Beranda / Thriller / KUTUKAN LELUHUR / Bab 171 - Bab 180

Semua Bab KUTUKAN LELUHUR: Bab 171 - Bab 180

279 Bab

BAB 171-KE ARAH KEBUN

Sudah hampir lima belas menit yang Esih habiskan untuk berjalan menyusuri kebun teh dan perkampungan. Dia kini masih berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh yang gelap, wajahnya tampak kebingungan sekarang, karena warung yang sedang dia cari-cari tampaknya belum terlihat oleh kedua matanya pada saat itu. “Mana warungnya, perasaan dari tadi hanya ada rumah-rumah yang tampak sepi,” Pikir Esih yang masih berjalan dengan lampu minyaknya yang menyala dan menerangi langkah kakinya di malam tersebut. Pikiran Esih sangat tenang, dia tidak merasakan takut ketika berjalan sendirian di tengah malam dan hanya ditemani oleh satu cahaya dari lampu minyak yang dia pegang. Karena mungkin dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang dilakukan oleh bapak dan pamannya dari Esih kecil hingga kini dia kuliah, makanya Esih tidak pernah merasa takut ketika sedang berada dalam kegelapan. Meskipun, ada sesuatu yang membuat Esih tidak pernah sekalipun diganggu oleh para makhluk kecuali para makhluk yang ada
Baca selengkapnya

BAB 172-MENCARI JALAN KELUAR

Di sebuah kampung yang sangat terang benderang oleh cahaya-cahaya obor yang menyala di kiri dan kanan jalan, terdapat seseorang yang sedang duduk dan menyender ke arah dinding suatu rumah di tempat tersebut, nafasnya terengah-engah dengan wajah yang sangat pucat. Beberapa kali dia melihat ke arah jalan, yang tepat berada di depan rumah itu untuk melihat situasi akan keadaanya sekarang. Dia tidak menyangka bahwa apa yang dia lakukan pada malam ini akan berakhir seperti ini, menjadi sesuatu yang sangat menakutkan bagi dirinya, dan mungkin saja ini adalah malam terakhir bagi hidupnya apabila dia tidak selamat pada malam ini. Haaaaaah haaaaah haaaah “Aku sudah beberapa kali berlari melewati rumah-rumah ini hingga kedepan sana, tapi aku tetap kembali lagi ke tempat ini seperti tidak ada jalan yang bisa membuatku keluar dari tempat yang mengerikan ini,” Kata Mang Suhay sambil menoleh secara perlahan ke arah jalan sambil ketakutan. Detak jantungnya berdetak dengan sangat kencang, suara na
Baca selengkapnya

BAB 173-LENYAP

Di satu sisi, tampaknya Nyi laras menyadari bahwa ada sesuatu yang mendekat dari luar pasar. dua sosok manusia yang mendekati mereka secara perlahan, dan mungkin saja, dua manusia itu akan menganggu dirinya, juga para makhluk yang kini bersorak sorai di pasar yang sedang mereka tempati pada saat ini. “Gusti, sigana mah aya sababaraha jelema anu datang ka pasar ieu. (Tuan, sepertinya ada beberapa manusia yang datang ke tempat ini.)” “Maranehna datang ti dua arah gusti, anu hiji ti tukang, anu hiji deui ti belah kidul ti arah warung nu boga gusti. (Mereka datang dari dua arah tuan, yang satu dari belakang, yang satu lagi dari arah selatan dari warung kepunyaan tuan.)” Nyi Laras mengangkat tubuhnya ke atas, hidungnya yang kini mempunyai penciuman yang sangat tajam merasakan sesuatu yang aneh, yang sedang datang untuk menerobos masuk ke arah pasar. Dan mereka adalah orang-orang yang mungkin saja bisa mengganggu Nyi Laras atas apa yang sedang mereka kerjakan sekarang. Ekor ularnya kini
Baca selengkapnya

