Home / Romansa / Cinta Sepesukuan / Bab 135. Menemui Bu Indri

Share

Bab 135. Menemui Bu Indri

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2022-09-03 02:03:06

Sekitar jam 1 siang lewat Kintani baru terbangun dari tidurnya, rasa kantuk yang dialami saat perjalanan dengan bus ke Kota Padang itu semalam benar-benar membuat dirinya tidur pulas di kamar hotel yang ia sewa.

Setelah mandi dan berganti pakaian ia pun turun ke lantai dasar hotel tempat di mana menyediakan segala macam menu makanan dan minuman untuk makan siang, sambil menikmati makan siang ia merenungi ke mana dia akan pergi menetap di kota itu.

“Apakah aku harus kembali ke kos-kosanku dulu sembari melamar pekerjaan di kota ini? Rasanya nggak mungkin Ayah dan Ibu pasti akan menemukanku, atau aku cari kos-kosan yang lain saja?” pikir Kintani dalam hati.

Ia terlihat kembali melanjutkan makan siangnya, setelah selesai dan duduk beberapa saat di sana, Kintani memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Di dalam kamar kembali gadis cantik itu bermenung, semua itu dikarenakan tekadnya yang belum benar-benar kuat akan ke mana ia harus pergi dan mencari tempat menetap di kota itu.

Di saat ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Sepesukuan   Bab 136. Tak Menemukan Kintani

    Sekitar jam 3 sore Pak Wisnu beserta rombongan tiba di Kota Padang, tujuan mereka tidak lain ke kos-kosan yang dulu pernah disewa dan dihuni Kintani saat masih kuliah di Falkultas Kedokteran Universitas A. Setelah memarkirkan mobilnya, Pak Wisnu langsung mendatangi satpam yang bertugas di samping kanan pagar pintu masuk ke bangunan kos-kosan bertingkat itu. “Eh, Pak Wisnu apa kabar?” rupanya satpam yang bertugas itu sangat mengenal Ayah Kintani itu, hingga dia yang dulu menyapa. “Alhamdulilah baik, Rudi.” “Sudah lama Pak Wisnu tak pernah datang, terlebih saat Kintani udah nggak ngekos lagi di sini. Kalau boleh tahu ada keperluan apa Pak Wisnu mampir?” tanya satpam yang bernama Rudi itu. “Kebetulan saja kami singgah, tadi ada keperluan di tempat lain. Kintani beberapa hari yang lalu ke Padang katanya mau kerja, kami pikir dia ngekosnya di sini ternyata nggak ada ya Rudi?” Pak Wisnu balik bertanya sembari menyembunyikan jika Kintani sebenarnya kabur dari rumah. “Nggak tuh Pak,” ja

    Last Updated : 2022-09-04
  • Cinta Sepesukuan   Bab 137. Ridwan Ceritakan Semuanya

    Siang itu di sebuah restoran Ridwan mengajak Anggelina untuk bertemu setelah tadi malam gadis cantik bermata agak sipit itu terlibat pertengkaran dengan Papanya, pertengkaran itu sendiri dipicu karena Anggelina menyangka resignnya Ridwan dari perusahaan karena ulah Papanya. Tentu saja Pak Wijaya Kusuma berusaha keras untuk menyakinkan putrinya itu bahwasanya dia sama sekali tak ikut campur dengan permasalahan antara dia dan Ridwan, Anggelina tak mau percaya begitu saja pasalnya resign Ridwan dari kantor secara mendadak membuatnya merasa aneh dan tak wajar. “Akhirnya Bang Ridwan mau juga bertemu denganku setelah beberapa hari ini sengaja menghilang, aku nggak habis pikir kenapa Bang Ridwan memutuskan untuk resign dari kantor?” tanya Anggelina mengawali percakapan mereka di restoran itu. “Aku sama sekali tak sengaja menghilang, kemarin itu aku harus pulang ke kampung karena ada urusan keluarga yang sangat penting. Hari ini aku sengaja nelpon kamu ngajak ketemuan untuk menjelaskan sem

