Home / Thriller / KUTUKAN LELUHUR / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of KUTUKAN LELUHUR: Chapter 141 - Chapter 150

279 Chapters

BAB 141-SEBERANG WARUNG

Kampung Parigi kini ramai kembali, setelah beberapa hari kemarin kampung mereka dilanda ketakutan yang mendalam selama beberapa malam. Kini mereka kembali berbondong-bondong ke rumah Bagja, melihat proses pengangkatan jenazah Iceu yang sudah beberapa hari terkubur.Mereka kembali memadati kebun-kebun yang berada di sekitar rumah Bagja dan Iceu, mereka berkerumun dan satu sama lain berbicara tentang apa yang terjadi pada hari itu.Banyak obrolan-obrolan yang menyudutkan Iceu, ketidaksukaan mereka kepada Iceu yang seringkali membuat para suami mereka tergoda ketika Iceu melintas di depan rumah-rumah mereka, membuatnya tak habis untuk dibicarakan, bahkan ketika dirinya sudah meninggal, karena sebuah keputusan yang berkaitan dengan sesuatu yang dia lakukan di Gunung Sepuh.Wajar, Nyi Mayang Sari memasuki tubuh Iceu dan bergentayangan di Kampung Parigi ini ketika dia meninggal. Karena sakit hatinya Iceu terhadap para warga yang seringkali berbicara tentang dirinya.Mau bagaimanapun hal it
Read more

BAB 142-SATU TAHUN BERLALU

Tak terasa, kasus Iceu yang semula menghebohkan kedua kampung, yaitu Kampung Parigi dan Kampung Sepuh, kini sudah satu tahun terlewati.Iceu mulai sedikit terlupakan oleh para warga Kampung Parigi, apalagi rumah yang Bagja bangun kini dirobohkan kembali menjadi kebun. Karena selama rumah itu masih berdiri disana, para warga masih menganggap Iceu bergentayangan di rumah itu sehingga mereka tidak mau melintas ketika ke sawah dan ke ladang.Semua jejak-jejak tentang Iceu dan Bagja sengaja dihapus, rumah mereka sengaja dia hancurkan, dan kini sudah menjadi kebun jambu, bahkan Bagja pun kini merantau kembali ke kota. Bekerja kembali di pabrik dengan Darman dan Rusdi yang kini sudah hampir satu tahun lamanya menetap di kota.Darman dan Rusdi rupanya baru mengetahui bahwa Iceu adalah istri dari Bagja yang kini menjadi junior di tempat kerjanya, mereka berdua awalnya tidak menyangka, Bagja yang seorang preman sekolah, bisa mendapatkan wanita yang cantik jelita di angkatannya, ya meskipun hubu
Read more

BAB 143-TERBANGUN

Sebuah malam yang panjang, biasanya seringkali membuat kita tertutup oleh kegelapan yang tidak bisa kita hindari pada saat itu. Seperti yang aku lakukan kini, aku tiba-tiba berdiri di tengah jalan depan warung, melihat warung yang kini tampak berbeda.Ada sebuah cahaya putih yang menyala di langit-langit warung, sebuah cahaya yang tampak terang dengan kabel yang menjulur ke arah rumah, dan menyambung kembali ke arah tiang-tiang yang berjejer di depan jalan.Warung yang awalnya aku tempati kini tampak sangat kokoh, kayu-kayu hutan yang awalnya menjadi dinding dari warung itu kini telah berganti dengan papan kayu yang halus, juga dengan banyaknya poster-poster dagangan yang menempel di depan warung tersebut.Kini, Kampung Sepuh tidak segelap dulu, cahaya-cahaya kecil berwarna kuning mewarnai Kampung Sepuh sehingga tampak terang. Meskipun, tetap saja, Kampung Sepuh terasa sangat sepi, karena tidak ada satupun manusia yang keluar rumah.“Ini adalah Kampung Sepuh,” Pikirku.“Kok rasanya be
Read more

