“Apa yang akan kamu lakukan? Jangan-jangan kamu akan membakar Misella hidup-hidup?”Alia tertawa terbahak-bahak sambil memukul punggung Marsha sebab tebakannya menggelitik perutnya. Alia tidak sejahat itu hingga berniat membunuh seseorang.“Haha. Mana mungkin aku membakarnya,” ucap Alia disela tawa yang pecah. “Ada-ada saja kamu.”Marsha berekspresi datar, dibuat tidak mengerti apa yang akan dilakukan Alia. Bensin? Untuk apa?“Lalu? Untuk apa kamu menyuruhku membeli bahan bakar?” tanya Marsha untuk kesekian kali.Alia menghentikan tawanya. Raut wajah berubah serius. Diam sejenak, lalu mengajukan pertanyaan, “Kamu tidak tahu suamiku membeli mobil baru untuk Misella?”“Tidak. Aku tidak tahu tentang itu,” jawab Marsha cepat. “Bagaimana kamu tahu?”“Aku mendapatkan informasi dari seseorang,” balas Alia. “Aku butuh bantuanmu.” Marsha menggerutkan kening. Alia menjelaskan apa yang harus dilakukan Marsha, dia menyuruh Marsha masuk ke dalam apartemen Misella untuk mengambil kunci mobil baru
Read more