Home / Romansa / Cinta Sepesukuan / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Cinta Sepesukuan: Chapter 131 - Chapter 140

148 Chapters

Bab 131. Menemui Pak Wijaya

“Nggak bisa Anggelina seperti yang dikatakan Opa dan Omamu jika kalian ingin tetap menikah, kalian harus bersedia memeluk keyakinan masing-masing jika memang Ridwan nggak bisa masuk ke dalam agama dan keyakinan kita,” tegas Pak Wijaya. “Tapi Pa, ini untuk kebahagiaanku.” “Iya Papa tahu itu, Papa dan Mama tak masalah. Tapi Opa dan Omamu juga berhak mempertahankan keyakinan kita yang telah berlangsung secara turun-menurun,” ujar Pak Wijaya kembali menegaskan pada putrinya. “Papa dan Mama jahat, selama ini kalian selalu menyarankan aku agar segera mencari pasangan. Begitu aku menemui pria yang aku inginkan kalian tak bisa memperjuangkannya,” Anggelina bangkit dari duduknya lalu bergegas ke kamar sambil menangis. Pak Wijaya dan istrinya menghela napas yang terasa berat, mereka jadi serba salah karena memang sulit untuk mencari solusi akan permasalahan yang terjadi pada putrinya itu dan Ridwan. “Aku nggak tega juga melihat Anggelina begini, tapi aku juga nggak bisa menentang apa yang
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Bab 132. Resign Dari Kantor

Setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya melalui Clara, sejak hari itu Ridwan tak lagi bekerja dan menjadi karyawan di kantor perusahaan Anggelina. Clara tentu saja bingung dengan keputusan Ridwan itu, namun setelah Ridwan menjawab alasannya ingin kembali ke kampung dan membuka usaha di sana, Clara pun tak dapat berkata apa-apalagi karena memang ia tak dapat memaksanya untuk tetap bekerja di kantor itu. Lain halnya dengan Anggelina setelah membaca surat pengunduran diri Ridwan, wanita cantik bermata sipit itu terkejut dan tak langsung menghubungi Ridwan melalui sambungan telpon ponsel. Akan tetapi beberapa kali ia hubungi tak pernah diangkat oleh Ridwan, hal itu membuat Anggelina tak sabar lagi dan segera mengajak supirnya untuk berangkat menuju rumah Gita. Sementara Ridwan telah memberitahu Gita bahwa ia akan mengundurkan diri dari kantor tempat ia bekerja hari itu, dan meminta Gita jika ada telpon dari Anggelina atau mantan atasannya itu datang ke rumah menyebutkan dirinya pu
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Bab 133. Kintani Pergi Dari Rumah

Beberapa hari ini setiap tengah malam Kintani selalu bangun dan melaksanakan sholat tahajud memohon petunjuk pada yang kuasa, akan tetapi hingga malam terakhir karena besok siang setelah waktu sholat jum’at dia akan ditunangkan dengan Romi tak kunjung jua mendapat petunjuk apa-apa. Justru batinnya makin tersisa jika harus menuruti keinginan kedua orang tuanya menjodohkan dia dengan Romi putra dari Paman kandungnya itu, saat itu juga ia lekas-lekas berdiri dan melipat kembali mukena yang di pakai. Ia berjalan menuju meja yang ada di dalam kamarnya itu, kemudian mengambil secarik kertas HVS dan sebuah pena. Dengan tekad hati yang bulat ia menuliskan kata demi kata melalui tulisan di atas kertas itu, kemudian menaruhnya rapi-rapi di atas meja. Setelah itu ia mengambil koper yang biasa ia gunakan untuk manuruh pakaian jika hendak berpergian, di dalam koper itu ia memasukan pakaian-pakaian yang ia ingini. Belum di ketahui maksudnya apa melakukan semua itu, yang jelas sekarang ia menarik
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Bab 134. Paniknya Orang Tua Kintani

