

111 Chapters

Mempermainkan perasaan

Tidak mungkin. Arman sudah jelas mengatakan perasaannya. Dia sudah berada digenggaman Zulaika. Wanita itu menarik napas panjang. Semua berjalan dengan sempurna. Rencana untuk menaklukkan sang penguasa sudah ada di depan mata."Hmm, aku tidak percaya. Kau menyatakan perasaanmu?" Zulaika terkekeh. Dia berusaha tidak menanggapi dengan serius perkataan suaminya."Hahaha. Arman Maulana tidak akan pernah salah dalam berkata. Kau bisa lega sekarang. Hmm, apa kau kenal Septian?"Pertanyaan Arman membuat Zulaika mendadak terpaku. Dia menelan saliva, menatap Arman dengan sangat serius. Sementara, suaminya masih memandang dengan senyuman. Terlihat ekspresi yang sangat lain di sana."Bagaimana jika aku mengenalnya? Apa kau akan membunuhku?" balas Zulaika. Kini dia bergetar. Arman sangat kuat. Bisa mencekiknya kapan saja. Wajah suaminya yang semula tersenyum, mendadak dingin. Rahangnya mengeras. Kedua matanya menusuk iris hitam Zulaika."Tidurlah," balas singkat Arman. Dia berdiri, keluar dari rum
Read more

Ingin membuat sakit hati

Kali ini, rencana untuk mendekati Ardian, akan Zulaika lakukan. Dia harus melakukannya. Walaupun sebenarnya ini masih terlalu cepat. "Kau ingin melakukannya? Atau kau mendekatiku karena rasa bencimu kepada Arman? Aku tahu. Dia memanggil Melia dan Paula menuju ke kamarnya. Kau tahu, aku sangat takut kau hanya akan memanfaatkan hatiku. Tapi ... aku sangat mencintaimu, Zulaika. Aku ... hah, tidak peduli."Zulaika masih terdiam. Dia sebelum bersama Arman selalu meminum ramuan pencegah kehamilan. Ramuan itu masih berfungsi. Sedangkan dia sekarang bersama Ardian. Dia harus mengandung anak Ardian. Itu adalah bagian dari rencananya. Walaupun ini terlalu cepat. Namun, sekarang adalah kesempatan baik untuk melakukannya."Ramuan itu masih ada di dalam tubuhku. Ini belum dua puluh empat jam. Tapi, paling tidak aku harus mencobanya," batinnya."Zulaika, kenapa dengan dirimu? Apa yang kau pikirkan?"Zulaika mengerjapkan kedua mata. Berusaha untuk memfokuskan pikirannya kembali."Lalu, kenapa kau m
Read more

Cinta itu memang ada

Arman tertawa saat mendengar Melia mengatakan hal itu. Dia memang melakukannya untuk membuat Zulaika cemburu. Membuat Zulaika merasa dipermainkan perasaannya. Arman benar-benar tidak menyangka ketika istri sirinya itu ternyata mengetahui rencananya.Dia menurunkan kedua tangannya yang semula berkacak pinggang, lalu berjalan mendekati Melia dan Paula yang masih menatapnya dengan penuh pengharapan. Kedua wanita itu sangat ingin melayani Arman. Namun, ternyata mereka harus menerima kenyataan pahit saat berada di dalam ruangan itu."Ternyata kau mengetahui apa rencanaku terhadap Zulaika. Hmm, sangat lucu sekali. Aku tidak bisa membohongi istriku sendiri. Kalian ternyata sangat pintar sekali. Aku tidak menyangka sama sekali. Hah ... tidak menyangkanya. Benar-benar sangat luar biasa.""Arman, kau dipermainkan oleh Zulaika. Untuk apa kau mempertahankan wanita seperti itu? Sudah jelas-jelas dia mencintai tuan muda kedua. Aku tidak berbohong. Aku melihat sendiri. Aku benar-benar melihatnya! Ar
Read more