    Last Updated : 2022-09-05
  • Cinta Sepesukuan   Bab 138. Mencurigai Ridwan

    Selepas ashar sekitar jam 4 sore Pak Wisnu dan Bu Anggini tiba di kenagarian MK sekembalinya dari Kota Padang tadi malam, mereka ke nagarian MK itu tidak lain untuk mengunjungi rumah kedua orang tua Ridwan yang kebetulan saat itu mereka berdua ada di rumah. Kedatangan Pak Wisnu dan Bu Anggini tentu saja membuat Pak Rustam dan Bu Suci terkejut, karena belum lama ini Ayah Kintani itu datang ke sana bersama Pak Gindo Paman kandung putri Bu Anggini itu. Meskipun terkejut dan penuh tanda tanya, namun dengan ramah Pak Rustam dan Bu Suci menerima kunjungan mereka dan mengajak serta mempersilahkan Pak Wisnu dan Bu Anggini duduk di ruang tamu. “Maaf sebelumnya Uda Rustam dan Uni Suci, aku datang kembali ke sini kali ini bersama Anggini,” ucap Pak Wisnu. “Hemmm, tidak apa-apa Wisnu pintu rumah ini selalu terbuka bagi siapa saja yang hendak bertamu,bukankah begitu Suci?” ujar Pak Rustam. “Benar Wisnu, meskipun jujur saja kami tadi sempat terkejut atas kedatanganmu kembali berkunjung ke sini

    Last Updated : 2022-09-06
  • Cinta Sepesukuan   Bab 139. Minta Bantuan Ridwan

    “Belum tahu Ridwan, kami saat ini benar-benar panik dan pusing memikirkannya ke mana Kintani itu pergi,” jawab Bu Anggini dengan nada lesu. “Ibu udah tanya sama teman-temannya?” “Teman-teman Kintani di sini udah kami tanya semuanya, tapi tak satupun di antara mereka yang tahu.” “Maksudku teman-teman kuliahnya dulu, seperti Dila dan Eva?” tanya Ridwan lagi. “Kami nggak tahu nomor kontak mereka, Ridwan. Tadinya sih kami memang kepikiran untuk bertanya sama mereka,” jawab Bu Anggini. “Aku akan hubungi mereka nanti Bu, bertanya tentang Kintani.” “Oh, jadi kamu punya nomor kontak Dila dan Eva?” “Iya Bu.” “Kalau gitu mohon dengan sangat bantuanmu Ridwan untuk menanyakan apakah Kintani ada di sana bersama mereka,” Bu Anggini mohon bantuan pada Ridwan. “Baik Bu, aku akan bantu mencaritahu tentang Kintani pada mereka atau pada yang lainnya.” “Kami ucapkan terima kasih sebelumnya Ridwan, atas kesediaanmu membantu kami mencaritahu tahu di mana Kintani. Sekali lagi maafkan atas dugaan k

    Last Updated : 2022-09-08
  • Cinta Sepesukuan   Bab 140. Keberadaan Kintani Diketahui

    3 bulan kemudian.... Minggu pagi sekitar jam 10 Ridwan beserta Gita sekeluarga pergi ke sebuah rumah mewah yang sangat besar dengan perkarangan depan dan belakang juga luas, lokasi rumah itu tidak jauh dari rumah Gita karena berada satu kompleks. Mereka berangkat dengan mengendarai mobil pajero sport milik dan kemudikan oleh Ridwan, mobil itu Ridwan ambil sekitar satu minggu yang lalu di show room usahanya sendiri. Melihat dari fisik bangunan rumah mewah yang mereka tuju ditasir biaya pembuatannya hampir 350 milyar, lalu apa tujuan Ridwan beserta Gita sekeluarga ke sana? Setelah memarkirkan mobil pajero sport di halaman rumah mewah itu, Ridwan beserta Gita sekeluarga pun turun lalu berjalan ke teras. Saat tiba di depan pintu Ridwan bukannya mengetuk atau memencet bel yang ada, melainkan merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah kunci lalu dengan santainya membuka pintu rumah mewah itu. “Mari Kak, Bang kita masuk,” ajak Ridwan, Gita dan Aldi mengangguk seraya tersenyum lalu