“Keterlaluan berani-beraninya dia pergi dari rumah tanpa sepengetahuan kita, ini pasti karena Ridwan hingga Kintani berani melawan kita..!” Pak Wisnu tak kuasa lagi menahan amarahnya. “Sudah Bang, jangan terus-teruskan menyalahkan Ridwan. Di surat itu kan Kintani bilang penyebabnya pergi dari rumah karena tak ingin dijodohkan dengan Romi nanti siang,” ujar Bu Anggini. “Iya tapi ini pasti ada kaitannya dengan Ridwan.” “Kaitan bagaimana bukankah sejak minggu yang lalu mereka udah nggak bisa berkomunikasi lagi, HP Kintani pun sekarang masih Abang sita,” Bu Anggini seperti tak rela jika semua yang terjadi kesalahan selalu ditujukan pada Ridwan yang memang tidak tahu menahu jika saat ini Kintani kabur dari rumahnya. “Apa kata Uda Gindo nanti jika tahu hal ini? Pasti dia sangat marah karena kita tak bisa menjaga Kintani, dia juga pasti menyalahkan kita karena pihak keluarga besar udah tahu semua hari ini Kintani dan Romi akan ditunangkan,” tutur Pak Wisnu. “Aku nggak perduli Uda Gindo
last updateLast Updated : 2022-09-02
Read more

Bab 135. Menemui Bu Indri

Sekitar jam 1 siang lewat Kintani baru terbangun dari tidurnya, rasa kantuk yang dialami saat perjalanan dengan bus ke Kota Padang itu semalam benar-benar membuat dirinya tidur pulas di kamar hotel yang ia sewa. Setelah mandi dan berganti pakaian ia pun turun ke lantai dasar hotel tempat di mana menyediakan segala macam menu makanan dan minuman untuk makan siang, sambil menikmati makan siang ia merenungi ke mana dia akan pergi menetap di kota itu. “Apakah aku harus kembali ke kos-kosanku dulu sembari melamar pekerjaan di kota ini? Rasanya nggak mungkin Ayah dan Ibu pasti akan menemukanku, atau aku cari kos-kosan yang lain saja?” pikir Kintani dalam hati. Ia terlihat kembali melanjutkan makan siangnya, setelah selesai dan duduk beberapa saat di sana, Kintani memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Di dalam kamar kembali gadis cantik itu bermenung, semua itu dikarenakan tekadnya yang belum benar-benar kuat akan ke mana ia harus pergi dan mencari tempat menetap di kota itu. Di saat ia
last updateLast Updated : 2022-09-03
Read more

Bab 136. Tak Menemukan Kintani

Sekitar jam 3 sore Pak Wisnu beserta rombongan tiba di Kota Padang, tujuan mereka tidak lain ke kos-kosan yang dulu pernah disewa dan dihuni Kintani saat masih kuliah di Falkultas Kedokteran Universitas A. Setelah memarkirkan mobilnya, Pak Wisnu langsung mendatangi satpam yang bertugas di samping kanan pagar pintu masuk ke bangunan kos-kosan bertingkat itu. “Eh, Pak Wisnu apa kabar?” rupanya satpam yang bertugas itu sangat mengenal Ayah Kintani itu, hingga dia yang dulu menyapa. “Alhamdulilah baik, Rudi.” “Sudah lama Pak Wisnu tak pernah datang, terlebih saat Kintani udah nggak ngekos lagi di sini. Kalau boleh tahu ada keperluan apa Pak Wisnu mampir?” tanya satpam yang bernama Rudi itu. “Kebetulan saja kami singgah, tadi ada keperluan di tempat lain. Kintani beberapa hari yang lalu ke Padang katanya mau kerja, kami pikir dia ngekosnya di sini ternyata nggak ada ya Rudi?” Pak Wisnu balik bertanya sembari menyembunyikan jika Kintani sebenarnya kabur dari rumah. “Nggak tuh Pak,” ja
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

Bab 137. Ridwan Ceritakan Semuanya

Siang itu di sebuah restoran Ridwan mengajak Anggelina untuk bertemu setelah tadi malam gadis cantik bermata agak sipit itu terlibat pertengkaran dengan Papanya, pertengkaran itu sendiri dipicu karena Anggelina menyangka resignnya Ridwan dari perusahaan karena ulah Papanya. Tentu saja Pak Wijaya Kusuma berusaha keras untuk menyakinkan putrinya itu bahwasanya dia sama sekali tak ikut campur dengan permasalahan antara dia dan Ridwan, Anggelina tak mau percaya begitu saja pasalnya resign Ridwan dari kantor secara mendadak membuatnya merasa aneh dan tak wajar. “Akhirnya Bang Ridwan mau juga bertemu denganku setelah beberapa hari ini sengaja menghilang, aku nggak habis pikir kenapa Bang Ridwan memutuskan untuk resign dari kantor?” tanya Anggelina mengawali percakapan mereka di restoran itu. “Aku sama sekali tak sengaja menghilang, kemarin itu aku harus pulang ke kampung karena ada urusan keluarga yang sangat penting. Hari ini aku sengaja nelpon kamu ngajak ketemuan untuk menjelaskan sem
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

