Fakhri dan Idrus menjadi orang terakhir yang meninggalkan makam, malam itu. Jam di tangan Idrus telah menunjuk angka sembilan. “Tunggu, Ri.” Idrus menahan tangan sang sahabat yang hendak melangkah.Pemuda itu mengangkat tangan sebagai isyarat agar Fakhri tidak buka suara lalu menunjuk ke arah lain, di mana terlihat cahaya senter menyoroti jalan setapak menuju hutan. “Orang yang mau berburu tokek mungkin, Kang,” ujar Fakhri.“Emang sejak kapan Aldi jadi pemburu tokek?” tanya Idrus. Segera menarik lengan Fakhri agar mengikutinya membuntuti orang tadi.Keduanya berjalan dengan mengendap-endap seraya mengambil jarak dari sosok pria di depan. “Bangunan tua? Untuk apa Aldi ke sana?” Idrus kembali bergumam.“’Kan udah saya bilang tadi, mungkin dia mau berburu tokek. Udah, ayo kita pulang,” ajak Fakhri. Namun, Idrus kembali mencekal tangannya.“Kang, istri saya pasti menunggu di rumah,” ucap Fakhri seraya berbisik.“Mentang-mentang pengantin baru,” cibir Idrus, mengcebikkan bibir.Keduanya b
Read more