"Mas, aku berangkat dulu ya?" Pamitku pada Mas Hadza begitu sudah selesai memoles wajah dengan make up. Sembari bercermin untuk memastikan jika penampilanku mengenakan pakaian baru nan indah pemberian Pak Akhtara secara cuma-cuma ini sudah pas sekali. "Hati-hati ya, Han. Jangan lupa berdoa dan kabari aku kalau udah sampai Maldives." "Oke, Mas Hadzaku sayang." Kemudian terdengar tawa lirihnya yang membuatku ikut tersenyum. "Selama aku nggak ada di kantor, jangan lirik-lirik cewek lain loh ya?" Aku memperingatkan. "Han, ini tuh kali kedua aku deket sama cewek. Dan syukurnya, aku nggak ada bakat jadi playboy atau sejenisnya." Ouwh .... so sweat. "Entah kalau kamu. Hayo??" Lah ... mengapa jadi senjata makan tuan? "Ye ... aku tuh juga setia loh, Mas. Buktinya, aku udah komitmen mau bantuin kamu ngembangin bisnis kuliner itu. Kok kamu jadi nganggepnya aku kayak playgirl sih, Mas?" Rencananya sepulang dari Maldives, aku akan memberikan suntikan modal untuk Mas Hadza. Semoga saja
Baca selengkapnya