"Din, sini!" Sena melambaikan tangan, memanggil Andina dari kejauhan.Langkah kaki wanita itu menapaki halaman rumah adik iparnya. "Kenapa, Sen?" tanya Andina. "Pas banget lo di depan rumah tadi. Ini, Dinda tadi buat kue bolu. Lo cobain ya!" Sena menyodorkan sepiring kue bolu rasa coklat. "Wah, kayaknya enak nih. Gue makan di sini aja ya?" Andina mendudukkan diri di kursi teras. Mulutnya sudah mengunyah kue bolu buatan adiknya. Rasanya sungguh enak, manis, dan empuk. Sena geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakak iparnya yang sedang memakan bolu, mirip sekali seperti anak kecil. "Masuk aja!" ajak Sena. Andina mengangguk. Dia berjalan di belakang Sena. Mengekori langkah kaki pria itu. "Gue tinggal ke dalam ya. Mau ke dapur dulu.""Oke." Andina memilih duduk di sofa ruang tengah. Dia melanjutkan menikmati kue bolu buatan Adinda sembari menonton televisi. Mulutnya terus mengunyah, hingga tak terasa wanita itu merasakan haus akibat kebanyakan makan bolu. "Duh, haus." Andina merab
Baca selengkapnya