Kami sama-sama pamit pada seisi rumah sebelum berangkat kerja. Yang paling membuatku berat meninggalkan rumah, ya, si kecil Alvin ini. Meski kadang bikin geregetan, tapi lebih sering bikin gemas. "Bunda kerja dulu, ya, Nak. Baik-baik di rumah. Nanti jangan lupa suapin Nenek, ya," pesanku padanya. "Oke, Bunda!" Dia mengacungkan jempolnya. Di sela langkahku dan Rafael, tak sengaja kedua tangan kami saling bertaut. Ah, ini sepertinya disengaja olehnya. Aku dan Rafael menoleh di waktu yang bersamaan. Senyum sama-sama terbit dari bibir kami. Entah bagaimana, cinta di antara kami semakin lama semakin kuat. Mungkin salah satunya karena adanya Alvin juga. Kami masuk mobil yang sama. Sedikit mencondongkan badan, Rafael memasangkan sabuk pengaman padaku. Mendadak dadaku jadi berdebar-debar. "Hm ... sok romantis ini ceritanya," sindirku.
Last Updated : 2022-04-10 Read more