Zulaika masih saja mengelus-elus punggung Arman. Dia puas bisa membuat Arman seperti saat ini. Lelaki itu memandang ke depan dengan kedua matanya yang menegang. Hatinya sedikit tertusuk, ingin sekali marah. Tapi, belaian Zulaika masih bisa menahan itu.“Kenapa kau bisa membuatku begini?” bisik Arman pelan. Perlahan dia melepaskan pelukannya. Dia menatap Zulaika kembali. “Bahkan ke mana pun, aku selalu mengingatmu. Kenapa?” tanyanya sedikit tegas.“Arman Maulana. Aku sudah datang. Apa kau tidak menyambutku?” Rose menyela pembicaraan Arman. Dengan percaya diri, dia berjalan, mendekat. Berdiri tegak, sambil mengangkat wajahnya. “Kau masih ingat denganku, bukan?” imbuhnya sambil berkacak pinggang, lalu tersenyum.“Zulaika, apa yang kau katakan sebelumnya, aku mendengarkan. Dan, aku harap kau memang benar,” ucap Arman. Dia sama sekali tidak menanggapi perkataan Rose. Wanita itu menurunkan kedua tangannya dengan napas keras. Berjalan cepat, menarik lengan Arman.“Arman. Ingatlah, jika aku p
Last Updated : 2022-09-08 Read more