BAB 174-TERSELAMATKAN

Disumputkeun ku jurig, atau mungkin bisa disebut disembunyikan oleh hantu. Itu adalah kata yang tepat bagi mereka yang kini sedang terjebak di gunung atau disembunyikan dengan sengaja karena suatu hal yang ingin mengikat mereka dengan para makhluk.Kasus ini seringkali terjadi, terkadang bagi para makhluk yang membutuhkan suatu budak manusia yang akan berguna bagi dirinya. Mereka biasanya menyiapkan suatu rencana untuk memanggil para manusia itu dan menyesatkannya di dalam sana.Cepi, Gema, Mang Suhay dan Mang Badru mungkin adalah beberapa korban dari banyaknya para manusia yang terjebak di sana.Meskipun itu jarang terjadi, tapi ketika ada yang terjebak di dalam sana, biasanya hanya beberapa yang berhasil ditemukan kembali. Dan selebihnya hilang entah kemana.Kejadian yang menimpa Mang Badru sekarang pun terlihat mirip dengan kejadian yang pernah terjadi ketika aku kecil, kejadian yang membuat heboh satu kampung. Dan para warga kampung pun harus bahu membahu merelakan sebagian kebunn
Baca selengkapnya

BAB 175-DI BAWAH POHON

Hosh hosh hosh,“Aku sudah tidak kuat, benar-benar sudah tidak sanggup lagi.”“Tolong kepada siapapun, tolong aku, tolong juga Mang Badru yang masih terjebak di kampung itu!”Mang Suhay kini tampak sangat lemas, tubuhnya sudah lunglai dan tidak berdaya. Wajahnya terlihat sangat pucat dan tertunduk dengan kedua tangannya yang menutupi kepalanya.Dia hampir menangis pada waktu itu, matanya sudah berkaca-kaca karena tidak tahan akan gangguan yang terjadi dalam semalaman ini.Dia kini sudah berada di dalam hutan Gunung Sepuh, sebuah hutan yang dikeramatkan oleh banyak orang. Dia sedang bersembunyi di salah satu pohon yang sangat besar, dengan lubang yang menganga di antara dahan pohon nya yang membuatnya bisa masuk dan bersembunyi di dalam sana.Denyut nadinya berdetak dengan sangat cepat, hembusan nafasnya terdengar sangat berat. Dia tidak tahu berapa lama dia berlari hingga dirinya bisa sampai ke tempat ini, dia tidak menyangka bahwa dirinya akan mengalami kejadian seperti ini. Kejadian
Baca selengkapnya

BAB 176-MENOLONG

Gunung Sepuh itu misterius, entah ada apa di dalamnya hingga tempat itu bisa seperti ini. Aura yang kuat seringkali menarik orang-orang yang berkepentingan kesana, menarik mereka dengan godaan-godaan duniawi agar hidupnya bisa lebih sukses dari sebelumnya.Namun, dibalik itu semua, ada aura lain yang seringkali menjebak para manusia di dalam sana, membuat mereka tidak bisa pulang dengan cara yang unik.Ada yang disesatkan di dalam sana.Ada yang sengaja di undang untuk menetap di dalam sana.Bahkan,Ada yang sengaja di jadikan tumbal di dalam sana.Semuanya bercampur menjadi satu, keburukan akan sifat manusia yang seringkali mengorbankan manusia lain untuk kepentingan dirinya sendiri seringkali terjadi di gunung ini.Semua transaksi, semua ritual, semua perjanjian dengan mereka sudah menjadi kebiasaan yang berlangsung selama puluhan bahkan mungkin ratusan tahun lamanya.Dimana banyak dari mereka yang akhirnya tenggelam dalam jeratnya, dan tidak bisa melepas jeratan itu hingga mereka m
Baca selengkapnya

BAB 177-CUKUP

“Amaaattttt, Mau kemana kamuuuu?” Hahahahaha Hahahahaha Krosak, krosak Suara dari Nyi Laras yang terlihat sedang mempermainkanku dan Mang Badru terdengar dengan sangat keras menggema di udara di tengah-tengah kebun depan warung yang luas yang berbatasan langsung dengan Gunung Sepuh. Di dalam kegelapan malam, aku berlari bersama Mang Badru pada malam itu, berusaha menjauh dari Nyi Laras yang tiba-tiba muncul entah dari mana dengan wujud yang sebenarnya. Aku yang mencoba untuk membawa Mang Badru ke tempat yang aman satu-satunya yaitu di dalam warung, aku yakin jika di warung para makhluk tidak mungkin bisa mereka datangi dengan mudah, karena warung bisa menjadi tempat teraman bagi para manusia. Karena, warung adalah satu-satunya tempat yang dijaga oleh sang penguasa gunung, dan para makhluk tidak akan bisa semena-mena mendekati warung, selain untuk tujuan ingin dilayani oleh penjaga warung. Bukannya aku tidak berani berhadapan dengan Nyi Laras pada malam itu, namun satu nyawa manu
Baca selengkapnya

