Rafael meringis. "Iya, Sayang, iya. Matanya dikondisikan itu. Elah!" Terdengar tawa kecil dari Fatih. Perawat muda itu lalu mendekat. Seperti biasa, memeriksa tensi adalah hal utama. "Biasanya berapa tekanan darah Pak Rafael ini normalnya?" Fatih bertanya sembari menatapku dan Rafael secara bergantian. Baru saja mulutku akan terbuka, Rafael sudah menjawab lebih dulu. "Seratus sepuluh, sih, biasanya. Kadang juga seratus." "Tekanan darah Anda rendah. Ini hanya sembilan puluh. Sering mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, ya. Nanti akan aku beri obat juga." "Aku disuruh makan besi gitu?" Astaga! Aku ingin sekali tertawa mendengar pertanyaan konyol Rafael. Fatih pun menutup mulutnya untuk menahan tawa. "Kalau Anda mau, ya, terserah saja," balas Fatih santai. "Yah, emangnya aku ini Limbad."
Terakhir Diperbarui : 2022-04-24 Baca selengkapnya