Tidak bisa menyakiti

Zulaika terkejut. Kenapa Arman bisa mengetahuinya? Satu lagi yang membuat hatinya tidak tenang. Arman membiarkannya begitu saja? Padahal dia lelaki kejam dan sangat arogan. Ditambah, tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang akan mengkhianatinya. Lalu, kenapa dia melepaskan Zulaika?"Pergilah, Ardian."Zulaika tidak ingin dirinya seperti ini. Dia harus menuntaskan tujuannya."Kenapa? Apakah kau seperti ini karena takut membuat Arman marah?" Ardian menarik lengan Zulaika saat menuruni ranjang. Dengan sigap istri Arman itu menampisnya. Zulaika tidak mau rencananya gagal akibat perasaan yang ada untuk Ardian.Ardian tidak menyerah. Dia dengan kuat menarik Zulaika. Mendekapnya sangat erat. Zulaika berusaha melepaskan pelukan itu. Walaupun dia sebenarnya sangat nyaman dan engggan melepaskannya."Ardian, aku mau kau keluar. Sudah waktunya aku menemui suamiku. Bukankah tidak masalah menjadi simpananku? Ingatlah, aku ini kakak iparmu. Hormati keputusanku.""Baiklah. Inilah nasibku," balas A
Read more

Ciuman Arman

Arman mengangkat tangannya sangat tinggi tepat di wajah Zulaika. Dia menatap wajah sang istri dengan bergetar. Arman ingin sekali menampar wajah Zulaika di depan semua orang, namun masih saja dia tahan. Sebenarnya dia tidak bisa menerima, dan akhirnya benar-benar melakukannya tamparan itu sangat keras. Plak! "Apa?" Semua wanita terkejut, mendadak menutup mulut mereka sambil melotot. Tamparan itu membuat Zulaika seketika memalingkan wajahnya. Wanita itu semakin tidak percaya Arman melakukan hal itu di depan semua wanita yang sangat membencinya.Mereka tertawa. Seketika menatap Zulaika dengan senyuman sinis. Senyuman kemenangan atas apa yang sudah Zulaika perlakukan kepada mereka."Kita akan berpisah dan aku tidak akan pernah menjadi istrimu lagi. Aku akan pergi dari sini. Selamat tinggal," ucap Zulaika dengan nada pelan, namun pandangannya sangat menekan. Menusuk, mengarah tepat di kedua mata Arman yang masih menatapnya dengan tajam. Lelaki itu masih tidak puas dengan apa, yang sudah
Read more

Sesuatu Tidak Terduga

Zulaika mendorong tubuh Arman setelah lelaki itu menurunkan dari gendongannya. Arman hanya diam menatap sang istri. "Untuk apa kau membawaku ke sini. Untuk apa? Bukankah kau puas melakukannya?"Zulaika masih saja menatap Arman dengan tajam. Dia merasa kesal. Melihat perlakuan Arman yang sudah dilakukannya di depan semua wanita. Dengan sengaja Arman mempermalukan Zulaika dengan sangat kejam. Memperlihatkan jika Arman memang tidak bisa dikalahkan. Namun, tetap saja Arman terlihat mencintai Zulaika dengan tingkahnya yang tiba-tiba berubah drastis."Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan. Walaupun dengan menamparmu. Ataupun ... aku akan melakukan apa pun yang aku mau di depan semua orang. Kau tidak bisa mengatur ku seenakmu saja. Sekarang diamlah di sini. Karena aku tidak ingin kau keluar ataupun pergi ke mana saja. Sudah cukup kau melakukan perselingkuhan di belakangku. Kau pikir aku tidak tahu? Ini adalah awal dari hukuman yang aku berikan kepadamu. Jika kau tetap saja bertemu de
Read more

Menunjukkan Kekuasaan

Menikahi wanita lain? Bagaimana mungkin Arman melakukan itu? Zulaika tetap diam. Dia tidak mengatakan apa pun. Yang jelas, Arman melakukan itu karena ingin membuat dirinya kalah dan memperlihatkan kecemburuan sang istri. Zulaika mengernyit. Apakah dia harus memperlihatkannya?"Lakukan saja. Lagi pula, kau sering melakukan dengan semua wanita. Untuk apa aku harus mencegahmu? Aku tidak akan bisa.""Baiklah. Aku akan melakukannya. Wanita itu, memang selalu ada disampingku. Dia tidak pernah aku bawa ke sini, karena memang aku tidak mau dia aku perlakukan seperti wanita lainnya. Tapi ... sekarang waktunya aku akan membawanya ke sini."Arman menatap luar dari jendela kamar Zulaika. Dia memejamkan kedua matanya. Menikmati semilir angin yang menerpa. Zulaika masih saja diam, menatapnya dari belakang. Dalam pikirannya, terbelit semua perkataan Arman. Apakah dia bisa bersaing dengan wanita itu?"Aku ingin kau mengikutiku," ucap Arman. Mendadak dia menarik lengan Zulaika. Mengajaknya keluar kam
Read more