BAB 144-UANG BALIK

Perkotaan seringkali menjadi magnet bagi beberapa pendatang yang berasal dari kampung, mereka semua yang datang ke kota mempunyai sebuah mimpi, mimpi untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.Mereka rela berjalan berpuluh-puluh kilometer, naik angkutan kota dengan waktu yang berjam-jam lamanya. Semata-mata untuk bisa mencari pekerjaan di kota.Mereka yakin, perkotaan adalah surga bagi mereka, rumah-rumah mewah, dengan segala fasilitas yang gampang untuk di akses, juga standar kehidupan yang tinggi menjadi alasan mereka untuk mencari peruntungan di kota.Apalagi, dengan banyak pabrik-pabrik yang kini berdiri di daerah Kabupaten Bandung di tahun tersebut. Membuat semua orang berbondong-bondong pergi meninggalkan kampung halamannya dan mencari peruntungan di sana.Bahkan, saking banyaknya pabrik yang muncul dan beroperasi di tahun tersebut, ada salah satu tempat di Kabupaten Bandung yang disebut dengan Kota Dollar, kota yang berisi pabrik-pabrik yang berjejer, memproduksi barang-barang bra
Read more

BAB 145-KI SASWI

Pesugihan, tidak hanya sekedar melakukan ritual kepada para makhluk dan nantinya para makhluk tersebut akan membantu kita untuk mencapai kekayaan dan kejayaan, seperti halnya para makhluk-makhluk di Gunung Sepuh, yang seringkali melakukan hal yang menyesatkan manusia agar mereka bisa mengikat dan mengambil jiwanya ketika sudah kita meninggal dalam keadaan yang sangat menyiksa.Ada juga cara-cara yang lain, cara-cara yang tentang sebuah pertukaran suatu benda ataupun barang yang nantinya benda tersebut akan menjadi sebuah benda yang bertuah, sebuah benda biasa yang dianggap magis, dan bisa membuat kita kaya secara perlahan.Seperti layaknya Iceu, yang ditanami susuk oleh Nyi Mayang Sari agar dia bisa lebih cantik dan mempesona dari biasanya, lebih menggoda, dan suaranya lebih merdu dari biasanya.Mereka biasanya tidak akan sadar akan hal itu untuk pertama kali, hingga setelah beberapa lama mereka memakai benda itu, mereka akan mengetahui bahwa ada yang berbeda dalam diri mereka, bahkan
Read more

BAB 146-TIGA BULAN TERLEWAT

“Aku hanya bisa mengantarkan kalian sampai malam ini, untuk selanjutnya, kalian bisa memulai sendiri atas apa yang dikatakan oleh Ki Saswi ya. ”“Dan jangan lupa, catatan kecil yang Ki Saswi tulis, harus kalian baca ketika kalian akan masuk ke dalam gunung ketika dagang ayam tersebut, juga ada persyaratan yang harus kalian lakukan disana.”“Ki Saswi hanya bisa membantu seperti itu, dia tidak mungkin ikut dan membantu kalian hingga ke depan gunung. ”“Karena Ki Saswi sudah tidak lagi melakukan hal-hal seperti itu lagi, dia sekarang hanya dikenal sebagai tukang urut dan tukang pijat bagi masyarakat dan para karyawan pabrik yang ada disini. ”“Jadi, ”“Tinggal usaha kalian sekarang, memang sulit untuk awal-awal, namun ketika kalian sudah mendapatkan uang itu, kehidupan kalian akan lebih mudah. ” Kata Pak Gaga yang kini berjalan kembali ke rumahnya dan melambaikan tangannya ke arah mereka.Mereka tampaknya masih ragu dengan apa yang akan mereka lakukan nantinya. Karena, Ki Saswi hanya mem
Read more

BAB 147-MEMULAI RITUAL

Sore itu, Cepi, Gema, dan Odeng sudah berada di Terminal Ciwidey. Menunggu sebuah mobil El* yang nantinya akan berangkat ke daerah Cidaun yaitu salah satu daerah di Pantai Selatan yang memanjang hingga tembus ke arah Pangandaran dan Yogyakarta.Sebuah mobil El* terakhir yang apabila mereka terlambat untuk naik, maka mereka harus menunggu hingga pagi tiba untuk bisa berangkat ke Gunung Sepuh seperti yang sudah dibicarakan.“Cidaun, Cidaun, Cidaun!”“Balegede, Parigi, Malati, Cidaun!”Sang kenek berteriak-teriak, memanggil para penumpang yang pada saat itu baru datang dari kota, ada yang dari Bandung, Majalaya, Sumedang, bahkan dari Subang. Tujuan sang kenek memanggil mereka adalah agar mobil cepat penuh dan mereka bisa cepat berangkat.Karena kalau mobil berangkat sesuai jadwal dengan penumpang yang belum penuh, maka pendapatan mereka akan berkurang, bahkan bisa rugi. Mengingat jalan yang akan mereka tempuh di sore itu adalah jalan yang sulit, dengan banyaknya hutan dan gunung yang har
Read more

