"Afifah, mulai sekarang, Jihan udah pindah ke kamar saya. Pakaiannya tadi masih ada di koper. Tolong kamu masukin pakaiannya ke dalam lemari saya. Kalau masih ada barang-barangnya Jihan yang ada di kamar tamu, boleh kamu pindah ke kamar saya sekalian." Ucapan Pak Akhtara sontak membuat kedua mata Afifah berkedip cepat. Kemudian aku segera menundukkan kepala untuk menyembunyikan secuil kekesalanku. Bahkan sarapan yang ada di hadapanku kini terihat tidak menggugah selera. Mengapa sih, Pak Akhtara harus mengatakan itu pada Afifah?! Tanpa berkata pun, seiring berjalannya waktu dia pasti akan tahu kalau aku pada akhirnya satu kamar dengan Pak Akhtara. "Eh ... iya, Pak. Akan saya tata pakaiannya Mbak Jihan." "Makasih." "Semoga rumah tangganya langgeng sampai maut memisahkan, Pak, Mbak. Dan segera dikaruniai keturunan yang lucu, sehat, dan cerdas. Membanggakan keluarga." Pak Akhtara yang duduk di sebelahku langsung tertawa lebar. "Makasih banyak doanya, Fif. Kamu tulus banget doain
Read more