BAB 178-TANGAN

Tepat di saat Mang Badru dan aku yang terpojok akibat dari kedua makhluk yang kini berada di depanku dengan wujud aslinya, aku dikagetkan dengan sebuah suara yang menggelegar. Suara yang membuat dedaunan di kebun tersebut bergetar saking kerasnya. Suara angin yang tiba-tiba bergemuruh kencang bahkan dedaunan dari rumpun bambu yang tiba-tiba jatuh ke tanah dengan lebatnya, membuat aku yang sedang bersama Mang Badru dan kedua makhluk itu tiba-tiba terdiam. Bahkan, tubuh kedua makhluk itu terdiam. Apalagi tubuh dari ular putih besar yang disebut Nengsih oleh Mang Badru tiba-tiba tubuhnya kaku. Kepalanya hanya melihat ke sekeliling pepohonan seperti ingin mengetahui asal suara yang terdengar olehnya tersebut. Aku yang paham atas sikap mereka juga langsung waspada, suara ini bukan sebuah suara dari makhluk yang bisa diremehkan. Bisa jadi, ini adalah makhluk yang melebihi mereka, karena suaranya saja bisa membuat mereka terdiam seperti ini. Meskipun, Srekkkkkkk Ular besar yang bernama
Baca selengkapnya

BAB 179-CELAH BATU

Gunung Sepuh memang terlihat kecil, jika dibandingkan gunung-gunung tinggi yang berada di Jawa Barat. Namun, Gunung Sepuh tidak bisa dianggap remeh oleh semua orang yang masuk ke dalam sana.Orang yang sengaja mendaki Gunung Sepuh untuk memenuhi keinginannya pun hanya datang ke tempat-tempat yang gampang dilalui oleh manusia, melakukan suatu ritual dan perjanjian, sebelum akhirnya kembali pulang, menunggu apa yang mereka inginkan terkabul dengan bantuan para makhluk yang tinggal disana.Mereka tidak menyadari, bahwa banyak sekali medan-medan yang berbatu dan terjal, juga tebing-tebing yang menjulang tinggi yang tidak bisa mereka raih dengan kedua tangan mereka. Mereka semua hanya mengikuti arahan suatu makhluk yang harus mereka temui terlebih dahulu agar jalan ke tempat ritual terbuka secara perlahan dan mereka hanya berjalan melalui jalan tersebut tanpa hambatan.Namun, apabila mereka mencoba merangsak masuk ke dalam hutan, tanpa ada bantuan dari makhluk yang bernama aden-aden yang h
Baca selengkapnya

BAB 180-DI TEMUKAN

“Ayo Kang, sedikit lagi kita akan sampai ke depan warung. Akang bertahan ya!” Kataku sambil menarik Mang Badru yang kini kondisinya tampak parah dari sebelumnya. Aku benar-benar tidak menyangka, bahwa tangan besar itu muncul secara tiba-tiba di atas kita semua dan langsung mengepalkan telapak tangannya dan memukul Nyi Laras dengan sekuat tenaga dan menarik ekornya dengan sangat kuat. Hal itu membuat sebuah hembusan angin yang sangat besar, yang seketika mematahkan beberapa batang pohon jati yang masih ditanam di kebun tersebut dan batangnya terlempar ke arahku dan Mang Badru pada saat itu. Makhluk itu hanya tertawa, ketika dia melihatku tertimpa pohon jati yang terhempas ketika dia muncul dan menarik dua siluman ular itu agar bisa menjauh dari ku. Hahahaha Hahahaha Hahahaha “Bawa manusia itu pulang Amat, dia beruntung pada malam ini, karena ada satu manusia yang menyuruh bawahannya datang kepadaku untuk melepaskan kalian.” “Sehingga aku berbaik hati melepaskan kalian,” “Silahk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
28
DMCA.com Protection Status