Home / Romansa / Cinta Sepesukuan / Kabanata 121 - Kabanata 130

Lahat ng Kabanata ng Cinta Sepesukuan: Kabanata 121 - Kabanata 130

148 Kabanata

Bab 121. Curhat Dengan Gita

“Kalau dari segi antara atasan dan bawahan memang nggak ada salahnya Kak kalau aku memenuhi ajakannya, tapi aku merasa seperti telah menghianati hubunganku dengan Kintani,” jelas Ridwan. “Memangnya kamu dan Anggelina terlibat hubungan khusus selain antara atasan dan bawahan?” “Nah, itu dia yang jadi inti permasalahannya Kak. Udah lama Anggelina memiliki perasaan yang berbeda itu padaku, bahkan hal itu ia sampaikan pada Bu Clara lalu Bu Clara menyampainya sama aku.” “Loh, kok kamu nggak pernah cerita?” Gita terkejut. “Maaf Kak, aku tadinya pengen ceritakan itu sama Kak Gita dan Bang Aldi. Tapi entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa nggak enak,” ujar Ridwan. “Kan aku dan Bang Aldi udah bilang jika ada apa-apa jangan sungkan untuk bicara, siapa tahu kami bisa memberi solusinya. Nah, kalau udah jauh begini kan jadi repot kamu nya.” “Iya juga sih Kak, aku menyesal memendamnya sendiri selama ini. Aku pikir bakal bisa mencari jalan ke luarnya tapi justru aku makin terjepit,” ulas Ridwa
last updateHuling Na-update : 2022-08-18
Magbasa pa

Bab 122. Berlibur Ke Bali

Sebuah bus jemputan khusus salah satu maskapai penerbangan berada di halaman rumah Pak Wijaya Kusuma, bus yang cukup besar itu hampir terisi penuh oleh keluarga besarnya. Putra-putri, menantu, cucu-cucu Pak Wijaya serta Ridwan juga telah berada di dalam bus itu, setelah semuanya siap bus itupun berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta. Seperti yang telah direncanakan sebelumnya akhir bulan itu seluruh keluarga besar Wijaya Kusuma akan berlibur ke Bali, Ridwan yang telah memutuskan untuk memenuhi ajakan Anggelina pun ikut serta di dalam pesawat dari Jakarta ke Denpasar itu. Sekitar kurang lebih 1 jam 45 menit tibalah pesawat yang ditumpangi keluarga besar Wijaya Kusuma itu di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dengan beberapa buah mobil khusus dari pihak hotel tempat mereka akan menginap pula rombongan keluarga besar itu di jemput dan dibawa dari bandara itu. Semuanya tampak suka cita karena berlibur ke tempat wisata nomor wahid di Indonesia itu, terlebih bagi Anggelina yang saat itu di dam
last updateHuling Na-update : 2022-08-19
Magbasa pa

Bab 123. Bak Petir Di Pagi Hari

Minggu pagi sekitar jam 9 lewat Pak Wisnu menerima kedatangan Pak Gindo di rumahnya, Paman Kintani itu datang sendiri tidak bersama istrinya. Di rumah itu pula hanya ada Pak Wisnu dan Bu Anggini, sementara Kintani hari minggu tetap pergi ke rumah sakit yang ia pimpin. “Tumben pagi-pagi datang berkunjung, Uda? Apa hari ini Uda Gindo panen?” tanya Pak Wisnu. “Iya Wisnu, makanya aku datang memberitahu kamu agar nanti sore buah sawit yang telah selesai di panen dan dikumpulkan di tepi jalan depan kebun kamu jemput,” jawab Pak Gindo. “Oh, seperti biasakan Uda jam 4 sore pekerja di kebun Uda Gindo itu udah selesai memanen dan mengumpulkan buah di pinggiran jalan depan kebun itu?” “Ya Wisnu, aku hari ini nggak bisa ke sana karena ada keperluan ke Kota Kabupaten.” “Nggak apa-apa Uda, nanti Uda Gindo tahu beres sajalah. Sepulang dari pabrik uangnya akan aku antar ke rumah Uda,” ujar Pak Wisnu. Rupanya setiap kali Pak Gindo memanen kelapa sawit di kebunnya, selalu diserahkan pada Pak Wisn
last updateHuling Na-update : 2022-08-20
Magbasa pa

