All Chapters of JIN PENGHUNI RUMAH KOSONG LEBIH PERKASA DARI SUAMIKU : Chapter 81 - Chapter 90
114 Chapters
CINTA MUSTAFA SEJAK DALAM RAHIM
“Pak, maaf. Aku harus buru-buru pulang,” ucap Indarti yang buru-buru lari ke kamar mandi untuk membersihkan badan.Pak Brahim merasa heran dengan tingkah laku Indarti belakangan ini. Tanpa sengaja pria berkepala plontos ini menemukan sebuah tespack yang terjatuh di lantai saat Indarti mengambil sesuatu dari dalam tas barusan.“Kok, bisa? Katanya KB,” ucap lirih Pak Brahim sesaat setelah melihat garis dua di alat tes kehamilan tersebut.Mereka telah enam kali melakukan hubungan intim dalam ritual syarat pesugihan dan Indarti selalu mengaku ber-KB.Pak Brahim tak menyangka di ritual terakhir demi mendapatkan kekayaan ada kabar bahagia seperti ini. Sesuai kesepakatan dengan kuncen Gunung Kemukus setelah mendapat daun dewandaru, mereka harus menyelesaikan ritual berhubungan intim sebanyak tujuh kali.Hari ini adalah ritual terakhir dan esoknya, mereka harus segera sowan ke kuncen Gunung Kemukus untuk mengadakan selamatan sekaligus pengukuhan sebagai pengikut setia Sang Ratu—penguasa gunun
Read more
SESUATU YANG TERSEMBUNYI
“Enak sekali kamu! Ini adalah janin persembahan untukku. Mereka melakukan ritual atas perintahku," ucap Ratu Gunung berang.Mustafa yang telah emosi mengeluarkan kekuatannya. Ratu Gunung pun tak mau kalah, segera mengeluarkan sinar merah keemasan bagai kilat ke arah sang jin. Mereka berkelahi adu kekuatan. Sosok jin Timur Tengah ini adalah termasuk cerdas di kalangannya. Sepanjang hidupnya suka berburu ilmu ke penjuru dunia gaib.Ia tahu betul kekuatan Sang Ratu Gunung dan paham pula kelemahan penguasa Gunung Kemukus tersebut. Mustafa diam-diam mengisap air laut hingga perutnya membulat lalu semakin membesar seukuran sebuah bukit.Setelah dirasa cukup disemburkanlah semua air laut dalam perut ke arah Ratu Siluman Ular lalu secara bersamaan tangannya menarik tubuh Indarti dari belitan makhluk tersebut.“Aauch ....!”“Awas kau Mustafa! Lain kali aku akan datang mengambil santapanku kembali!”‘Wuuzzt ...!’Tubuh besar ekor siluman yang tenggelam dalam genangan air laut lalu penghilang me
Read more
SAATNYA TELAH TIBA
“Yaudah, tolong jaga rumah. Biar Bu Indarti dirawat sampe sembuh dulu. Assalamualaikum,” ucap Pak Brahim menutup pembicaraan telepon.“W*'alaikumussalam.”Ponsel pun segera dimatikan oleh pria berkepala plontos ini. Indarti tampak termenung memikirkan kejadian yang menimpanya. Ponsel di meja pun segera diambil lalu ia menghubungi nomor kontak sang suami.Indarti telah beberapa kali menghubungi, tetapi nomor Pak Wardoyo tak aktif. Akhirnya, ia mengirimkan sebuah pesan lewat w******p. Pesan yang dikirim hanya centang satu dan Indarti mulai cemas akan keadaan sang suami.“Berpikir tenang dulu. Jaga kesehatan demi kandungan. Nanti sepulang dari sini, aku akan mampir melihat Pak Wardoyo,” ucap Pak Brahim berusaha menenangkan hati kekasih gelapnya ini.“Kasian dia, Pak. Ke mana, ya?”“Selesai ketemu dokter, aku akan cari Pak Wardoyo,” kata Pak Brahim sembari melangkah menghampiri seorang perawat yang kebetulan lewat.Tampak pria ini berbincang dengan wanita berseragam putih tersebut. Sesaat
Read more
DEMI KESELAMATAN BUAH HATI
