Bab 143. Deva Di Kamar MonaFlash back“Wo, kamu di mana? Tunggu aku di depan!” perintah Alina kepada supir pribadinya melalui sambungan telepon.“Baik, Nyonya!” jawab sang supir patuh. Segera dia bergerak ke areal parkir khusus roda empat rumah sakit besar itu. Mengeluarkan mobil dari deretan parkir, langsung menuju pintu utama. Dua menit kemudian, Alina sudah berada di dalam mobil mewahnya. “Ke rumah ya, saya mau tidur. Sudah seminggu tidak menyentuh kasur,” perintahnya seraya menyenderkan kepala di sandaran jok bangku tengah.“Baik, Nyonya!” sahut sang supir fokus ke jalan raya.“Saya capek sekali, Wo! Gara-gara menemani suami tak tau diri itu. Sekalinya sadar bukanya bersyukur, malah mikirin menantu yang tak berguna itu. Dasar sama-sama orang kampung, miskin, ya, begitu. Merasa senasip, mungkin. Jadi dibelain terus. Bukannya bersyukur, sudah kuangkat derajatnya dari pemuda miskin, kampungan, menjadi direktur utama sebuah perusahaan ternama. Dasar orang miskin, ya, gitu!” ome
Baca selengkapnya