Di salah satu area sekitar penginapan yang ada di kota Lembah harum, tampak sekelompok orang tengah melihat ke sisi dalam gerbong. Kelompok itu tidak lain adalah rombongan perguruan belati bengkok. Sebelumnya, tertua kedua menggerakkan tubuh Surya dengan semangat karena mereka semua telah sampai. Hal ini membuat kelompok tiga orang yang merupakan murid dari belati bengkok itu sedikit ragu dan juga menjadi khawatir. Mereka tidak siap untuk merasakan hawa dingin aneh itu lagi. Dan saat pemuda lemas itu sudah membuka mulutnya untuk bersuara. Tampilan asap putih yang dingin mulia keluar dari mulut sosok itu seperti yang terakhir kali. Dengan ini kelompok tiga orang itu tanpa sadar menahan nafas mereka ketika menatap ke arah pemuda lemas itu. Tetua kedua yang samar-samar merasakan perubahan mikro dari ekspresi kelompok muridnya hanya bisa menjadi bingung. “Kenapa orang-orang ini?” tanya sosok tetua itu dalam hati. Namun saat tetua semakin memperhatikan, dia bisa melihat tampilan ho
Di area ruang tamu salah satu penginapan yang ada di kota Lembah harum, tampak sekelompok orang tengah makan malam bersama. Kelompok itu tidak lain adalah rombongan kelompok perguruan belati bengkok yang sudah beberapa hari menginap di tempat itu. Di saat kelompok itu tengah asik makan, salah satu paruh baya mulai bertanya akan satu hal. “Heyy apakah kalian melihat Surya beberapa hari ini?” tanya tetua pertama pada kelompok itu. Jelas tetua pertama begitu penasaran karena Surya tidak pernah ikut makan malam bersama mereka meski berada di penginapan yang sama. Akibat dari pertanyaan itu, suasana meja makan rombongan perguruan belati bengkok menjadi sedikit canggung. “Ya apakah kalian melihatnya? Aku sama sekali tidak pernah melihatnya sesaat setelah hari itu.” Tetua kedua menambahkan dengan heran. Dengan ini kelompok pemuda yang ditanya hanya bisa saling menatap dengan kikuk. Jelas mereka juga tidak tahu kemana perginya pihak lain. Karena sudah diberikan pertanyaan, salah satu
Di sebuah ruangan gelap yang sedikit berantakan, seorang pemuda tampak meringkuk dengan susah payah. Ada sejumlah cairan yang keluar dari tubuh pemuda itu seolah dia tengah direbus hidup-hidup. Sosok pemuda itu tidak lain adalah Surya. dia kini sedang merasakan rasa sakit yang janggal di tubuhnya. Sebelumnya Surya mencoba untuk melakukan ajian teko panas dingin untuk mengurangi perasaan sakit di tubuhnya, dan kemudian Surya menjadi senang karena hal itu tampaknya berhasil karena tubuhnya perlahan membaik. Surya sudah lama ingin melakukan ajian ini, tapi dia terlalu sakit kepala untuk bertindak di saat sebelumnya, namun karena kini dirinya sudah bergelimang dengan rasa sakit, Surya hanya bisa menahan sedikit tambahan rasa sakit untuk melakukan ajian itu. Di saat Surya tengah berada di puncak kebahagiaannya saat merasakan peningkatan tubuh fisiknya yang begitu signifikan ketika utas biru mulai menyebar ke seluruh tubuhnya, Surya malah menjadi kesal ketika mendapati tubuhnya perlaha
Di dalam sebuah ruangan gelap yang ada di salah satu penginapan kota Lembah harum, ada sebuah makhluk aneh tengah meringkuk kesakitan di atas ranjang yang tampak begitu kacau.Sosok itu terlihat seperti reptil dengan sisik berlumur lendir yang terlihat menjijikan. Di sekitaran sosok itu juga terlihat begitu kacau ketika sisi kasur yang bersentuhan dengan lendir yang keluar dari tubuhnya mulai meleleh karena satu alasan.Sosok manusia reptil menjijikan itu adalah Surya, dia masih saja berkutat dengan semua rasa sakit yang dia punya sejak sebelumnya.Area di sekitaran Surya benar-benar tampak buruk ketika mulai meleleh, bahkan tanpa sadar tubuh Surya perlahan turun karena sejumlah bagian kasur telah hilang akibat dilelehkan oleh lendir tubuhnya. Meskipun begitu Surya sama sekali tidak memusingkan hal yang terjadi di sekitarnya.Ini semua dikarenakan tubuhnya sendiri juga terdampak akibat dari lendir yang ganas itu, perasaan nyeri yang begitu pahit samar-samar membuat Surya takut. Jelas