“Pak, tolong antar saya,” ucap Indarti sembari melihat sang putri kecil sedang tertidur pulas dalam dekapan.“Ke mana, Bu?”“Jalan aja dulu. Nanti juga tau,”Pak Sopir mengiringi langkah sang majikan dengan perasaan was-was. Pria ini merasakan ada keadaan darurat yang dialami sang majikan atau bayinya. Namun, tak terlihat wajah kecemasan di raut wajah majikan wanitanya. Selama perjalanan Indarti tak banyak ngomong dan lebih mengherankan di mata sang sopir, bayi mungil dalam gendongan tak rewel sama sekali.Ada masalah apa?Siapa yang sakit?Pak Sopir sibuk memikirkan keadaan majikan dan bayinya.Pria yang sedang mengemudi ini terkejut, tiba-tiba Indarti berteriak, “Putar balik, Pak! Kita ke Panti Asuhan Siti Hajar yang barusan tadi.”“Kok ke panti asuhan, Bu?” tanya sang sopir yang semakin keheranan oleh perilaku majikan wanitanya ini.“Udah, ikuti saya, aja,” tegas Indarti sambil menatap kedepan saat mobil balik arah.Mobil jalan perlahan agar tak terlewat lagi. Beberapa meter di dep
Read more
PERPISAHAN DEMI KESELAMATAN
“Terima kasih atas bantuanmu. Biarlah aku sendiri yang hadapi dia. Karena yang punya perjanjian hanya aku dengannya,” ucap Indarti yang tetap tersenyum terhadap bayangan di cermin.Sosok tersebut tak bisa berbuat banyak karena wanita didepannya punya perjanjian gaib. Kini, waktu yang diinginkan sendiri oleh Indarti.“Sang Ratu, aku telah siap kau jemput. Tak ada berontak lagi karena aku telah serahkan diri sejak awal menyembahmu,” ucap Indarti mantap yang telah berdiri sembari menghadap sebuah 1mabkhara.1[tempat bakar dupa]Dalam wadah tersebut Indarti telah membakar kemenyan. Asap mengebul hasil dari pembakaran. Indarti menghidupkan sebuah dupa lalu dengan mata terpejam memegang dupa di kedua tangan lalu mengangkat kedua siku. Dari kedua bibir wanita ini meluncur mantra pemanggil.Dalam beberapa detik, tampak asap beraroma bangkai memenuhi ruangan. Indarti geming tak goyah oleh bau tersebut. Asap semakin menggumpal lalu menyelubungi sosok yang benar-benar mengerikan.Sekujur tubuh di
Read more
AWAN HITAM MENJIJIKKAN
“Tubuh dengan roh lain. Anak kami diselamatkan dari ancaman Ratu Ular.”“Maaf, Pak. Saya jadi bingung.”“Pak Sopir bermalam di sini. Besok, tolong antar saya melihat keadaan panti asuhan. Sesuai surat ini, saya belum boleh menemui anaksaya secara langsung. Agar sama-sama aman.”“Baik, Pak. Oh, ya. Ini titipan dari Ibu juga,” ucap sang sopir segera menyodorkan sebuah tas kecil kepada Pak Wardoyo.Dalam surat beramplop cokelat disebutkan bahwaada tas kecil di tempat tersembunyi dalam mobil. Kini tas tersebut telah disampaikan ke Pak Wardoyo. Pria ini segera membuka tas lalu menilik isinya.Ada beberapa buku tabungan beserta kartu ATM di masing-masing buku. Pak Wardoyo kaget bukan main melihat jumlah total nominal saldo yang tercantum.Dalam sebuah surat yang terdapat dalam tas, tertulis bahwa separuh harta adalah hak milik anak. Tertera nama seorang notaris di samping nama Indarti di surat tersebut.“Sekarang Ibu ada di mana?” tanya Pak Wardoyo setelah memasukkan kembali surat wasiat ke
Read more
NASI TELAH MENJADI BUBUR
“Cepat lari! Biar aku hadang belatungnya.”Terdengar teriakan dari makhluk tersebut dan kedua pria ikuti perintahnya. Mereka berlari tanpa henti hingga kehabisan tenaga dan jatuhpingsan.•••¤•°•¤•••¤•°•¤•••“Pak, udah enakan?” tanya seseorang menyapa Pak Wardoyo sesaat setelah siuman.Pak Wardoyo mencoba mengamati sosok yang berdiam di pinggir ranjang. Dengan pandangan mata yang masih kabur, ia mencoba tersenyum. Kedua mata memidai keliling ruangan dan hanya ada tembok dan tirai berwarna putih.“Aku ada di mana?” tanya pria berwajah bersih yang kini pucat pasi.“Bapak ada di rumah sakit. Tenang dulu,” jawab sosok pria yang tak lain adalah Pak Brahim.Pak Wardoyo merasa tangannya perih dan berat, ternyata selang infus sedang terpasang di lengan kiri.“Kenapa aku di sini? Pak Sopir di mana?” tanya pria ini sembari melihat penampakan Pak Brahim yang semakin jelas.“Maaf. Pak Sopir meninggal dunia tertabrak mobil,” jawab Pak Brahim dengan ekspresi sedih.“Jenazahnya sudah dikuburkan oleh
