All Chapters of (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh: Chapter 81 - Chapter 90

243 Chapters

81 - Sensitif

“Sayang, malam ini aku akan pulang terlambat. Jika butuh sesuatu hubungi saja Hans.” Raya yang baru saja membuka matanya mengerutkan kening. “Kau sudah rapi.” Itu pernyataan, bukan pertanyaan. Raya baru saja bangun, dia mendapati Andro sudah sangat rapi dan siap untuk berangkat bekerja. Itu membuatnya menyadari kalau ini sudah pukul setengah sembilan. Raya segera duduk, dia mengapit selimut di tubuhnya. “Kenapa tidak membangunkanku?” “Kau tenang saja,” ucap Andro sambil menunduk, memberikan ciuman di bibir istrinya. “Tidur saja lagi, aku sudah meminta Pak Sam menyiapkan sarapan untukmu. Istirahatlah. Kau ingin minum susu?” Raya menggeleng. “Kau sudah sarapan?” Andro mengangguk, dia kembali fokus memakai dasinya. “Aku tadi minta Jeta membuatkan roti untukku dan juga untukmu. Tapi karena aku tahu kau sedang suka makan pancake, aku minta Pak Sam membuatkannya untukmu.” “Terima kasih.” “Bisakah aku mendapatkan ciuman darimu?” Andro menyodorkan pipinya yang sudah bersih dari jambang.
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

82 - Paket

Di rumah, Raya makan siang seorang diri tadi Andro mengirimkan pesan dan mengatakan kalau dirinya tidak bisa pulang untuk makan siang di luar. Jelas itu membuat perasaan Raya yang sedang sensitif kembali menangis, dia sesenggukan di atas tempat tidurnya sampai akhirnya tertidur sendiri Raya sadar dirinya terlalu akan hal kecil seperti ini. Dia terlalu sensitif akhir-akhir ini, tapi Oma juga mengatakan semua itu normal. Sambil makan siang, Raya membaca buku bisnis milik andro. Pengetahuan bahasa ingris Raya semakin hari semakin meningkat. Raya merasa jika kemauan belajar yang datang dari diri sendiri lebih efektif daripada belajar bersama tutor atas kehendak orang lain. Tak terasa satu buku selesai ia baca sembari makan. Namun masih banyak buku lain yang belum ia baca.” Raya membuka ponselnya dan melihat video pelajaran bahasa Inggris sampai video yang ia tintin berhenti karena Oma menelepon dari kamarnya. Raya segera mengangkatnya. “Oma!” “Astaga!” Oma ikut berteriak. “Kenapa mata
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

83 - Berbadan Dua

“Selamat datang,” ucap Raya menyambut kedatangan suaminya, seperti biasa dia menunggu suaminya untuk makan malam. “Hai, Sayang,” ucap Andro mendekat dan memberikan ciuman di bibir Raya. Terlihat Andro yang sedikit ragu, terlihat bingung untuk mengatakan sesuatu ketika melihat meja makan yang masih rapi dan penuh dengan makanan, membuat Raya kebingungan. “Ada apa?” “Sayang, aku rasa kau tidak membaca pesanku.” “Pesanmu?” Raya bergegas mengambil ponselnya yang sedang diisi daya. Melihat dua pesan yang Andro kirimkan. Matanya menatap lama pesan singkat yang menjelaskan bahwa akan dia akan makan malam bersama investor. “Kamu sudah makan?” “Aku tidak keberatan kalau harus makan lagi, asal bersamamu.” “Tapi kamu pasti sudah kenyang tadi,” ucap Raya sambil melihat foto yang dikirimkan Andro di pesan singkatnya. Meja Andro penuh dengan hidangan laut, sialnya saat ini menu makanan di rumah juga kerang dan cumi goreng. “Tidak apa-apa, Sayang, aku bisa memakannya tanpa nasi.” “Tidak usah
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

