“KI WALUHHHHH...!!!” Doni berteriak sekencang-kencangnya ke arah Ki Waluh yang sedang menderita karena tercekik oleh sesuatu yang tidak terlihat olehnya. Dia tidak menyangka, ritual yang terjadi pada malam ini menjadi bencana yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Sebagai pebisnis, Doni tidak pernah menyentuh hal-hal seperti ini dalam hidupnya, bahkan ketika dia kenal Ki Waluh pun, dia selalu menyerahkan semua keperluannya untuk Ki Waluh urus, dan dia hanya tahu beres tanpa melakukan apa pun. Namun, karena ini adalah permintaan yang menyangkut uang dan harta, maka mau tidak mau Doni harus ikut Ki Waluh ke Gunung Sepuh. Meskipun, apa yang Doni ucapkan atas permintaannya yang berlebihan dan persyaratan yang diminta makhluk berambut gimbal itu, malah mengakibatkan hal yang sama sekali tidak terpikir olehnya. “CICING MANEH!! IEU URUSAN ANTARA AING, JELEMA ETA, JEUNG MAKHLUK ANU CICING DI BATU ETA, MANEH ULAH PIPILUEUN, SAKALINA MANEH PIPILUEUN JEUNG URUSAN AING, NASIB MANEH BAKAL JA
Baca selengkapnya