Semua Bab Taring Putih Dari Barat: Bab 201 - Bab 210

384 Bab

199. Kembali

Area yang cukup gelap, tampak seorang pemuda tegap yang tampak kelelahan tengah berlari ke satu arah dengan girang. Meski postur pemuda itu tampak malas karena satu alasan, namun raut wajah dari pemuda itu jelas sama sekali tidak keberatan. Sosok pemuda itu adalah Surya, dia baru saja selesai melakukan semua hal melelahkan hanya untuk bisa keluar dari tempat itu. Setelah sekian lama tersenyum bergerak ke satu arah, Surya akhirnya sampai di tempat terakhir kali dia terjebak. Dengan tatapan waspada Surya mulia melangkahkan kakinya keluar dari area yang menjebaknya sebelumnya. Saat itu juga, kaki Surya bisa dengan mudah melangkah dan akhirnya menyentuh sisi lain dari tempat itu. Melihat hal ini Surya hanya bisa menjadi bersemangat saat berteriak. “Arghhhh sial akhirnya aku benar-benar keluar!” Surya berteriak dengan penuh haru. Jelas dia begitu kesusahan sampai-sampai dia akan menjadikan satu malam yang panjang ini sebagai pembelajaran yang tidak akan dia lupakan sampai kapanpun.
Baca selengkapnya

200. Keluhan Fajar

Pagi hari yang begitu cerah dengan awan putih dan langit biru, sekelompok orang tengah mengemasi barang-barang mereka. Kelompok itu tidak lain adalah kelompok perguruan belati bengkok, mereka baru saja selesai sarapan pagi itu. Sementara kelompok mereka masih mengemasi barang-barang, Nova sudah selesai dengan itu semua. Meskipun dia adalah seorang wanita, tapi dia sama sekali tidak begitu heboh dan lama seperti wanita lainnya. Setelah semua halnya selesai, Nova langsung saja bergegas untuk melangkah ke arah gerbong yang digunakan sebagai penyimpanan barang. Gadis itu bergerak begitu mudah saat melakukan pekerjaan itu. sesaat setelah sampai di gerbong itu, Nova langsung saja menaruh dan merapikan barang bawaannya untuk bisa tersimpan aman di tempat itu. Setelah melihat bahwa semuanya baik-baik saja, Wajah gadis itu sedikit tersenyum dengan puas sebelum akhirnya mulai meninggalkan area itu. Nova kini berjalan dengan ringan menuju ke satu arah lainnya. Setelah beberapa saat berjala
Baca selengkapnya

201. Menunggu Dengan Kesal

Di sebuah area yang cukup penuh dengan sejumlah gerbong, tampak beberapa pemuda tengah menunggu dengan tidak sabar. “Sial! Mengapa para tetua membelanya? Apakah dia adalah anak haram tetua?” tanya Fajar dengan marah. Toni yang mendengarkan hal ini hanya bisa cemas dibuatnya. Karena merasakan pihak lain sudah keterlaluan, Toni mulai menyarankan. “Hehhh Fajar, kau jangan berkata seperti, jika tetua mendengarnya, mungkin kau akan habis.” Toni berkata dengan serius. “Habis apanya, aku tidak peduli, jelas ini semua tidak adil. Sebenarnya yang murid belati bengkok itu dia atau kita? Mengapa dia selalu di prioritaskan sementara kita tidak?” tanya Fajar dengan tidak puas. Toni yang mendengar hal ini hanya bisa terdiam di buatnya. Jelas dia setuju dengan perkataan pihak lain. Melihat dari waktu yang dia habiskan di perjalanan, bisa di lihat jelas bahwa ada perbedaan dalam sikap para tetua saat berhubungan dengan Surya. Pada awalnya, Toni berpikir ini adalah hal biasa mengingat kesalahan
Baca selengkapnya