Bab 138. Mencurigai Ridwan

Selepas ashar sekitar jam 4 sore Pak Wisnu dan Bu Anggini tiba di kenagarian MK sekembalinya dari Kota Padang tadi malam, mereka ke nagarian MK itu tidak lain untuk mengunjungi rumah kedua orang tua Ridwan yang kebetulan saat itu mereka berdua ada di rumah. Kedatangan Pak Wisnu dan Bu Anggini tentu saja membuat Pak Rustam dan Bu Suci terkejut, karena belum lama ini Ayah Kintani itu datang ke sana bersama Pak Gindo Paman kandung putri Bu Anggini itu. Meskipun terkejut dan penuh tanda tanya, namun dengan ramah Pak Rustam dan Bu Suci menerima kunjungan mereka dan mengajak serta mempersilahkan Pak Wisnu dan Bu Anggini duduk di ruang tamu. “Maaf sebelumnya Uda Rustam dan Uni Suci, aku datang kembali ke sini kali ini bersama Anggini,” ucap Pak Wisnu. “Hemmm, tidak apa-apa Wisnu pintu rumah ini selalu terbuka bagi siapa saja yang hendak bertamu,bukankah begitu Suci?” ujar Pak Rustam. “Benar Wisnu, meskipun jujur saja kami tadi sempat terkejut atas kedatanganmu kembali berkunjung ke sini
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

Bab 139. Minta Bantuan Ridwan

“Belum tahu Ridwan, kami saat ini benar-benar panik dan pusing memikirkannya ke mana Kintani itu pergi,” jawab Bu Anggini dengan nada lesu. “Ibu udah tanya sama teman-temannya?” “Teman-teman Kintani di sini udah kami tanya semuanya, tapi tak satupun di antara mereka yang tahu.” “Maksudku teman-teman kuliahnya dulu, seperti Dila dan Eva?” tanya Ridwan lagi. “Kami nggak tahu nomor kontak mereka, Ridwan. Tadinya sih kami memang kepikiran untuk bertanya sama mereka,” jawab Bu Anggini. “Aku akan hubungi mereka nanti Bu, bertanya tentang Kintani.” “Oh, jadi kamu punya nomor kontak Dila dan Eva?” “Iya Bu.” “Kalau gitu mohon dengan sangat bantuanmu Ridwan untuk menanyakan apakah Kintani ada di sana bersama mereka,” Bu Anggini mohon bantuan pada Ridwan. “Baik Bu, aku akan bantu mencaritahu tentang Kintani pada mereka atau pada yang lainnya.” “Kami ucapkan terima kasih sebelumnya Ridwan, atas kesediaanmu membantu kami mencaritahu tahu di mana Kintani. Sekali lagi maafkan atas dugaan k
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Bab 140. Keberadaan Kintani Diketahui

3 bulan kemudian.... Minggu pagi sekitar jam 10 Ridwan beserta Gita sekeluarga pergi ke sebuah rumah mewah yang sangat besar dengan perkarangan depan dan belakang juga luas, lokasi rumah itu tidak jauh dari rumah Gita karena berada satu kompleks. Mereka berangkat dengan mengendarai mobil pajero sport milik dan kemudikan oleh Ridwan, mobil itu Ridwan ambil sekitar satu minggu yang lalu di show room usahanya sendiri. Melihat dari fisik bangunan rumah mewah yang mereka tuju ditasir biaya pembuatannya hampir 350 milyar, lalu apa tujuan Ridwan beserta Gita sekeluarga ke sana? Setelah memarkirkan mobil pajero sport di halaman rumah mewah itu, Ridwan beserta Gita sekeluarga pun turun lalu berjalan ke teras. Saat tiba di depan pintu Ridwan bukannya mengetuk atau memencet bel yang ada, melainkan merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah kunci lalu dengan santainya membuka pintu rumah mewah itu. “Mari Kak, Bang kita masuk,” ajak Ridwan, Gita dan Aldi mengangguk seraya tersenyum lalu
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status