84 - Hari itu tiba I

Ini adalah hari yang situnggu-tunggu oleh Raya, dia akan memberi kejutan untuk suaminya bersama Oma. Saat bersiap di rumah, Raya menelepon Oma yang masih dikamarnya. “Oma, kita berangkat bersama?” “Sayang, maafkan Oma, barusan Oma diare, kau duluan tidak apa-apa?” “Astaga, lekas sembuh Oma. Aku tidak apa-apa. Nanti Raya akan segera pulang bersama cucu Oma.” “Oke, Oma tunggu kalian. Jangan lupa ambil kue di toko Cherry, Oma memesannya atas nama Nyonya Andromeda.” Raya melihat hadiah di dalam kotak kecil sudah ada di dalam tas miliknya. Berarti sekarang tugasnya hanya tinggal mengambil kue. Hans sudah siap d bawah seperti biasa. “Selamat siang, Nona.” “Selamat siang, Sekretaris Hans.” Raya masuk ke dalam mobil. “Kita ke toko kue lebih dulu, ya Hans.” “Baik, Nona.” Di perjalanan, Raya ingat bagaimana pagi dan malam tadi Andro menyinggung soal ulangtahun, dan dirinya sengaja pura-pura lupa untuk hal itu. Raya ingin semuanya menjadi kejutan. Saat masuk ke dalam toko kue, hans me
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more

85 - Kesalahan Fatal

Raya menyimpan di meja sekretaris Andro dan mulai memasang lilin di sana. Setelahnya dia membawanya menuju pintu ruangan Andro. Sayangnya, pintu itu tidak tertutup rapat, membuat Raya mendengar suara tawa Prabu di dalam sana. “Woho! Ha ha ha ha! Kau menang Kakak. Selamat, ini sudah lebih dari enam bulan. Kau hebat, kata-katamu terbukti. Istrimu masih bertahan di sisimu.” Raya menegang disana. “Ini artinya aku menang taruhan denganmu lagi?” “Ya, Kak. Kau selalu menang, aku bahkan gagal menikah tahun ini. Selamat, kau mendapatkan kapal pesiarku.” “Kapalnya sudah aku ambil.” “Aku tahu, itu milikmu.” Seketika itu pula Raya merasa pusing, mula dan sesak. Penglihatannya tidak bisa fokus. Menelan semua kepahitan yang ada. Kenyataan bahwa Andro pernikahan mereka hanyalah taruhan Andro demi mendapatkan kapal pesiar. Raya merasa bingung, marah dan ingin berteriak. Jadi selama ini, ini alasan Andro setuju menikahinya menggantikan Yarina. Perasaan itu dia telan semua sendirian, sampai akh
last updateLast Updated : 2023-04-20
Read more

86 - Benci Kamu

Perlahan, pemilik bulu mata lentik itu membuaka matanya. Dia merasa silau dengan sinar matahari, sampai tangan Raya otomatis menyentuh perutnya yang datar. Saat itulah Andro yang senantiasa siaga di samping Raya tersenyum. “Sayang, kau sudah sadar?” “Bayiku?” “Mereka baik-baik saja,” ucap Andro mencium tangan Raya yang masih dia genggam. Sadar akan apa yang terjadi, Raya menarik tangannya dari Andro dan mendudukkan dirinya seketika. Wajah Raya memperlihatkan jelas ketakutannya. “Sayang, tenanglah. Ada apa?” “Pergi! Pergi kamu laki-laki jahat!” “Sayang, tenang!” “Aa! Jangan sentuh aku!” Raya histeris saat Andro hendak menyentuhnya, air matanya jatuh mengingat apa yang telah diperbuat laki-laki itu. “Sayang…” “Berhenti memanggilku seperti itu, kamu jahat!” Teriak Raya dengan air mata yang terus mengalir. Tatapan matanya memperlihatkan rasa sakit yang amat mendalam. “Raya…” “Keluar!” “Dengarkan penjelasanku dulu.” “Keluar!” “Aku mohon.” Tangan Andro terus ditepis, Raya eng
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

87 - Ide Andro

“Raya benci Andro, Oma.” “Oma tahu Sayang, Oma tahu. Oma tidak akan membelanya, sekarang yang kau perlukan hanyalah sembuh lebih dulu, pulihkan tenaga supaya bayi mu sehat. Ingat, kau sedang mengandung.” Raya diam tidak memberikan banyak respon, yang mana membuat Oma memilih untuk memberi ruang padanya. Oma duduk di sofa yang ada di kamar itu, menatap Raya yang tak bergerak seperti mayat hidup. Raya berjalan ke kamar mandi di tuntun oleh Jeta. ketika Raya masuk dan Jeta menunggu di luar, Oma memnaggil Jeta. “Jeta, apa dia mengatakan sesuatu padamu?” “Hanya beberapa kalimat tentang bagaimana dirinya membenci tuan muda, Nyonya.” Oma menarik napas dalam. “Apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin keduanya berpisah, tapi aku mengerti perasaan Ria. Dai pasti sakit hati.” “Saran saya, Nyonya Besar. Anda bantu pertemukan mereka sebentar saja. Beri pengertian pada Nona Muda agar mendengarkan penjelasan dari Tuan Muda.” Oma berdecak. “Aku saja enggan mendengar penjelasan bodohnya, apal
last updateLast Updated : 2023-04-22
Read more

