Home / Romansa / Cinta Sepesukuan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Cinta Sepesukuan: Chapter 111 - Chapter 120

148 Chapters

Bab 111. Minta Bantuan Clara

“Kriiiiiing....! Kriiiiiiing..! Kriiiiiiiing..!” suara telepon kabel berbunyi. “Hallo, selamat siang.” “Selamat siang Bu Clara,” sapa seorang wanita di sambungan telepon kabel itu. “Oh, ternyata Bu Anggelina. Ada apa, Bu?” “Bisa minta waktunya sebentar Bu untuk datang ke ruangan saya?” “Oh, tentu saja Bu. Saya akan segera ke sana sekarang,” Kepala bagian marketing itu segera meninggalkan ruangannya menuju ruangan direktur di lantai atas. Setibanya di dalam ruangan direktur perusahaan itu Clara di persilahkan duduk di depan meja berhadap-hadapan dengan Anggelina, Kepala bagian marketing itu tentu saja penasaran kenapa tiba-tiba saja atasannya meminta dia menghadap. “Apakah laporan saya bulan ini ada yang salah, Bu?” tanya Clara. “Hemmm, tidak ada. Semua yang Bu Clara laporkan sudah benar dan sesuai dengan laporan dari bagian lainnya, Saya hanya ingin mengajak Bu Clara sebentar lagi makan siang bersama,” tutur Anggelina tersenyum, sementara Clara makin penasaran karena tak biasa
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

Bab 112. Munculnya Masalah Baru

Seminggu sudah Kintani berada di kampungnya di kenagarian P, selama itu pula antara Kintani dan Ridwan belum pernah sekalipun komunikasi melalui panggilan di ponsel mereka. Jika ingin berkomunikasi paling hanya melalui pesan singkat di WA, hal itu di karenakan mereka kuatir ketahuan oleh Pak Wisnu dan Bu Anggini. Seperti halnya malam itu saat berada di kamar, Kintani mengawali mengirimkan pesan singkatnya kepada Ridwan. “Uda udah pulang kerja?” tanya Kintani lewat pesan singkatnya. “Udah.” “Kok tumben jam 8 udah pulang? Biasanya Uda tiba di rumah kadang setengah 10 malam,” kembali Kintani bertanya. “Kami pulang kerja memang nggak selalu jam 9 malam dari pasar, kadang kalau nggak terlalu ramai seperti hari ini kami akan pulang lebih cepat dari sebelumnya,” balas Ridwan yang masih menyembunyikan jika dirinya sekarang bekerja di kantor sebuah perusahaan besar. “Oh gitu, Uda Ridwan udah makan malam?” “Udah tadi bareng Bang Randi. Gimana kabarmu udah seminggu di kampung?” Ridwan ba
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more

Bab 113. Senyuman Penuh Arti

Siang itu Ridwan tengah berada di luar kantor, karena di bagian marketing memang tidak melulu bekerja di dalam ruangan perusahaan itu saja melainkan juga sesekali waktu melakukan kegiatan di luar. Hampir setahun sudah Ridwan mengabdikan dirinya di perusahaan besar milik Anggelina itu dan tak terhitung kalinya pula ia melakukan tugas berbagai macam kegiatan di luar, seperti promo dan bertemu dengan distributor-distributor perusahaan di berbagai daerah. Selama itu pula Ridwan bukan hanya di kenal oleh orang-orang yang berkaitan dengan perusahaan tempat ia bekerja itu, tapi juga dari perusahaan lain serta pengusaha-pengusaha kalangan menengah dan atas. Ridwan sendiri saat ini di samping bekerja sebagai staf marketing juga membuka usaha di luar dengan gaji yang cukup besar ia terima setiap bulan serta bonus-bonus yang kerap ia dapatkan dari perusahaan, di antaranya saat ini Ridwan telah memiliki beberapa toko berbagai macam produk serta sebuah show room mobil yang tentunya dijalani ole
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Bab 114. Romi Berkunjung