BAB 148-TIBA DI GUNUNG

Meskipun satu tahun sudah berlalu, banyak yang masih belum mengetahui bahwa bapak sudah meninggal, karena keterbatasan informasi yang menyebar, dan para warga Kampung Sepuh juga yang sengaja menutup diri dari luar, membuat banyak yang masih menyangka bapak masih hidup dan masih menjaga warung pada saat itu. Tak terasa, matahari sudah menghilang, dan digantikan dengan malam dan udara dingin yang menusuk kulit. Cahaya dari lampu mobil kini menyala dengan terangnya, menerangi jalanan yang berliku dan lurus setelah mobil El* itu sudah melewati perbatasan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, dan kini tinggal melewati kebun teh yang panjang di sisi sebelah kiri, juga bukit dan alang-alang di sebelah kanan mereka. Hanya satu mobil yang melintasi jalanan itu sekarang, tidak terlihat satupun kendaraan lain yang melintas di malam tersebut. Cepi, Gema dan Odeng masih terlihat duduk dan menikmati malam. Baru kali ini mereka merasakan perjalanan yang seperti ini dalam hidupnya, sehingga
Read more

BAB 149-ODENG

Ritual uang balik sebenarnya tidak mudah dilakukan, segala hal yang berhubungan dengan para makhluk untuk membantu kita mencapai kekayaan biasanya mempunyai resiko, namun hal itu tampaknya tidak di sadari oleh Cepi, Gema dan Odeng.Sudah tiga bulan ini mereka terbuai oleh selembar uang yang bisa kembali ke dalam dompet mereka, dalam tiga bulan juga mereka berkeliling ke gunung-gunung, membeli setiap keperluan untuk ritual dan membeli ayam setiap kali mereka akan melakukan hal tersebut di dalam gunung.Mereka seperti orang bodoh, yang memaksakan kehendak mereka dengan hasil yang tidak pasti. Beberapa kali mereka melakukan hal itu, beberapa kali pula mereka mendapatkan kegagalan.Apabila dalam tiga bulan itu mereka pakai untuk mencari pekerjaan yang lain, mungkin saja mereka saat ini sudah mendapatkan pekerjaan yang layak dan bisa kembali mengirimkan uang gaji mereka kepada keluarganya yang berada di kampung tempat mereka tinggal.Namun mereka sudah terlena oleh sesuatu yang instan sehi
Read more

BAB 150-AMPUN

Gema yang kini fokus dengan ritualnya yang kini sudah hampir selesai. Menyan, telur, kopi hitam, kelapa muda dan hal-hal yang lainnya sudah di persiapkan semua. Asap dari menyan mengepul ke atas menutupi langit dengan semerbak harum yang tercium oleh mereka semua, belum lagi dair bau hanyir telur yang sengaja gema pecahkan di pinggir menyan tersebut.Bahkan Kopi hitam yang di seduh, sengaja Gema tumpahkan di atas telur mentah dan mengambil ampas dari kopi itu untuk mereka oleskan ke ayam yang akan mereka bawa pada malam itu. Sungguh ritual yang sangat aneh. namun meskipun begitu, tekanan yang mereka rasakan terasa sangat kuat, tekanan dari banyak sekali mata yang mengawasi mereka dari sela-sela pepohonan yang tinggi besar di ujung sana yang tatapanya tepat ke arah mereka semua. Ritualnya belum selesai, beberapa kali Gema berhenti sejenak karena hawa yang mereka rasakan sangat menusuk kulit. Namun, tinggal satu lagi yang harus mereka siapkan, yaitu kembang tujuh rupa, yang menjadi s
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
28
DMCA.com Protection Status