Melampiaskan kecemburuan

Seseorang keluar dari gudang itu. Lelaki dengan kedua tangan terikat dan kepala yang ditutup kain hitam, berjalan tersuruk-suruk. Tubuhnya dipenuhi dengan luka.Dua orang memegang lengannya kanan dan kiri, kemudian menariknya. Menendangnya dengan cukup keras saat berada tepat di depan Arman. "Ini tidak mungkin!" Zulaika yang masih berada di dalam mobil bergetar. Sekujur tubuhnya sangat kaku saat melihatnya. Kedua tangannya mengepal. Napasnya tidak beraturan. Kedua matanya melotot tajam, melihat kejadian sangat mengerikan di hadapannya. Dan ... itu dilakukan oleh lelaki yang sangat dibencinya, yaitu Arman."Aku ... akan membunuhnya!" teriak Zulaika. Dia tidak percaya. Agung yang selama ini merencanakan semuanya dengan matang untuk pembalasan dendam, ternyata akan tertangkap dengan cara mengenaskan seperti ini. Zulaika terus menendang pintu mobil, namun tidak bisa membukanya. Arman sudah menguncinya di dalam."Lepaskan aku, dasar keparat!" teriaknya sekali lagi. Zulaika mengamati semua
Read more

Semakin cemburu buta

Bagus terpaku melihat sosok yang ada di hadapannya. Tersenyum dengan berkacak pinggang, lalu berjalan mendekat ke arahnya. Sosok itu memegang pundak Bagus sebelah kanan, lalu menepuk-menepukkan tangannya sambil menganggukkan kepala. Dia terus terkekeh pelan. Ekspresi yang menunjukkan jika dia menertawakan Bagus karena rencananya tidak berjalan dengan sempurna.Bagus masih saja menahan diri untuk tidak melampiaskan emosi. Semua pengawal yang berada di belakangnya berjumlah 10 orang, masih terdiam. Tidak berani untuk mendekat. Karena sosok itu membawa lebih banyak pengikut ketimbang Bagus."Ternyata kau memang benar-benar akan menyiksa gadisku? Aku benar-benar tidak percaya melihatnya. Hmm, aku sangat marah. Dan ... sepertinya aku akan mempercepat kematianmu saja. Mungkin itu yang terbaik," ucapnya sambil terus tersenyum kemudian mengangkat tangannya. Salah satu pengikut yang berada di belakang segera berjalan mendekat. Memberikan satu batang rokok yang segera dihisapnya. Masih dengan t
Read more

Menjebak Zulaika

Mereka saling memandang satu sama lain. Terutama Zulaika. Arman mengatakan suatu hal lagi yang mengejutkan dirinya. Dia tidak mengerti, kenapa Arman bisa berkata seperti itu. Jadi penyelamat dirinya? Apakah mereka memang pernah bertemu sebelumnya?"Jangan pernah berkata suatu hal yang tidak membuatku mengerti. Aku tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya. Aku benar-benar tidak mengenalmu. Yang aku tahu kau adalah lelaki yang sangat berengsek! Arman Maulana!""Kau tidak berhak mengatakan itu, karena aku sangat marah!" teriak Arman. Dia kembali mendekati Zulaika dan akan melayangkan pukulannya sekali lagi. "Hentikan!" Ema spontan datang, berada tepat di hadapan Arman. Zulaika mendorong Ema agar tidak menghalanginya."Ema! Apa yang kau lakukan!" ucap Zulaika. Ema tidak menghiraukan perkataan Zulaika. Dia tetap akan menghalangi Arman."Aku berjanji Zulaika tidak akan pernah mengatakan hal buruk lagi. Tolong, Tuan Arman. Lupakan masalah ini. Aku mohon. Dia sudah sangat lemah," ucap Ema sa
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status