202. Berangkat

Di sebuah area yang tersinari oleh cahaya pagi, sekelompok orang tengah menatap ke satu arah dengan tampilan tidak percaya. “Sejauh mana silat anak ini sampai-sampai aku tidak bisa merasakan keberadaannya?” tanya tetua pertama dengan ragu. Tetua kedua yang juga melihat hal ini hanya bisa sekali lagi mengingat segala cerita yang disampaikan tetua kelima pada mereka sebelumnya. “Sebenarnya siapa anak ini?” tanya tetua kedua. Jelas kemunculan Surya begitu mencurigakan, dia seolah datang dari udara kosong dan tiba-tiba menjadi sosok kuat yang berpengaruh di kota Dataran Tinggi. Dan lagi, narasi-narasi tentang pemuda itu begitu sulit untuk bisa di percaya. Sementara para tetua tampak heran, Fajar malah menjadi sedikit takut karenanya. “Apakah tetua keliru sebelumnya?” tanya Fajar dalam hati. Jelas sekali Fajar bisa melihat ekspresi terkejut di wajah para tetua. Dengan ini dia menyimpulkan bahwa Surya tidak sesederhana kelihatannya. “Aku harus lebih bijak kedepannya. Aku tidak ingin
Baca selengkapnya

203. Nova Yang Malu

Di dalam sebuah gerbong yang sedang bergerak maju menuju ke satu arah. tampak dua orang paruh baya yang tengah duduk dengan ekspresi mengkerut karena satu alasan. Kedua orang itu tidak lain adalah tetua dari perguruan belati bengkok. “Bau apa ini?” tanya tetua kedua heran. Tetua pertama yang juga merasakan hal sama hanya bisa mengarahkan pandangannya untuk melihat ke luar jendela. Saat tetua pertama sudah menatap keluar, dia hanya bisa terkejut melihat Kawasan kacau dengan tampilan gosong di hadapannya. “Apa yang terjadi di sini?” tanya tetua pertama dengan wajah kaku. Tetua kedua yang melihat ekspresi tetua pertama itu mau tidak mau menjadi penasaran dan melihat ke arah yang sama. Setelah melihat, tertua kedua menjadi tidak kalah terkejut dari tetua pertama. Jelas apa yang mereka lihat kali ini begitu mencurigakan. Saat tertua kedua masih dalam keadaan tertegun, tetua pertama sudah mulai sadar dan bergegas untuk memperhatikan setiap sudut dari area bobrok itu meski dari kejau
Baca selengkapnya

204. Kecurigaan Penjaga

Di depan gerbang kota Lembah harum, terdapat beberapa gerbong yang sedang berbaris dengan rapi mengantri untuk masuk ke dalam kota. Setiap orang yang ada di setiap gerbong dari kelompok perguruan belati bengkok tampak bersemangat, bahkan tidak terkecuali untuk para tetua. Jelas mereka sudah terlalu bosan dan lelah bepergian selama beberapa hari. Setelah menunggu beberapa saat, kelompok gerbong perguruan belati bengkok itu akhirnya benar-benar berada di depan pintu gerbang kota itu. Sebelum mereka bisa masuk, kelompok itu mulai diperiksa oleh penjaga yang bertugas. Penjaga itu tampak melakukan kerjanya dengan begitu serius. Dia melihat isi dari setiap gerbong yang kelompok belati bengkok bawa. Penjaga gerbang itu tampak mengangguk ketika tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Namun di saat sosok penjaga itu mencoba untuk mengecek salah satu gerbong, dia menemukan empat pemuda yang duduk dengan suasana canggung di dalam gerbong. Penjaga itu tampak tidak peduli pada awalnya dan b
Baca selengkapnya

205. Keraguan Penjaga

Di salah satu gerbong yang tengah terparkir di luar kota Lembah harum, sekelompok orang tampak tengah menatap ke satu arah dengan ngeri. “Sial! siapa sebenarnya monster ini,” kata Fajar mengeluh dengan sedikit takut. Pemuda itu jelas memiliki permusuhan yang dalam terhadap Surya, namun dia terus saja ditunjukkan keanehan pihak lain yang tidak masuk akal terus menerus. jelas dia akan semakin terpuruk jika salah menilai pihak lain. “Apakah aku terlalu berlebihan?” tanya Fajar dengan sedikit khawatir. Sementara Fajar tengah berpikir, kelompok orang yang ada di sekitar juga punya pemikirannya masing-masing. “Siapa anak ini? mengapa aku begitu takut hanya dengan seorang anak?” tanya dalam hati penjaga yang sebelumnya mencoba untuk membangunkan Surya. Toni dan juga Nova yang juga ada di dalam gerbong itu sama bingungnya dengan penjaga atas perilaku aneh surya. “Apakah dia kesurupan atau bagaimana?” tanya Toni dalam hati ketika bingung melihat tampilan Surya yang begitu menyeramkan. Je
Baca selengkapnya