    Last Updated : 2022-09-10
  • Cinta Sepesukuan   Bab 141. Ridwan Ke Padang

    Pagi-pagi sekali Ridwan telah bangun setelah mempersiapkan segala sesuatunya yang akan dibawa ke Bandara menuju Kota Padang, tak beberapa menit setelah Ia pun sarapan dengan Gita, Aldi dan Nisa di meja makan di ruangan tengah lantai bawah. “Sementara kamu akan ke Padang siapa yang kamu suruh untuk tinggal di rumahmu itu, Ridwan?” tanya Gita. “Setelah aku pikir-pikir lagi apa tidak sebaiknya Kak Gita dan juga Bang Aldi tinggal di sana aja, sementara rumah ini bisa disewakan nantinya,” usul Ridwan. “Hemmm, nggaklah Ridwan. Rumah itu milikmu dan kamu cepat atau lambatnya pasti akan menikah juga,” ujar Gita. “Loh, nggak jadi masalah. Rumah itu terlalu besar bisa didiami beberapa kepala keluarga, lagian kalian kan bukan orang lain lagi bagi aku.” “Iya sih, tapi biar kami tinggal di sini aja. Kalau memang belum ada yang kamu minta untuk menjaga rumah itu selama kamu pergi ke Padang ada baiknya kamu mencari satpam untuk berjaga-jaga di sana,” saran Gita. “Ya Kak, aku memang mempunyai r

    Last Updated : 2022-09-12
  • Cinta Sepesukuan   Bab 142. Kintani Terkejut Melihat Ridwan

    “Aneh juga kenapa tiba-tiba saja kedua orang tua Kintani meminta tolong sama kamu,” Pak Hendra heran. “Awalnya sih saat hari pertama Kintani pergi dari rumah, mereka sempat curiga kalau aku yang meminta Kintani pergi dari rumah itu dan menyusulku ke Jakarta. Tapi setelah aku jelasin bahwa aku sama sekali tak mengetahui bahkan Kintani tak tahu alamatku di Jakarta, mereka pun yakin dan malahan meminta nomor kontak dan bantuanku untuk mencari keberadaan Kintani,” jelas Ridwan. “Jadi begitu cerita, Bapak pikir mereka langsung minta tolong sama kamu untuk mencari Kintani.” “Ya nggaklah Pak, mereka kan nggak tahu nomor kontakku gimana mereka bisa minta tolong. Mereka datang ke rumah Ayah dan Ibu di kampung dan dari situlah mereka mengetahui nomor kontak dan minta tolong sama aku,” tutur Ridwan. Sore hari sekitar jam 5 lewat apa yang dikatakan Bu Indri pun benar adanya, seorang wanita cantik memakai pakaian kerja putih-putih tampak memasuki halaman rumah kedua orang tua angkat Ridwan itu

    Last Updated : 2022-09-13
  • Cinta Sepesukuan   Bab 143. Memberitahu Keberadaan Kintani

    “Bapak tahu ini hal yang sulit terutama bagi kamu Kintani, tapi keberadaanmu di sini harus tetap diberitahu pada Ayah dan Ibumu di kampung. Apalagi Ibumu sekarang jatuh sakit karena sudah 3 bulan lamanya tak ada kabar tentang kamu setelah pergi dari rumah,” tutur Pak Hendra. “Tapi Pak kalau diberitahu aku ada di sini, kedua orang tuaku itu pasti akan datang dan membawaku pulang. Itu artinya aku akan tetap dijodohkan dengan pria yang sama sekali nggak aku cintai,” ujar Kintani. “Kamu tenang saja Kintani, Bapak akan membelamu nantinya jika mereka datang ke sini. Tujuan utama memberitahu keberadaanmu di sini untuk kesembuhan Ibumu, jika memang kamu tidak ingin pulang dengan alasan akan dijodohkan dan mereka nanti memaksa Bapak tidak akan membiarkannya,” tegas Pak Hendra. “Ya Kintani, Ibu juga akan membelamu. Ridwan, sekarang kamu telpon kedua orang tua Kintani. Beritahu saja jika Kintani ada di sini,” ujar Bu Indri, Ridwan mengangguk lalu meraih ponsel yang ia taruh di meja. “Hallo,