88 - Boleh Pulang

Sore ini, Raya mendengar jika dirinya sudah boleh pulang. Namun Raya tidak ingin kembali ke kediaman Prakarsa. Ia berniat untuk kabur ketika tidak ada siapapun di kamarnya. Raya sangat sensitif akhir-akhir ini karena kehamilannya, selain itu, ada kejadian yang semakin mendorongnya ingin pergi menjauh. Raya tidak berpikir panjang, akal dan logikanya seolah lenyap oleh amarah sesaat. Dia lupa akan bayinya, dia melupakan nasib kedua anaknya kelak jika tanpa suaminya. Untuk saar ini, yang Raya inginkan hanya menjauh dari Andro. “Nona Muda, Anda mau kemana?” Tanya Jeta melihat Raya memasukkan beberapa kue ke dalam tas. “Nona Muda?” “Diam, Jeta, aku akan pergi dari sini. “Tidak. Hentikan Nona anda hanya akan memperburuk keadaan.” “Lepaskan aku!” “Nona Muda…” Jeta melepaskan tangannya. “Pikirkan anak-anak Anda, apa yang akan terjadi pada mereka kelak? Apa mereka akan hidup tanpa sosok Papanya? Apa anda tega melihat mereka terlantar. Harta memang bukan segalanya, Nona. Tapi setidaknya h
last updateLast Updated : 2023-04-23
Read more

89 - Memintamu

"Ria, kau membuang ponselmu?" Raya mengangguk, karena kesal dengan foto layarnya yang menampilkan keseksian Andro, Raya membuangnya begitu saja ponselnya keluar dari jendela mobil. "Bagaimana ini, Jeta? Sudah malam, kau bisa keluar membeli ponsel?" "Tidak apa, Oma. Raya bisa membelinya sendiri." "Sebenarnya, Nona Muda..." Jeta menggantungkan ucapannya. "Ada apa, Jeta?" Tanya Raya. "Katakan," ucap Oma menggertak. Jeta mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Ini adalah ponsel bekasku, setidaknya ini berfungsi dengan baik dan ju--" "Tidak apa, Jeta. Aku menyukainya, lagipula dengan begini pria itu tidak bisa melacak keberadaan ku. Terima kasih." Oma menatap miris ponsel jadul bermerk nama buah yang hanya memili satu slot sim itu. "Ria sayang..." "Oma tidak apa, aku mohon." Raya tahu apa yang ada dalam benak Oma. "Baiklah," ucap Oma menarik napas panjang. Setelah Jeta selesai berbenah, mereka akhirnya berpamitan. "Sayang..." "Oma, tidak apa. Di sini ada televisi," ucap Raya
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

90 - Frustasi

Andro tertidur di lantai dengan alkohol berserakan, puntung rokok masih tergeletak di berbagai sisi. Semua ini diluar kebiasaannya. Andro terbangun oleh suara dering ponsel. Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Andro segera mengangkatnya. "Hallo?" "Kak, ini aku Prabu." Dada Andro seketika berdetak kencang, dia benar benar tidak belum ingin berhubungan dengan adiknya ini dulu. "Berhenti menghubungiku." Andro enggan membahas hal lain, apalagi kini dirinya masih mengalami sisa sisa kemabukan. "Tunggu, Kak," ucap Prabu saat Andro hendak menutup telepon. "Aku harus mengatakannya sendiri pada is--" Andro memutuskan panggilan, dia menelentangkan tubuhnya merasa pening. Saat telpon kembali menyala, dan Andro tahu itu dari Prabu, Andro melempar ponselnya sampai mati. Dia berteriak kesal sebelum akhirnya berdiri. Andro merasa pusing, dia bergegas ke kamar mandi dengan langkah gontai. Menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya sungguh kacau. Tidak terlihat segar lagi, benar-bena
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status