Karena tidak ada jam mengajar sore, maka Romi langsung pulang setelah zhuhur. Makan siangnya pun yang biasa di luar dekat gedung sekolah, sekarang di sempatkan makan siang bersama kedua orang tuannya di rumah. “Hari ini nggak ada jam mengajar sore ya Romi makanya pulang lebih awal?” tanya Bu Rani di sela-sela makan siang bersama di ruangan tengah. “Iya Bu, aku langsung pulang aja sembari nyempetin makan siang bareng sama Ayah dan Ibu di rumah.” “Sudah seminggu lebih Kintani di sini kamu nggak pernah datang berkunjung ke sana, kenapa?” kali ini Pak Rustam yang bertanya. “Nggak apa-apa Ayah, aku hanya segan saja kalau sering-sering berkunjung. Soalnya sewaktu Kintani masih kuliah aku juga jarang mengunjungi rumah Bi Anggini,” jawab Romi. “Nah, ini kesempatan baik buat kamu untuk membiasakan diri sering-sering berkunjung ke sana. Ayah yakin lama-lama Bibi dan Pamanmu itu bakal berusaha untuk membantumu lebih dekat dengan putri mereka,” ujar Pak Rustam. “Ayah, Kintani itu udah dewas
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Bab 115. Di Acara Pesta Keysa

Di senja minggu menjelang malam di sebuah kamar yang mewah, seorang dara jelita tengah berdandan dengan busana pesta pilihan terbaiknya. Busana itu lebih terkesan sederhana baik dari corak maupun harganya tidak semewah dan semahal busana yang lain, akan tetapi dengan berpenampilan memakai gaun sederhana gadis itu semakin terlihat cantik dan mempesona. Beberapa menit kemudian ia pun ke luar dari kamar bersiap untuk berangkat ke suatu tempat, pada saat turun dari lantai atas dan melintas di ruang tengah seorang wanita hampir berumur 50 tahun namun masih terlihat muda yang duduk di ruangan itu tertegun. “Wah, luar biasa sekali cantikmu memakai busana itu Anggelina. Baru kali ini Mama melihatmu se anggun begitu, mau ke pestanya Keysa ya?” “Iya Ma, bentar lagi aku berangkat.” Dara jelita yang tidak lain adalah Anggelina Wijaya duduk di samping wanita yang di panggilnya Mama itu, Bu Wijaya masih tertegun memandang betapa cantik dan cocok sekali putri bungsunya memakai gaun pesta yang di
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Bab 116. Pernikahan Randi Dan Ranti

5 Bulan kemudian....... Randi telah memutuskan untuk pulang ke Padang menikah dengan Ranti, itu artinya dia tidak akan lagi bekerja di toko kakaknya itu melainkan menetap di Kota Padang bersama istrinya nanti. Sebelumnya Randi telah membeli sebuah ruko di Pasar Raya Padang untuk ia jadikan tempat usaha, seluruh keluarga Gita termasuk Ridwan hari itupun pulang ke Kota Padang. Acara resepsi pernikahan Randi dan Ranti cukup meriah, di samping di hadiri keluarga besar Ranti juga banyak dari para sahabatnya sesama pegawai negeri di instansi tempat ia dinas. Ranti sepakat untuk tinggal bersama di rumah Pak Hendra dan Bu Indri keduan orang tua Randi, karena menimbang di rumah kedua orang tua Randi itu tidak ada siapa-siapa selain Pak Hendra dan Bu Indri saja. Sementara Ranti masih memiliki dua orang adik yang dapat menemani kedua orang tuanya di rumah, yang satu pria saat ini tengah kuliah dan yang satu lagi wanita duduk di bangku SMA kelas 2. Sejatinya menurut adat-istiadat Minangkabau
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

Bab 117. Dokter Adelia

Dua bulan sudah rumah sakit yang di pimpin Kintani beroperasi, dalam waktu yang terbilang masih baru putri Pak Wisnu itu terbilang sukses dalam mengelolanya terlihat dari antusias warga di sana yang datang berkunjung. Bukan hanya fasilitas dan peralatan rumah sakit itu saja yang lengkap, tapi juga dari segi pelayanan yang sangat memuaskan hingga membuat pasien merasa senang dan nyaman. Puluhan tenaga kerja di berbagai bidang terutama bidang kesehatan sesuai dengan keahlian masing-masing diperkerjakan di sana, manajemen yang juga tertata baik menjadikan rumah sakit yang di pimpin Kintani itu rumah sakit swasta terbaik di daerah itu. Sosok Kintani pun sangat humbel pada seluruh karyawan di sana, meskipun sebagai pimpinan dia sama sekali tak terlihat menonjolkan dirinya. Itulah salah satu sikap yang membuatnya sangat dihormati, mulai dari cleaning servis hingga dokter ahli di rumah sakit itu. Gaji karyawan di sana juga sesuai dengan UMR daerah setempat dan disesuaikan pula dengan tin
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