“Slik.. slik..” Suara aneh mulai memenuhi area di sebuah ruangan gelap yang ada di salah satu penginapan di kota Lembah harum. Suara itu terjadi akibat pergerakan dari jeli hitam lengket yang bergerak membungkus seluruh tubuh sosok reptil yang tengah tertidur damai di atas kasur yang hancur. Jeli itu bahkan masih tidak cukup hanya membungkus sosok itu, dia kini mulai membentuk sebuah telur yang akan mengurung sosok itu di dalamnya. Dengan ini perlahan tubuh sosok yang telah lama di telan oleh jeli hitam itu perlahan ditutupi dengan cangkang yang terlihat rapuh. Fenomena itu terus saja berlanjut hingga beberapa saat. Tanpa sadar satu hari sudah terlewat dari saat terakhir kali Surya sadar di sebelumnya. ... Di salah satu tempat yang ada di kota Lembah harum, seorang wanita tengah berjalan dengan ekspresi buruk. “Apakah dia masih saja tidak keluar?” tanya Nova dengan tampilan mengkerut. Sudah beberapa hari Surya masih saja mengurung diri di dalam kamarnya. Ini membuat kelompok
Di sebuah ruangan gelap kacau, sesosok mahluk reptile tengah terperangkap dengan canggung di dalam sebuah cangkang gelap.Karena merasa tidak nyaman, sosok reptil itu mulai menggerakkan tubuhnya untuk menghancurkan cangkang itu.“Kaboom.. kaboom..”Suara yang menggetarkan mulai terdengar di area itu. bakah samar-samar getaran itu sampai ke kamar lain yang ada di dekat ruangan itu.“Arghhh sial ini begitu keras,” keluh sosok kadal itu dengan banyak.Sosok kadal itu adalah Surya, dia telah mengalami begitu masalah hanya untuk berubah menjadi kadal. Dan sekarang dia bahkan tidak bisa percaya bahwa pukulannya tidak bisa menembus cangkang ini.“Apakah ini karena energiku yang sudah menipis?” tanya Surya bingung.Karena tidak mendapatkan jawaban, Surya lanjut memukul cangkang itu dengan pukulannya.“Kaboom… Kaboom...”Meskipun ruangan bergetar akibat serangan pukulan Surya, cangkang itu sama sekali tidak pecah maupun retak setelah dipukul olehnya dengan sekuat tenaga.Selain karena energiny
Di sebuah ruangan yang gelap, tampak sesosok makhluk kini tengah duduk di dalam posisi lotus dengan tampilan damai.Sosok itu tampil dengan fisik kadal, namun perlahan tapi pasti tubuh dari sosok itu mulai berubah menjadi bentuk manusia.Setelah beberapa saat lagi, sosok kadal sebelumnya sudah benar-benar hilang digantikan oleh seorang pemuda tegap yang tampan.“Ahhhh akhirnya selesai juga,” keluh Surya dengan puas.Jelas dia begitu senang setelah melewati setiap bencana aneh sebelumnya.Dengan ini Surya mulai beranjak dari kasur kemudian mulai menggerakan tubuhnya dengan lincah.Ada tampilan puas dan bersyukur di wajah pemuda tegap itu ketika wajahnya tanpa sadar dihiasi cahaya bulan yang merembes dari jendela yang terbuka.Hari jelas sudah malam namun Surya masih saja terjaga. Setelah puas menikmati menggerakan tubuh manusianya, Surya mulai melihat ke segala arah dengan menggelengkan kepala.“Apa yang sebenarnya terjadi di sini?” tanya sosok itu kaget.Jelas tampilan ruangan itu be
Pagi hari yang menyenangkan, seorang pemuda tertidur pulas dengan malas di dalam sebuah ruangan yang tampil begitu kacau.Ruangan itu terlihat cukup bersuasana dramatis ketika cahaya lembut dari sinar matahari mulai masuk dari celah jendela rusak yang perlahan menerangi ruangan itu.Sosok pemuda tegap yang terbaring malas itu tampaknya tidak terganggu sama sekali dengan gangguan yang disebabkan cahaya matahari pagi itu. dia terus saja tidur dengan malasnya hingga beberapa waktu.Sosok pemuda yang terbaring itu tidak lain adalah Surya, setelah transformasinya yang panjang dan menyakitkan, pemuda itu akhirnya bisa menjadi rileks sebentar....Di ruang tamu salah satu penginapan yang ada di kota Lembah harum, sekelompok orang tengah sarapan bersama sambil bercerita tentang beberapa hal ringan.“Fajar apakah kau sudah siap memasuki alam kecil?” tanya Toni cukup penasaran saat mengunyah makanan.Mendengar pertanyaan dari temannya itu, Fajar hanya bisa melihatnya dengan tampilan aneh.“Hey
“Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski
Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal
“Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua
“Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak
Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t
“Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t
Abar dan sosok lain yang ada di sebelahnya tampak mematung saat melihat sekelompok orang yang tengah berlari tidak jauh dari dirinya.Abar pada awalnya berpikir bahwa teriakan sebelumnya adalah kode atau semacam teriakan serangan khusus, namun setelah melihat sekelompok orang yang berlari menjauh dan tak berniat untuk menyerang, hanya membuat Abar menjadi terpana.“Apa situasinya?” Abar tanpa sadar bergumam sendiri.Sosok yang sedari tadi berada di sebelah Abar juga tampak bingung, dia juga ingin bertanya hal yang sama dengan apa yang baru saja di gumamkan Abar sebelumnya. Namun hal itu terhenti karena sebuah batu yang ada di tangannya mulai bergetar.Sosok yang memegang batu itu mulai melihat isi pesan dari batu itu dengan wajah yang aneh, seolah ada hal yang mengganggu pikirannya.Setelah beberapa saat melihat isi pesan dari batu komunikasi miliknya, sosok yang tampil dengan wajah aneh itu tiba-tiba saja merubah raut wajahnya.Sosok itu langsung saja berlari dengan gila-gilaan saat
Di sebuah area hutan yang lebat, sekelompok orang tengah berlari dengan gila-gilaan menuju ke satu arah. “Sial! Apa yang membuat orang itu sampai-sampai mengirim pesan darurat seperti ini?” tanya Kakhi saat berlari sambil melihat sebuah batu yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, kakhi jelas telah sepakat untuk membantu Abar berurusan dengan musuhnya, dengan ini Kakhi yang merupakan salah satu orang yang di percayai tuannya salah satu si bengis menyuruh beberapa orang untuk ikut dengan Abar. Dia berharap beberapa lusin orang itu bisa dengan mudah menjatuhkan lawannya. Namun selang beberapa saat yang singkat, sosok itu malah mendapat pesan di batu komunikasi dengan notifikasi cahaya. Biasanya batu hanya akan bergetar saat salah seorang mengirim pesan. Hal ini merupakan notifikasi umum. Dan ini sangat jelas bagi para anggota dari kelompok itu. Namun hal yang dilihatnya kali ini membuatnya sedikit panik, cahaya hanya akan keluar jika hal yang dikirimkan dalam batu komunikasi bena
Serangan yang kuat dan sejumlah orang melaju dengan cepat ke arah seorang pemuda. Kelompok orang itu begitu besemangat seolah telah di suntik oleh narkoba. Sementara itu, pemuda yang telah menjadi arah serangan itu terkejut sebentar sebelum akhirnya Kembali tenang dan tenang. Sosok Abar yang melihat ini dari kejauhan hanya bisa mencibir. “Cihhh, tidak ada gunanya berlagak keren sekarang!” Sosok Abar berkata penuh dengan kebencian pada awalnya, namun setelah beberapa saat, Surya yang awalnya mematung seolah ketakutan itu tiba-tiba saja bergerak. Dengan seuara tebasan pedang yang jelas tajam, sejumlah kepala munusia terbang kemudian jatuh dengan buruk ketanah. Setelah itu, sejumlah tubuh kaku yang jelas-jelas merupakan tubuh kelompok yang sebelumnya menyerang mulai jatuh dengan layu satu persatu. Abar yang melihat ini langsung saja menjadi negri. “Ahhh apakah dia sekuat ini? tidak mungkin! tidak mungkin” Pemuda itu dengan panik berterika. “Tidak-tidak kalian semua serang, janga