    Last Updated : 2022-09-14

Latest chapter

  • Cinta Sepesukuan   Bab 148. Pernikahan Kintani Dan Ridwan

    “Aku nggak menyangka sekeras itu keinginanmu Kintani hingga kamu berani menentang adat-istiadat kita yang telah diwarisi turun-temurun dari para leluhur, Aku juga tak mengerti mengapa kalian sebagai orang tuanya mendukung hal yang dapat membuat keluarga besar kita ini akan dipandang buruk di dalam kaum suku caniago,” tutur Pak Gindo. “Kami juga sama sekali tak menginginkan ini terjadi Uda Gindo, akan tetapi kami pun tak bisa melawan takdir dari Allah SWT. Kintani dan Ridwan nampaknya takan bisa dipisahkan lagi, jika Uda menyalahkan kami dalam hal ini kami akan terima asal Kintani bahagia dengan pria pilihannya,” ujar Bu Anggini pasrah. “Ya, semua ini adalah kesalahan kita termasuk Uda Gindo selaku Paman kandung Kintani yang sejak awal tak pernah memberi penjelasan tentang pemahaman adat-istiadat kita secara detil. Terjalinnya hubungan kasih antara Kintani dan Ridwan sedari semula merupakan titik awal semua ini terjadi, jika harus menanggung malu karena adat-istiadat kita semua tentun

  • Cinta Sepesukuan   Bab 147. Ketenggangan Di Rumah Kintani

    Kabar kepulangan Kintani ke rumah orang tuanya pagi itu diketahui oleh Pak Gindo melalui sambungan telpon yang disampaikan oleh Bu Anggini, tentu saja Paman kandung dokter muda cantik itu segera datang bersama keluarganya. Pak Gindo berfikir Kintani pulang karena menyadari kesalahan telah menentang keinginan mereka untuk menjodohkannya dengan Romi, makanya Pak Gindo begitu semangat pagi itu membawa putra dan istrinya menemui Kintani. “Assalamualaikum,” ucap Pak Gindo saat tiba di depan pintu rumah Pak Wisnu. “Waalaikum salam,” sahut Pak Wisnu sekeluarga yang pagi itu duduk di ruangan depan. Pak Wisnu dan Bu Anggini menghampiri mereka lalu mempersilahkan duduk di ruangan depan itu, sementara Kintani ke belakang membuatkan minum. “Alhamdulillah jika Kintani udah kembali Wisnu, kami turut cemas karena lebih dari 3 bulan nggak ada kabarnya,” ucap Pak Gindo. “Ya, Alhamdulillah Uda. Akhirnya Kintani dapat ditemukan dan kami bawa pulang ke rumah ini,” ucap Pak Wisnu pula. “Ditemukan d

  • Cinta Sepesukuan   Bab 146. Rencana Pernikahan

    Jam 9 malam mobil yang dikemudikan Pak Wisnu dengan Ridwan duduk di sebelahnya sementara Kintani bersama Ibunya di belakang, tiba di kenagarian MK tepatnya di rumah kedua orang tua Ridwan. Pak Rustam dan Bu Suci serta Fitria terkejut melihat mobil Pak Wisnu datang kembali berkunjung, mereka lebih terkejut lagi ketika melihat Ridwan juga turun dari mobil itu. “Assalamualaikum,” ucap Pak Wisnu, Ridwan, Kintani dan Bu Anggini begitu tiba di teras rumah di hadapan Pak Rustam sekeluarga. “Waalaikum salam, ada apa ini kenapa Ridwan juga ada bersama kalian?!” sahut Pak Rustam diiringi rasa kaget dan penasarannya. “Hemmm, sabar Ayah. Sebaiknya kita persilahkan Pak Wisnu dan keluarga masuk dulu,” ujar Ridwan. “Oh iya, silahkan masuk Wisnu dan yang lainnya,” ajak Pak Rustam. Mereka pun duduk bersama di ruangan depan, sementara Fitria Adik kandung Ridwan ke belakang membuatkan minum. “Sangat menganggetkan dan mengherankan kenapa kamu bisa bersama Pak Wisnu dan keluarga, Ridwan?” tanya Pak

