“Tapi Paduko sepertinya terkena racun jahat si betina itu!” ujar si Balam Putiah.“Hentikan ucapan kasarmu itu,” ujar Rajo Bungsu, ia menyeka sisa lelehan darah di mulutnya. “Lorana!”“Duli Paduko,” si Balam Putiah menundukkan pandangannya.“Benteng Halimunan,” sahut sang raja, “bawa rekan kalian yang cidera itu menjauh!” ia melirik ke arah si Benteng Halimunan yang tadi dibanting oleh Puti Bungo Satangkai. “Pergilah, gadis itu tidak berniat mencelakaiku.”Enam Benteng Halimunan di dekat sang raja membungkukkan badan mereka, dua lainnya segera mendekati rekan mereka yang cidera, dan dalam sekedipan mata, kesembilannya telah menghilang dari pandangan semua orang.“Paduko,” ujar Datuk Sukat yang berusia sekitar 47 tahun. “Paduko sampai mutah darah seperti itu tadi, kami khawatir—”Rajo Bungsu mengangkat tangannya, dan itu sudah lebih daripada cukup untuk membuat Datuk Sukat diam, juga yang lainnya. Kini tatapannya tertuju kepada Bungo, ia masih di papah oleh dua dari Sembilan Cadiak Pan
Last Updated : 2022-09-16 Read more