"Lo belum bilang kalau gue hamil kan, Din?" tanya Andina. Saat ini mereka tengah berada di taksi. Setelah dipaksa Adinda, Andina akhirnya mau pulang ke rumah. "Sena udah bilang, Kak.""Kenapa bilang sih?" sentak Andina. "Gak... Gue nggak mau pulang. Pak, kita putar balik," ucap Andina pada sopir taksi. "Jangan, Pak. Terus jalan. Saya yang bayar bukan Kakak saya. Jadi, Bapak harus ikut kata saya," ucap Adinda. "Din, gue gak mau pulang. Papa-Mama pasti marah besar," rengek Andina. "Harus pulang, Kak. Hari ini juga lo nikah sama Wildan."Andina tampak syok. "Ha-hari ini?""Iya, Sena udah bawa Wildan ke rumah. Di sana juga ada orangtua Wildan.""Ta-tapi, gue takut diamuk habis-habisan," cicit Andina. "Enggak akan. Palingan juga dinasehati. Lo tahu sendiri Mama sama Papa sayangnya gimana ke elo."Sesampainya di kediaman keluarga Wijaya, Risma menghambur mendekap Andina. Menciumi puncak kepala Andina bertubi-tubi. Lalu, beralih mengusap perut rata Andina. Di sana terdapat janin yang a
Read more