  • Cinta Sepesukuan   Bab 145. Direstui Orang Tua Kintani

    Bu Anggini langsung menoleh ke arah Pak Wisnu, ia berfikir suaminya itu akan marah mendengar penuturan Kintani yang menegaskan jika masalah dia tak ingin pulang bukan hanya karena perjodohannya dengan Romi saja melainkan juga karena tak ingin dipisahkan lagi dengan Ridwan. “Kintani, ini nggak akan mudah terlaksana meskipun kami berdua akan merestui kalian. Sanksi adat kita sangat berat bukan saja kalian akan terbuang dari adat tapi juga harta pusaka keluarga tidak akan bisa diwariskan terutama pada kamu Kintani,” jelas Pak Wisnu sambil menarik napas dalam-dalam. “Ayah, apapun itu sanksinya aku siap menerimanya termasuk tak mendapatkan harta warisan keluarga. Bagiku harta bukanlah segalanya karena bisa dicari asalkan mau berusaha,” Kintani kembali menegaskan. “Tapi dalam berumah tangga tak cukup hanya atas dasar cinta dan kasih sayang saja,” ujar Pak Wisnu. “Nggak apa-apa Ayah, meskipun nanti kami hidup apa adanya yang terpenting kami bahagia,” ulas Kintani. “Kamu dengar Ridwan be

  • Cinta Sepesukuan   Bab 144. Tangisan Haru

    Pagi di kawasan kenagarian P terlihat cerah, para warga yang umumnya pekebun sebagian sudah berangkat ke lahan perkebunan mereka. Demikian pula dengan para pekerja Pak Wisnu yang saban hari bekerja memanen buah kelapa sawit serta membersihkan lahan perkebunan, mereka pun telah bersiap-siap untuk berangkat. Kalau biasanya Pak Wisnu selalu menyusul mereka selepas tengah hari atau sesudah zhuhur, namun hari itu dia menyuruh salah seorang pekerjanya untuk mencatat banyaknya serta mengantar buah sawit yang telah dipanen ke pabrik. Adapun alasan Pak Wisnu hari itu tak dapat pergi ke lahan serta mengurus segala sesuatunya mengenai urusan kebun, karena dia dan istrinya akan ke Kota Padang menemui Kintani di rumah orang tua angkat Ridwan. “Apa nggak sebaiknya kita beritahu Uda Gindo dulu sebelum kita berangkat menyusul Kintani, Anggini?” Pak Wisnu bertanya sembari merapikan pakaian yang ia kenakan di kamar. “Nggak usah Bang, yang ada nanti dia akan ikut dan akan menimbulkan masalah di Pada

  • Cinta Sepesukuan   Bab 143. Memberitahu Keberadaan Kintani

    “Bapak tahu ini hal yang sulit terutama bagi kamu Kintani, tapi keberadaanmu di sini harus tetap diberitahu pada Ayah dan Ibumu di kampung. Apalagi Ibumu sekarang jatuh sakit karena sudah 3 bulan lamanya tak ada kabar tentang kamu setelah pergi dari rumah,” tutur Pak Hendra. “Tapi Pak kalau diberitahu aku ada di sini, kedua orang tuaku itu pasti akan datang dan membawaku pulang. Itu artinya aku akan tetap dijodohkan dengan pria yang sama sekali nggak aku cintai,” ujar Kintani. “Kamu tenang saja Kintani, Bapak akan membelamu nantinya jika mereka datang ke sini. Tujuan utama memberitahu keberadaanmu di sini untuk kesembuhan Ibumu, jika memang kamu tidak ingin pulang dengan alasan akan dijodohkan dan mereka nanti memaksa Bapak tidak akan membiarkannya,” tegas Pak Hendra. “Ya Kintani, Ibu juga akan membelamu. Ridwan, sekarang kamu telpon kedua orang tua Kintani. Beritahu saja jika Kintani ada di sini,” ujar Bu Indri, Ridwan mengangguk lalu meraih ponsel yang ia taruh di meja. “Hallo,

