"Masa setiap hari aku yang kasih ciuman? Kamunya enggak." Dia manyun. "Halah! Bilang aja minta dicium. Pakai acara ngomong nggak adil segala. Sini!" Rafael nyengir. Dia mendekat. Aku melakukan hal yang sama padanya. Mencium kening, kedua pipi, dan bibir. Singkat saja. Nanti kalau kelamaan bahaya. Bisa-bisa malah kebablasan. Ah, skip! "Love you," ucapnya sebelum benar-benar turun. Hatiku masih saja berdebar tiap kali mendengarnya mengungkapkan rasa itu. "Love you too," balasku. Dia masih sempat mengacak rambutku juga. "Ah, Mas ngeselin! Rambutku berantakan lagi, kan, jadinya," keluhku. "Siapa suruh dandan cantik banget." Dia menyelinap keluar. Aku menggeleng pelan. Sikapnya memang sudah lebih dewasa, ditambah lagi dengan brewokan dan rambutnya yang nyaris gondrong. Tapi kadang sikap kekanakannya masih juga muncul. ** S
Last Updated : 2022-03-29 Read more