All Chapters of Taring Putih Dari Barat: Chapter 181 - Chapter 190

384 Chapters

180. Memotong Lidah

Di sebuah malam yang gelap, tampak ada kelompok orang yang tengah bergotong royong untuk berkemah. “Nova, apakah kau melihat Surya?” tanya tetua pertama. “Ya tetua aku melihatnya pergi ke arah itu, tampaknya dia mencari kayu bakar.” Nova menunjuk ke satu arah ketika memberikan pendapatnya. “Ahhh ternyata seperti itu. baiklah lanjutkan pekerjaanmu,” kata tetua pertama mengangguk paham kemudian berjalan menjauh. Nova yang melihat hal ini hanya bisa sedikit tidak tahu harus berbuat apa. Dia sedikit khawatir karena jelas Surya telah pergi begitu lama. “Mengapa begitu lama mencari kayu bakar? Bukan kah dia hanya malas untuk membantu disini,” ejek fajar yang mendengarkan pembicaraan Nova dan tetua pertama. Nova yang melihat hal ini hanya bisa jijik namun tidak membalas. ... Sementara itu di salah satu sudut lain di area itu yang tidak kalah gelapnya. Seorang pemuda tengah berpikir keras ketika melihat ke satu arah. “Aku tidak bisa terus seperti ini, jika tidak maka akhirnya aku akan
Read more

181. Kekar Feminim 

Di sebuah area yang gelap, kini tampak ada semacam kabut asap berwarna hijau yang mulai memenuhi ruangan. Sosok pemuda yang ada di tengah-tengah asap itu hanya bisa menjadi sesak dengan tampilan kesusahan. “I-ini racun!” teriak Surya dalam hati. Jelas dia tidak berharap bahwa pihak lain mempunyai metode yang menyeramkan seperti ini untuk melawannya. “Jika dia bisa melakukan hal ini , mengapa dia tidak melakukannya dari awal?” tanya Surya dengan kesal. Andai Surya tahu bahwa sosok yang menyerangnya saat ini adalah psikopat terkenal yang memiliki nama julukan Si bengis penikmat darah. mungkin Surya akan paham mengapa sosok itu menyimpan serangan krusial seperti ini di akhir pertempuran. Seperti Namanya, sosok pesilat ini adalah seorang yang sangat suka melihat darah dari mangsa-nya. Dia sering kali menyiksa mangsanya hanya untuk memuaskan birahinya terhadap darah. “Aku sudah begitu sopan meminta darah mu, namun kau malah meminta darahku, sungguh lancang!” kata sosok itu dengan se
Read more

182. Harapan

Di sebuah tempat gelap yang penuh asap, tampak seorang pemuda tengah melakukan gerakan aneh di tengah-tengah area yang telah ditutupi oleh awan warna hijau mencolok. Pemuda itu tampak kesulitan saat mencoba bergerak mewujudkan pose anehnya dengan begitu bertekad. Pemuda itu terlihat begitu memilukan ketika sejumlah urat yang ada di tubuhnya menegang akibat kegiatan yang dilakukannya sekarang. Pemuda itu tidak lain adalah Surya. dia tengah merasakan rasa sakit yang teramat sangat menyiksa akibat kabut hijau yang ada di sekelilingnya. itu semua karena kabut hijau yang ada di sekelilingnya bukan hanya sekedar kabut biasa, namun merupakan racun dari sosok kekar namun feminim yang kini ada di seberang tubuh Surya. Meskipun tampak kesulitan di setiap gerakannya, Surya sama sekali tidak pernah menghentikan usaha dari tubuhnya bahkan walau hanya sesaat. Ini semua bukan karena Surya telah gila dan menikmati rasa sakit. Namun ini semua karena perasaan euphoria dari harapan. Pemuda itu bar
Read more