  • Cinta Sepesukuan   Bab 142. Kintani Terkejut Melihat Ridwan

    “Aneh juga kenapa tiba-tiba saja kedua orang tua Kintani meminta tolong sama kamu,” Pak Hendra heran. “Awalnya sih saat hari pertama Kintani pergi dari rumah, mereka sempat curiga kalau aku yang meminta Kintani pergi dari rumah itu dan menyusulku ke Jakarta. Tapi setelah aku jelasin bahwa aku sama sekali tak mengetahui bahkan Kintani tak tahu alamatku di Jakarta, mereka pun yakin dan malahan meminta nomor kontak dan bantuanku untuk mencari keberadaan Kintani,” jelas Ridwan. “Jadi begitu cerita, Bapak pikir mereka langsung minta tolong sama kamu untuk mencari Kintani.” “Ya nggaklah Pak, mereka kan nggak tahu nomor kontakku gimana mereka bisa minta tolong. Mereka datang ke rumah Ayah dan Ibu di kampung dan dari situlah mereka mengetahui nomor kontak dan minta tolong sama aku,” tutur Ridwan. Sore hari sekitar jam 5 lewat apa yang dikatakan Bu Indri pun benar adanya, seorang wanita cantik memakai pakaian kerja putih-putih tampak memasuki halaman rumah kedua orang tua angkat Ridwan itu

  • Cinta Sepesukuan   Bab 141. Ridwan Ke Padang

    Pagi-pagi sekali Ridwan telah bangun setelah mempersiapkan segala sesuatunya yang akan dibawa ke Bandara menuju Kota Padang, tak beberapa menit setelah Ia pun sarapan dengan Gita, Aldi dan Nisa di meja makan di ruangan tengah lantai bawah. “Sementara kamu akan ke Padang siapa yang kamu suruh untuk tinggal di rumahmu itu, Ridwan?” tanya Gita. “Setelah aku pikir-pikir lagi apa tidak sebaiknya Kak Gita dan juga Bang Aldi tinggal di sana aja, sementara rumah ini bisa disewakan nantinya,” usul Ridwan. “Hemmm, nggaklah Ridwan. Rumah itu milikmu dan kamu cepat atau lambatnya pasti akan menikah juga,” ujar Gita. “Loh, nggak jadi masalah. Rumah itu terlalu besar bisa didiami beberapa kepala keluarga, lagian kalian kan bukan orang lain lagi bagi aku.” “Iya sih, tapi biar kami tinggal di sini aja. Kalau memang belum ada yang kamu minta untuk menjaga rumah itu selama kamu pergi ke Padang ada baiknya kamu mencari satpam untuk berjaga-jaga di sana,” saran Gita. “Ya Kak, aku memang mempunyai r

  • Cinta Sepesukuan   Bab 140. Keberadaan Kintani Diketahui

    3 bulan kemudian.... Minggu pagi sekitar jam 10 Ridwan beserta Gita sekeluarga pergi ke sebuah rumah mewah yang sangat besar dengan perkarangan depan dan belakang juga luas, lokasi rumah itu tidak jauh dari rumah Gita karena berada satu kompleks. Mereka berangkat dengan mengendarai mobil pajero sport milik dan kemudikan oleh Ridwan, mobil itu Ridwan ambil sekitar satu minggu yang lalu di show room usahanya sendiri. Melihat dari fisik bangunan rumah mewah yang mereka tuju ditasir biaya pembuatannya hampir 350 milyar, lalu apa tujuan Ridwan beserta Gita sekeluarga ke sana? Setelah memarkirkan mobil pajero sport di halaman rumah mewah itu, Ridwan beserta Gita sekeluarga pun turun lalu berjalan ke teras. Saat tiba di depan pintu Ridwan bukannya mengetuk atau memencet bel yang ada, melainkan merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah kunci lalu dengan santainya membuka pintu rumah mewah itu. “Mari Kak, Bang kita masuk,” ajak Ridwan, Gita dan Aldi mengangguk seraya tersenyum lalu

DMCA.com Protection Status