Bab 124. Tangisanpun Meledak

Dengan penuh tanda tanya Kintani mengendarai mobil jazznya menuju rumah di iringi Pak Wisnu setelah Ayahnya itu menemuinya di rumah sakit dan memintanya segera pulang, saking sibuknya bekerja hingga sampai saat ini Kintani sama sekali tak menyadari jika handphonenya ketinggalan di rumah, karena memang saat sibuk pimpinan rumah sakit swasta di daerah itu jarang sekali fokus ke ponselnya. Begitu tiba di rumah Kintani perasaannya makin tidak enak, bukan karena dia melihat di ruang depan itu ada Paman kandungnya yaitu Pak Gindo yang duduk ditemani Ibunya melainkan sikap mereka yang terlihat begitu dinginlah yang membuat hatinya cemas. Kintani pamit sebentar untuk masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian, dan saat berganti pakaian itulah ia menyadari di dalam tas kecil yang selalu ia bawa tidak ditemukan ponselnya. Kintani bergegas memakai pakaiannya, lalu berjalan ke arah meja yang di sana terdapat televisi dia baru ingat kalau tadi pagi mencas ponselnya di meja itu. Ketiga orang yang
last updateHuling Na-update : 2022-08-21
Magbasa pa

Bab 125. Perjodohan Kintani Dan Romi

Sebuah mobil yang dikemudikan Pak Wisnu serta Pak Gindo yang duduk di sampingnya, tampak berhenti di halaman sebuah rumah di kenagarian MK. Kedua orang itu langsung turun dari mobil, begitu tiba di teras seorang wanita menyambut mereka. “Eh, Wisnu dan Uda Gindo. Mari silahkan masuk,” sapa wanita itu. “Terima kasih Uni,” ucap Pak Wisnu, lalu seiring dengan Pak Gindo ia pun masuk dan duduk di ruang tamu. “Sebentar aku buatkan minum dulu ya?” “Nggak usah Uni, kami nggak lama kok. Oh ya, Uda Rustam ke mana?” tanya Pak Wisnu. “Uda jam segini masih di kebun, paling nanti sore baru pulang. Memangnya ada apa Wisnu? Kok mau buru-buru gitu?” “Begini Uni Suci, kami langsung saja bicara tentang tujuan kami datang ke sini. Ini semua tentang anak-anak kita Ridwan dan Kintani..” “Ridwan dan Kintani? Memangnya ada permasalahan apalagi antara mereka? Bukankah semuanya sudah selesai?” potong Bu Suci, Ibu kandung Ridwan. “Ternyata Ridwan dan Kintani selama ini tanpa sepengetahuan kita masih menj
last updateHuling Na-update : 2022-08-22
Magbasa pa

Bab 126. Kesedihan Ridwan

Sore hari di kenagarian MK tepatnya di rumah kediaman orang tua Ridwan, Pak Rustam yang telah pulang dari kebun dan mandi duduk di ruang depan bersama istrinya. Untuk beberapa saat lamanya Bu Suci Ibu kandung Ridwan itu tampak ragu untuk mengatakan perihal kedatangan Pak Wisnu dan Pak Gindo tadi siang menemuinya, ia kuatir suaminya yang baru pulang dan tentu masih lelah itu akan terbawa emosi jika mendengar ceritanya. Namun jika tak dikatakan akan menjadi masalah yang lebih besar lagi nanti dan Pak Rustam akan lebih marah tentunya, akhirnya Bu Suci memberanikan diri untuk menceritakan semuanya. “Uda, tadi Wisnu dan Uda Gindo datang.” “Wisnu dan Gindo datang? Ada keperluan apa mereka ke sini?” tanya Pak Rustam dengan raut wajah kaget dan penasaran. “Aku harap Uda nggak marah jika yang akan aku sampaikan ini berkaitan dengan Ridwan,” pinta Bu Suci. “Iya katakan saja, memangnya ada apa antara mereka dan Ridwan?” “Begini Uda, mereka memberitahu kalau Ridwan dan Kintani selama ini ma
last updateHuling Na-update : 2022-08-23
Magbasa pa

Bab 127. Menanggapi Perasaan Anggelina

“Masya Allah, ternyata kamu benar-benar berhasil di rantau Nak,” Bu Suci berkata terdengar serak suaranya, karena tak dapat menahan haru hingga air matanya tak sadar jatuh membasahi kedua pipinya. “Benar Ridwan, Ayah bangga padamu. Hanya saja apa yang telah kamu lakukan dengan menjalin hubungan secara diam-diam kemarin itu dengan Kintani tetap tidak dibenarkan.” “Iya Ayah, sekali lagi aku minta maaf. Selain adat-istiadat yang menentang keras, mungkin juga ini semua takdir yang harus aku terima,” ucap Ridwan. “Siapa nama atasanmu itu, Ridwan?” tanya Bu Suci. “Anggelina Bu.” “Kok bisa atasanmu itu menaruh hati sama kamu?” “Aku juga nggak tahu dan menyangka Bu, melalui kepala bagian marketing yang juga atasanku di kantor, dia menyampaikan jika dia memiliki perasaan sama aku. Tapi sampai sekarang aku belum memberi tanggapan,” jawab Ridwan. “Loh, kamu nggak boleh menggantung perasaan orang. Kalau kamu memang memiliki perasaan yang sama segera ungkapkan, begitu pula sebaliknya. Janga
last updateHuling Na-update : 2022-08-24
Magbasa pa

