Share

Jangan Panggil Aku Om!

Aku masih terus memandangi perempuan yang satu bulan lebih membuat hati ini hampir mati. Dia meletakkan nampan berisi dua gelas teh dan satu piring kacang rebus di meja ruang tamu. Mata indah itu mengerjap berkali-kali saat melihatku.

Ah, Za. Ada yang berdesir di hati ini. Aku merasa seperti jatuh cinta lagi. Ingin sekali langsung memeluk tubuh mungil itu.

Mas kangen, Sayang.

"Om kenapa lihatin Nisa kayak gitu? Om, naksir Nisa, ya?"

Perempuan berlesung pipi itu menyebut dirinya Nisa dan memanggilku dengan sebutan Om.

Apa yang sebenarnya terjadi satu bulan terakhir ini? Kenapa Zainab bisa melupakanku?

"Kamu gak ingat siapa aku?"

Zainab menggeleng, lalu beralih menatap Pak Hasyim. Dia diam. Sepertinya bingung akan menjawab pertanyaanku.

"Sini, duduk!" Pak Hasyim menepuk bangku di sebelah kirinya. Zainab pun menurut.

"Apa yang sebenar terjadi dengan Zainab, Pak? Kenapa dia menyebut dirinya dengan nama Nisa?"

"Nisa, kalau Ayah bilang dia ini suamimu, bagaimana?"

Pak Hasyim tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status