"Apa ini jawaban dari kesedihanku selama ini? Tidak, ini uang bukan uangku, bukan hakku. Aku harus menyimpannya, aku harus cari tahu pada si alfaqir ini." Aku pun membereskan semua barang-barangku dan memilih merehatkan badan, melepas penat, terutama melepas mendung pekat yang menyelimuti hati ini. "Mas Agha, di mana kamu, Mas. Ayo lah cepet pulang. Kamu akan mencariku kan jika kamu sampai di tanah kelahiran kita ini. Aku akan cerita semuanya, Mas. Saat itu kamu akan memilih dan mulai mengambil sikap, jika aku dianggap akan menguasai hartamu, itu salah, Mas. Semua uang yang kamu kirimkan diambil ibu." Kala itu, aku tidak bisa berbuat apa-apa saat ibu meminta paksa uang kiriman Mas Agha, seribu rupiah pun aku tidak diberi bagian. Aku dilarang untuk mengadukan semuanya sama Mas Agha, jika tidak maka aku akan diusir dari rumah itu. "Tragis sekali, pada kenyataannya. Aku pun terbuang saat ini." Mati mungkin lebih ringan bagiku saat ini, tidur saja masih bis
Read more