“Bagaimana dengan penginapan?”“Aah, sayang sekali, Datuk,” ujar si pemilik warung. “Memang, kampung kami ini kawasan persinggahan, tapi belum ada satu pun warga yang membuka usaha penginapan.”“Tapi kalau seandainya Datuk terus menyusuri ke arah utara,” ujar si istri pula. “Perkampungan pertama yang akan Datuk temukan lebih ramai daripada di sini.”“Begitu, ya?” Talago mengangguk-angguk.“Dekat dengan sebuah pasar rakyat.”“Aah, saya mengerti. Terima kasih.”Setelah mereka selesai makan, Talago mengeluarkan sekeping koin emas, ia memberikan koin itu pada si pemilik warung.Si pemilik warung membelalak, ia melirik pada istrinya yang juga dalam kondisi yang sama.Semua itu, menjadi perhatian khusus bagi Bungo sendiri.“Ermm, maaf, Datuk,” ujar si pemilik warung. “Ini terlalu besar bagi kami. Apakah Datuk tidak punya uang yang lebih kecil?”Talago tersenyum lebar. “Saya tidak mengatakan kalian harus memberikan kembalian kepada saya.”“Maksud Datuk?”“Kalian simpan saja,” ujar Talago. “
Last Updated : 2022-08-31 Read more