Bab 118. Bicara Soal Perjodohan

Meskipun keluarga Pak Wisnu merupakan golongan orang terkaya di kenagarian P, akan tetapi di kediamannya tak ada pembantu yang umum terlihat di rumah-rumah mewah milik orang kaya. Itu bukan karena mereka tak mau mengeluarkan uang untuk menyewa pembantu rumah tangga, akan tetapi sudah menjadi kebiasaan mereka segala sesuatunya yang bisa dikerjakan sendiri akan mereka kerjakan. Terlebih dari segi memasak wanita Minang akan janggal dipandang jika tak pandai memasak sejak mereka remaja apalagi sampai berumah tangga, sekaya apapun mereka jika dalam hal memasak mereka tidak bisa tetap saja terlihat sumbang dalam kehidupan bermasyarakat di kampung. Tak terkecuali pula Bu Anggini dan Kintani yang sudah sangat terampil dalam hal memasak segala masakan khas Minang, meskipun pada masa sekarang segala sesuatunya serba canggih dan mudah akan tetapi masakan khas tetap berpedoman pada leluhur agar cita-rasa tetap sempurna. Makanya disaat acara pertunangan tak jarang pertanyaan pertama dari pihak
last updateLast Updated : 2022-08-15
Read more

Bab 119. Berbeda Keyakinan

Minggu sore di kediaman Pak Wijaya Kusuma tampak ramai, di ruangan tengah terlihat beberapa orang berkumpul mulai dari orang dewasa sampai dengan anak-anak. Rupanya saat itu Pak Wijaya Kusuma sedang mengadakan acara berkumpulnya seluruh keluarga besar, putra-putri mereka, menantu dan juga cucu-cucu mereka. Acara itu sendiri rutin dilakukan keluarga besar Wijaya Kusuma hanya saja tak ditentukan tanggal dan hari tertentu seperti hari perayaan ulang tahun, kapan saja seluruh keluarganya memiliki kesempatan saat itulah Papa Anggelina Wijaya memutuskan untuk berkumpul di rumah mewah itu. Seluruh putra-putri, menantu dan cucu-cucu Pak Wijaya Kusuma hadir di sana. Baik yang berada di dalam maupun yang tinggal di luar negeri, tentu hal itu merupakan momen yang sangat membahagiakan karena kebersamaan itu tak selalu terwujud setiap saat. Acara itu sendiri hanya sekedar berkumpul, ngobrol dan makan bersama. Intinya tidak ada acara khusus seperti halnya ulang tahun, pesta pernikahan atau hal-h
last updateLast Updated : 2022-08-16
Read more

Bab 120. Merasa Berhutang Budi

Sulitnya memberi tanggapan membuat Ridwan diduga juga mencintai Anggelina, itu terlihat setiap kali bertemu seolah-olah Ridwan membiarkan sikap manja putri Pak Wijaya Kusuma itu padanya. Ridwan juga tak pernah menolak setiap kali atasannya itu mengajak jalan, hal itu tentu semakin membuat dirinya serba salah. Bukan karena Anggelina sebagai atasannya di kantor saja, tapi budi jasanya selama ini yang telah mengangkat martabatnya dari seorang pria yang hanya berijasah SMK dan bekerja di toko di lingkungan pasar, kini menjadi seorang staf marketing di perusahaan terbesar di Jakarta. Bukan hanya itu saja berkat bekerja di kantor perusahaan Anggelina dengan gaji yang setara dengan kepala bagian, Ridwan juga sekarang telah terbilang sukses menjadi seorang pengusaha muda dari usaha-usaha yang ia ciptakan di luar pekerjaannya di kantor. Berkat budi baik itulah Ridwan tak berani memberi tanggapan dengan mengatakan jika dirinya tidak dapat menerima perasaan sayang dari Anggelina, karena meman
last updateLast Updated : 2022-08-17
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status