183. Tidak Ada Harapan

Seorang pemuda tegap kini sedang berdiri dengan sedikit kesulitan di dalam kegelapan berwarna hijau. namun meskipun begitu, pemuda itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi tidak puas atau semacamnya. Malahan hanya senyum lebar hangat yang bisa di lihat dari penampilan sosok pemuda itu. “Sial aku akan berusaha dengan keras!” kata Surya bertekad dalam hati. Setelah semua kelelahan yang dialami dan juga rasa sakit yang menghampir. akhirnya ada secercah harapan yang sekali lagi menghampiri Surya. Dengan sangat tidak sabar Surya memposisikan energi rimau dan juga energi raja api yang ada di tekonya untuk segera menyebar ke setiap sudut tubuhnya. Dengan itu aliran berwarna oren kemerahan terlihat mulai menginvasi pergerakan racun yang sudah tertanam di dalam tubuh Surya cukup lama. Jika di lihat dari dekat, kedua energi benih dan racun itu saling bertabrakan tidak ada satu sama lain di antara benih Surya maupun racun yang menang dari tabrakan itu. kedua benda aneh itu hilang bersamaa
Read more

184. Belajar Dari Alam 

Di udara, kini seorang pemuda tampak dengan buruk terlempar ke satu arah. sosok itu tampak begitu menyedihkan ketika mendarat dengan tidak mulus di sekumpulan pepohonan. “Debuk debuk debuk,” suara itu terdengar kacau. Setelah beberapa saat terseret jauh kebelakang, sosok pemuda itu akhirnya berhenti setelah tubuhnya benar-benar babak belur akibat hantaman. “Argh punggung ku,” lirih Surya meringis kesakitan. Kesadaran Surya sudah hampir menghilang, namun dirinya terus saja di kejutkan oleh perlakuan yang melecehkan dari pihak lan. Dengan ini Surya mau tidak mau mengutuk dalam hati. Tidak ada perasaan paling buruk di dunia kecuali perasaan tidak berdaya. Dan kali ini Surya sekali lagi mengalaminya. Dia baru saja menempuh segitiga bintang satu silat, dia berpikir bahwa dirinya sudah begitu kuat untuk orang di sekitarnya, namun tampaknya pemikiran itu hanya omong kosong. Kini terbukti bahwa Surya hanya tong kosong nyaring bunyinya, dia mungkin terlihat kuat namun tidak benar-bena
Read more

185. Harapan Lagi?

Surya yang mendengar pertanyaan dari pihak lain hanya bisa menjadi merinding. Tubuhnya sudah lama tidak bisa merasakan rasa sakit akibat perlakuan pihak lain seolah tubuhnya telah mati rasa. namun akibat perkataan pihak lain yang begitu sederhana, fungsi dari setiap staf di tubuhnya mulai kembali seperti semula. Dengan mata lebar yang berkilau sosok Bunglon menatap ke arah Surya tampak menantikan sesuatu yang menyenangkan. Surya yang melihat hal ini tanpa sadar menunjukan tampilan jijiknya dengan begitu terbuka. Bunglon yang melihat hal ini merasa tidak terima, jelas Surya telah menghinanya dengan tampilannya yang terlihat jijik itu. Dengan ini sejumlah urat yang ada di kepala Bunglon mulai menegang. Sosok kekar itu mulai meraih mulut Surya dengan tangannya. Dengan begitu ,Surya di bekap pihak lain dengan begitu buruk. Surya tidak merasakan masalah pada awalnya, namun setelah mengingat telapak tangan pihak lain memiliki lidah yang begitu panjang, Surya menjadi ngeri hingga ingin
Read more

186. Serangan Bertubi-tubi

Seorang pemuda yang tampak kacau kini terlihat berusaha untuk beranjak meski menahan begitu banyak rasa sakit yang tergambar di raut wajah buruknya. Bunglon yang melihat siluet Surya yang berdiri dengan susah payah mau tidak mau menjadi berharap. Meskipun Bunglon telah mendendam terhadap Surya akibat ejekannya sebelumnya, namun sosok kekar itu tetap berharap mendapat hiburan dari Surya. jelas dia sudah lama tidak terpuaskan seperti ini sebelumnya. Dengan itu Bunglon sedikit menekan dendamnya untuk melihat hal apalagi yang akan Surya tunjukan padanya. Sementara itu, Surya yang bangkit dengan susah payah terus saja menggerakan tubuhnya dengan pose aneh yang seperti sebelumnya, meskipun pose itu tampak tidak se-enerjik sebelumnya, tapi jelas Surya tidak akan berhenti sama sekali untuk menggerakan tubuhnya. Sekali lagi, rasa euphoria yang membuat candu meleleh di otak Surya. Kini dia memiliki harapan untuk hidup. Pergerakan benih dan juga seni penempaan tubuhnya lebih cepat dari r
Read more

