Share

BAB 171-KE ARAH KEBUN

Sudah hampir lima belas menit yang Esih habiskan untuk berjalan menyusuri kebun teh dan perkampungan. Dia kini masih berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh yang gelap, wajahnya tampak kebingungan sekarang, karena warung yang sedang dia cari-cari tampaknya belum terlihat oleh kedua matanya pada saat itu.

“Mana warungnya, perasaan dari tadi hanya ada rumah-rumah yang tampak sepi,” Pikir Esih yang masih berjalan dengan lampu minyaknya yang menyala dan menerangi langkah kakinya di malam tersebut.

Pikiran Esih sangat tenang, dia tidak merasakan takut ketika berjalan sendirian di tengah malam dan hanya ditemani oleh satu cahaya dari lampu minyak yang dia pegang. Karena mungkin dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang dilakukan oleh bapak dan pamannya dari Esih kecil hingga kini dia kuliah, makanya Esih tidak pernah merasa takut ketika sedang berada dalam kegelapan.

Meskipun, ada sesuatu yang membuat Esih tidak pernah sekalipun diganggu oleh para makhluk kecuali para makhluk yang ada
pujangga manik

Yah belom ketemu nih si esih sama si amat bagaimana lanjutannya ya, bagaimana mereka bisa bertemu? Vote dan Komen ya, agar saya semangat upload tiap hari terima kasih

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status