“Apa kamu punya bukti?”Alia memicingkan matanya sembari tersenyum miring. Tidak menjawab pertanyaannya melainkan berkata dengan nada sebal, “Aish! Kamu meremehkanku, huh?!”“Sama sekali tidak!” “Lalu kenapa kamu bertanya, bodoh!” umpat Alia.Tangan Fahmi turun ke leher Alia, seperti ingin mencekik, mendongakkan kepala Alia. Sementara Alia santai saja, menarik sudut bibir membentuk senyuman sulit diartikan.Melihat senyuman dari Alia yang tampak mengerikan, membuat Fahmi merinding. Istrinya diam-diam mempunyai kejutan yang tak terduga.“Apa yang sedang kamu rencanakan?” Alia memegang tangan Fahmi yang berada di lehernya. Membulatkan matanya lebar-lebar. Ada dendam dari sorot matanya. Alia ingin mengungkapkan seluruh perasaan kecewa, amara saat itu juga.“Aku ingin membuatmu menyesal seumur hidupmu, bajingan! Kamu tidak pantas hidup bahagia!” ungkap Alia tertahan. “Bagiku kamu adalah lelaki yang tidak tahu diri! Dan Lelaki bajingan yang pernah aku temui! Huh sialan! Kamu memang tampa
Read more