Zainab cengengesan saat Ibu memergokinya memanggilku 'om'. "Dia siapa, Om?" tanya Zainab lirih. "Itu, Ibu. Sana, salim dulu." Tanpa kata lagi, Zainab mendekat pada Ibu yang berdiri di samping sofa ruang tamu sambil menimang Zahira. "Bagaimana kabar Ibu?" tanyanya seraya mencium tangan Ibu. "Ibu Baik, Nak. Alhamdulillah, kamu kembali dengan selamat, Nak. Ibu, Zaidan, dan Zahira sangat merindukanmu." Diciumi wajah sang menantu cantik itu oleh Ibu. Sementara, Zainab hanya diam dengan senyum simpulnya. "Selamat, ya, Mas. Istri Mas Zainab sudah ditemukan. Aku ikut seneng." Maira tiba-tiba menghampiriku. "Iya, aku juga mau bilang terima kasih karena membantu menenangkan Zahira saat mamanya belum ditemukan," jawabku tanpa melihatnya. Aku lebih fokus pada adegan mengharukan antara seorang ibu dengan menantunya. Beberapa saat kemudian, Maira berpamitan. Dia mencium tangan Ibu sebelum akhirnya menghilang dari pandangan. Baguslah, dia memang seharusnya tidak di sini. Zahira pun sudah
Read more