Read more
SOSOK WANITA RENTA BERLENDIR HIJAU
“Boleh saya jujur? Agar Pak Wardoyo tahu kebenaran tentang makhluk hijau tersebut,” pungkas Pak Brahim memberanikan diri.“Silakan, Pak! saya memang penasaran sekali mengenai hubungan makhluk itu dengan istri saya.”Pak Wardoyo yang terbaring berkata sembari membenahi letak lengan yang dipasang infus.“Sebenarnya kami ...mencari pesugihan.”Pak Wardoyo seketika terperangah mendengar pengakuan dari mulut pria berkepala plontos barusan. Pak Wardoyo berharap perkataan teman bisnis sang istri tersebut hanya sebuah kelakar semata. Namun, nyatanya tak ada ekspresi tersenyum di wajah Pak Brahim. Pria berkepala plontos ini tampak serius dengan pandangan menunduk.“Maafkan saya! Itulah kenyataannya,” tegas Pak Brahim“Jadi usaha istri saya laris selama ini karena pesugihan?” tanya Pak Wardoyo dengan tergagap.Pak Brahim mengangguk pelan demi menjaga hati pria di hadapannya. Memang terasa berat dan menyesakkan dada dari kedua pihak. Namun, Pak Brahim harus berani mengungkap semua sekarang, kare
Read more
LENDIR HIJAU BERBAHAYA
Pak Wardoyo bergegas memegang gelang giok dengan jemari. Wanita renta ini meludah ke arah Pak Wardoyo dan ajaib ludah tersebut berubah menjadi asap sebelum menyentuh kulit wajah pria tersebut. Tentu saja, sang nenek tampak berang melihat lontaran ilmunya tak berefek ke sasaran.“Bangsat! Mustafaaa, keluar kamu ...!” teriak wanita renta ini dengan wajah merah padam.Ajaibnya! Teriakan sang nenek yang bergema seisi ruangan, tak berpengaruh terhadap sekeliling. Terbukti, tak ada siapa pun, termasuk perawat yang masuk ke ruangan. Aktivitas di luar kamar perawatan terdengar normal, tak ada yang mencurigakan.Pria berumur 50 tahunan ini mencoba bersikap tenang, meski detak jantung berpacu bagai laju roda kereta. Nenek berwajah bengis ini tak berhenti sampai di situ. Ia semakin emosi karena teriakannya tak ada tanggapan dari Mustafa.“Kamu mau bermain-main denganku rupanya, jin bau kencur. Baiklah! Akan kuturuti. Manusia ini, kayaknya asik juga untuk hiburan,” ucapnya sambil tertawa terkekeh
Read more
SOSOK WANITA ITU INDARTI
“Saya gak punya keluarga di sini. istri dan anak ada di luar kota. Biarlah saya sendiri sampai sembuh. Kapan sayabl boleh pulang? Biaya perawatan segera saya bayar," ucap Pak Brahim yang membuat perawat ikut prihatin dengan keadaannya.“Tunggu pemeriksaan dokter. Banyak istirahat, Pak. Usahakan jangan banyak gerak,” pungkas perawat sambil memasukkan alat-alat kembali.Pak Brahim menanggapi semua saran perawat dengan anggukan. Pak Brahim merasakan nyeri di punggung mulai berkurang setelah obat bereaksi.“Bu, tolong kasih obat yang bisa mempercepat pengeringan luka. Berapa pun harganya saya bayar sekarang,” kata Pak Brahim sembari berganti posisi.“Coba nanti dikonsultasikan dengan dokter. Saya tinggal dulu. Permisi,” balas perawat lalu beranjak meninggalkan ruangan.Sepeninggal perawat, tinggal Pak Brahim merenungi peristiwa yang telah ia alami setelah ikut ritual pesugihan bersama mendiang Indarti. Hanya kenangan bersama wanita ini yang tak bisa dilupakan begitu saja.Apalagi kini, an
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status