"Ya udah, kita tidur aja. Nggak usah mikirin Talita lagi. Toh sekarang Ibunya juga udah sembuh." Aku mengajak Rafael untuk berbaring. Dia merengkuh tubuhku seakan-akan aku ini tidak boleh jauh darinya. "Tan, kita nggak malam pertama lagi?" Aku tertawa. "Perasaan tadi siang udah, deh. Masa namanya masih malam pertama?" Dia mengeratkan pelukan di perutku. "Ya masihlah. Tadi, kan, siang. Malamnya belum. Jadi ini masih malam pertama." Oh, astaga! Dia benar-benar pintar memainkan kata-kata. "Gue ngantuk, Raf. Besok aja, ya." "Elah, Tan, pelit amat. Ya udah, deh. Gue tidur aja." Pelukannya terlepas. Rafael merubah posisinya. Kini dia membelakangiku. Eh, dia ngambek? Aku mendekat. Kuciumi tengkuk lehernya hingga dia berbalik lagi. Lalu seperti tadi siang, kami kembali melakukan malam pertama, kata Rafael. Das
Last Updated : 2022-03-08 Read more