206. Pemuda malas

“Penjaga gerbang apakah kami bisa masuk? Apakah ada yang salah dengan rombongan kami?” tanya paruh baya itu sedikit akrab. Dengan pertanyaan itu suasana di sekitar menjadi sedikit canggung. Kelompok tiga orang murid belati bengkok tampak sedikit khawatir karena satu alasan. Dengan ini kelompok itu mulai menatap ke arah penjaga gerbang dengan tatapan yang begitu aneh. Ada perasaan berharap, takut, waspada dan berbagai emosi lainnya yang ditunjukkan oleh tatapan ketiga murid itu. Sementara ketiga murid itu entah tengah berpikir apa, penjaga gerbang yang sudah memeriksa sebelumnya tampak terhenti karena satu alasan. Dia jelas menjadi bingung bagaimana cara untuk merespon pertanyaan pihak lain. “Pemuda itu sangat berbahaya, apa yang harus aku lakukan?” tanya penjaga gerbang itu sedikit bingung. Dengan itu perasaan haus darah yang menghantui lehernya mulai terputar kembali di benak penjaga itu. entah mengapa setelah mengingat kembali kejadian itu, penjaga malah menjadi semakin taku
Baca selengkapnya

207. Sampai Di Penginapan

Di dalam sebuah gerbong yang tengah terparkir di area salah satu penginapan yang ada di kota Lembah harum, tampak beberapa orang tengah melihat satu sama lain dengan canggung. Kelompok orang yang saling menatap dengan canggung itu tidak lain adalah tiga orang murid belati bengkok. Mereka jelas tahu bahwa perjalanan telah berhenti dan mereka akan menginap beberapa hari di kota ini sebelum melanjutkan perjalan mereka menuju ke kota Bukit Curam. Namun yang menjadi pemikiran kelompok itu kini adalah sosok pemuda yang tengah tertidur malas di dekat mereka. Sosok itu sudah menjadi layu sejak lama, dengan ini mereka tidak terkejut sama sekali sekarang. Namun mereka perlu keluar untuk bisa masuk ke dalam penginapan agar kemudian mereka bisa menikmati kenyamanan yang diberikan penginapan itu. Jelas mereka begitu mati gaya ketika tidak tahu bagaimana caranya agar mereka tidak menyinggung perasaan pihak lain. Jika mereka keluar tanpa berpamitan, mungkin pihak lain akan tersinggung. Jika me
Baca selengkapnya

208. Benar-benar Istirahat

Di salah satu area sekitar penginapan yang ada di kota Lembah harum, tampak sekelompok orang tengah melihat ke sisi dalam gerbong. Kelompok itu tidak lain adalah rombongan perguruan belati bengkok. Sebelumnya, tertua kedua menggerakkan tubuh Surya dengan semangat karena mereka semua telah sampai. Hal ini membuat kelompok tiga orang yang merupakan murid dari belati bengkok itu sedikit ragu dan juga menjadi khawatir. Mereka tidak siap untuk merasakan hawa dingin aneh itu lagi. Dan saat pemuda lemas itu sudah membuka mulutnya untuk bersuara. Tampilan asap putih yang dingin mulia keluar dari mulut sosok itu seperti yang terakhir kali. Dengan ini kelompok tiga orang itu tanpa sadar menahan nafas mereka ketika menatap ke arah pemuda lemas itu. Tetua kedua yang samar-samar merasakan perubahan mikro dari ekspresi kelompok muridnya hanya bisa menjadi bingung. “Kenapa orang-orang ini?” tanya sosok tetua itu dalam hati. Namun saat tetua semakin memperhatikan, dia bisa melihat tampilan ho
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
39
DMCA.com Protection Status