Bab 128. Keputusan Yang Sulit

Ridwan bukan hanya sekedar menanggapi tentang perasaan Anggelina itu tapi juga menyetujui untuk hubungan itu kejenjang pernikahan, di restoran itu juga mereka sempat membahas tentang perbedaan keyakinan yang tentu saja akan menjadi salah satu masalah nantinya. Ridwan mengatakan jika berkaitan dengan keyakinan, dia tetap pada pendiriannya tidak akan berpindah agama. Jika Anggelina ingin segera melangsungkan pernikahan, Ridwan menyarankannya untuk berpindah dan satu keyakinan dengannya. Karena rasa sayang dan cinta wanita cantik bermata agak sipit itu begitu besar, Anggelina pun bersedia untuk ikut keyakinan Ridwan. Hanya saja hal itu tentunya harus ia sampaikan terlebih dahulu pada kedua orang tuanya yaitu Pak Wijaya dan Bu Wijaya, serta tak terkecuali juga seluruh keluarga besarnya. Ridwan setuju dan menunggu keputusan dari keluarga besarnya itu, bagi Ridwan dengan tidak menunda-nunda lagi akan menjadi solusi yang terbaik antara dia dan Kintani agar tak lagi sama-sama berharap. Mes
last updateHuling Na-update : 2022-08-25
Magbasa pa

Bab 129. Tak Direstui Bu Suci

Sepulang dari kantor Ridwan dan Anggelina mampir dulu di sebuah cafe yang tidak jauh dari kantor tempat mereka berkerja, ternyata pertemuan itu telah mereka janjikan tadi siang saat mereka tak punya waktu untuk makan siang bareng karena Ridwan kembali mendapat tugas kerja di luar. “Bagaimana, apakah kamu udah bicarakan semuanya sama Papa dan Mamamu Anggelina?” “Udah Bang, Papa dan Mama setuju-setuju aja kalau aku memilih untuk ikut keyakinan Bang Ridwan. Akan tetapi Opa dan Omaku nggak nyetujuinnya, kalau Bang Ridwan nggak bersedia ikut keyakinanku nggak apa-apa pernikahan kita akan tetap direstui mereka,” tutur Anggelina. “Maksudnya kamu tetap dengan keyakinanmu, aku juga tetap dengan keyakinanku begitu?” “Iya Bang, Opa dan Oma bilang begitu jika memang Bang Ridwan nggak bersedia masuk pada keyakinan kami,” ujar Anggelina menegaskan kembali. “Aku memang nggak akan bisa ikut dengan keyakinanmu Anggelina, tradisi dan adat-istiadatku kamu tahu sendiri kan?” “Iya Bang, orang Minang
last updateHuling Na-update : 2022-08-26
Magbasa pa

Bab 130. Air Mata Anggelina

Pagi itu Ridwan telat tiba di kantor, selain tadi karena bercakap-cakap dengan kedua orang tuanya melalui sambungan telpon juga disebabkan pikirannya yang kacau. Di kantor pun Ridwan tak begitu semangat bekerja seperti biasanya, keputusan kedua orang tuannya yang tak mengizinkan dan tak merestui dia menikah dengan Anggelina karena perbedaan keyakinan merupakan hal cukup berat baginya untuk memikirkannya sendiri. Ingin sekali ia curhat dengan Clara akan tetapi ia merasa percuma saja karena tidak akan mendapatkan solusi akan permasalahan pelik yang ia alami itu, mau tidak mau dia harus menyampaikan secara langsung pada Anggelina karena tidak baik pula hal itu di pendam sendiri dan disimpan berlarut-larut. Kembali Ridwan memutuskan untuk mengajak Anggelina makan siang bareng di restoran langganan mereka, di sanalah Ridwan dengan perasaan tak menentu mengungkapkan semuanya. “Hal yang ingin aku bicarakan saat ini, berkaitan dengan perbicanganku dengan kedua orang tuaku tadi pagi menyang
last updateHuling Na-update : 2022-08-27
Magbasa pa
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status