187. Bermain-Main

“Ahahahah kau sudah selesai dengan semuanya bukan? sekarang giliranku untuk bersenang senang.” Dengan suara berat yang dipaksa untuk feminim itu, sosok Bunglon kemudian bergerak menerjang ke arah Surya. Tampilan sosok itu begitu anggun ketika berlari dengan tubuh besarnya. Surya yang melihat hal ini hanya bisa pasrah menerima keadaan. Suara ricuh sekali lagi terdengar ketika benda merah mulai melayang ke arah tubuh manusia harimau Surya. Surya yang melihat hal ini mau tidak mau mencoba menghindar. Pemuda itu bisa dengan mudah menghindar benda merah yang keluar dari salah satu telapak tangan pihak lain, namun yang membuat Surya ngeri adalah sebuah jeli hitam yang mulai bergerak ke arahnya. Dengan ini Surya mau tidak mau menggertakkan gigi dengan banyak. “Argh sial!” Surya menghindar lagi dan akhirnya selamat dari cairan jeli hitam itu. namun kemudian sebuah benda merah sudah berada tepat di lehernya. Surya sama sekali tidak bisa menghindar dari hal itu. dengan itu pihak lain
Read more

188. Bunglon Marah

Di sebuah area yang kacau, tampak seorang pemuda tengah memegang sebuah pedang gelap menggunakan kedua tangannya. Pedang itu tertancap cukup dalam di jantung sosok kekar yang ada di hadapannya. Surya yang sama sekali tidak ingin melepaskan kesempatan ini kemudian menyalurkan energi benih api dan rimaunya. Dengan itu Bunglon hanya bisa merasa kesal ketika sejumlah perasaan sakit terbakar mulai menghantui jantungnya. Sebelumnya, Surya dengan sangat sabar bertahan dijadikan karung tinju oleh pihak lain. pemuda itu mengambil kesempatan disaat Bunglon lengah untuk mengambil Pralaya yang sudah lama terpisah darinya. Surya hanya bisa memikirkan Pralaya lah yang bisa menambah kekuatannya. Dengan itu Surya bertahan dengan sekuat tenaga hanya untuk serangan krusial ini. Dan ternyata semua usahanya itu membuahkan hasil yang bagus. Pihak lain begitu lengah hingga mudah di tikam Surya dengan pedang-nya. Dengan suasana hati yang sedikit menghangat, Surya terus saja mencengkram pedangnya den
Read more

189. Cahaya Aneh Mayat Bunglon.

Sosok hitam itu terus saja mencoba untuk meraih lubang menganga yang ada di dada Bunglon. Setelah begitu banyak usaha, sosok hitam itu akhirnya bisa memegang lubang dada Bunglon dengan kedua tangannya. Dengan sangat semangat, sosok hitam itu memposisikan kedua tangannya untuk merobek dari celah lubang yang telah di genggamnya. Bunglon yang melihat hal ini hanya bisa memberontak dengan ngeri. Dia berusaha sangat keras untuk melukai tangan pihak lain agar bisa lepas dari cengkramannya. namun tangan hitam itu begitu keras dan kokoh. Melihat Bunglon yang begitu sibuk, sosok siluman hitam itu tampak mulai menggerakan tangannya sebelum akhirnya sebuah besi hitam mulai keluar dari kedua punggung tangannya. Dengan itu dua besi hitam menembus ke jantung Bunglon dengan begitu buruk. Bunglon yang merasakan hal ini hanya bisa tersentak kesakitan. Dia ingin lepas dari pihak lain namun cengkraman siluman itu begitu kuat. Siluman hitam itu tampak tidak puas dengan apa yang dia lakukan, dengan i
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
39
DMCA.com Protection Status