PoV ZainabAku terbangun saat mendengar suara tangis Zahira. Kulirik jam di dinding, sudah menunjukkan angka lima. Aku tertidur cukup lama setelah salat Asar tadi. Namun, tak kudapati Mas Zaidan di kamar. Aku pun bergegas keluar dari kamar untuk menghampiri Zahira karena tangisnya tak kunjung reda. Ternyata, putri kecilku ada dalam gendongan Ibu. "Sini, Bu. Biar Zahira sama aku." Kuminta Zahira dari gendongan Ibu. Alhamdulillah, tangisnya berangsur reda saat kutimang perlahan. Kemudian, Mas Zaidan datang membawa satu botol susu. Masih hangat saat kupegang. Gegas kumasukkan ujung dot ke mulut mungil Zahira. Putriku meminumnya dengan cepat. "Anak mama haus, ya?" ucapku sambil memperhatikan wajah mungil yang berangsur memejamkan mata. Sungguh cantik dengan hidung dan bibir yang persis dengan papanya. "Kamu sudah sehat, Nak?" "Alhamdulillah, sudah, Bu. Sudah enakan setelah buat istirahat."Ibu tersenyum sembari mengelus kepalaku. "Aku bawa Zahira ke kamar, ya, Bu."Ibu mengangguk.
Read more