Keadaan Opa Gunandar semakin membaik. Dokter sudah memperbolehkan untuk pulang. Terlihat Indah sedang membereskan barang-barang Opa Gunandar."Selamat pagi, Opa. Selamat pagi, Tante Indah," sapa Ella ceria. "Mau apalagi kamu ke sini?" tanya Indah sinis. "Mau menagih janji. Ya kan, Opa?""Siapa yang berjanji, heh?" balas Opa. "Katanya, Opa mau menikahkan Ella dengan cucu kesayanganmu itu?"Indah menimpali, "jangan mimpi kamu!""Siapa yang bermimpi sih, Tante? Ella kan sedang tidak tidur.""Oh, ya. Asal Tante dan Opa tahu, anak yang Ella kandung ini memang anak Sena. Jadi, cepat atau lambat Ella akan tetap menjadi istri Sena. Ya, kalau Sena tidak mau bertanggung jawab tinggal dituntut saja. Gampang kan?"Menautkan sebelah alis ke atas, Indah melirik sinis. "Oh ya? Bukan anak dari pria lain?""Apa maksud Tante? Jangan asal bicara ya, Tante. Ella hanya berhubungan dengan Sena saja."Mengambil foto di atas nakas, Indah melemparkan foto tersebut ke arah Ella. "Lalu ini apa, hah?" sentak
Read more