Share

85. Cobaan Yang Belum Usai

Pintu kamar Abah sudah tiga kali diketuk. Namun, beliau tak kunjung membukanya. Rasa khawatir menyelimuti diri, takut beliau kenapa-napa karena saat salat subuh berjamaah, sosoknya tak nampak di manapun. Saat ditanyakan pada Fakhri, katanya beliau mengeluh tak enak badan.

“Abah baik-baik saja?” tanyaku untuk ke sekian kali ketika terdengar suara batuk dari dalam.

“Mungkin Abah sedang salat, Teh.” Fakhri muncul dari arah dapur dengan gelas kopi yang masih mengepulkan asap. Segera dibawanya gelas itu menuju Pak Ahmad yang tengah duduk di teras seusai salat.

Aku pun meninggalkan pintu lalu melangkah menuju dapur. Berniat menyiapkan sarapan untuk semua orang. Saat membuka kulkas, rupanya sudah ada satu ekor ayam kampung yang sepertinya belum lama dibersihkan.

Sangat tidak mungkin jika Abah yang menyiapkannya, karena beliau tak enak badan, apa Fakhri yang menyiapkannya? Entahlah, siapa pun itu, aku akan memasaknya menjadi menu kesukaan Abah, opor ayam kampung.

Sekitar satu jam berkutat di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status