Sementara itu, tak jauh dari kantin ada sepasang mata berbulu lentik sedang mengawasi mereka dengan senyum sinis.“Ganteng juga dokter muda itu. Astuti, kamu harus fokus ke Pak Wardoyo. Setelah misi berhasil, terserah kamu,” ucap lirih sosok berbaju putih berbulu mata lentik sembari menutup kedua mata dengan telapak tangan.Sempat terjadi pergulatan, antara hati dengan tubuh. Secara di dalam tubuh Suster Astuti berdiam roh lain. Kaki bersepatu pantofel memaksa pergi ke arah ruang perawatan Pak Wardoyo. Sesampai di ruang perawatan, Suster Astuti mendekati salah satu petugas.“Selamat siang, Pak. Maaf, pasien sudah ditemani psikiater?”“Selamat siang, Sus. Psikiater belum ada. Pengacara pasien punya rekomen sendiri.”“Yaudah kalo, gitu. Saya hanya merasa kasian dengan kasus yang dialami pasien. Permisi, Pak.”“Silakan, Sus.”Setelah Suster Astuti melangkah pergi, kedua petugas saling melempar senyum. Mereka sudah dapat info mengenai wanita tersebut dari suster yang lain. Dari arah berla
Last Updated : 2022-05-25 Read more