Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 131 - Chapter 140

264 Chapters

131 S2: Ayo Kita Tidur

“Itu yang bikin Ezra dan Kavita tidak mau datang, sikap ramahmu saja ternyata cuma sebuah topeng!” celetuk Pasha yang ternyata mendengar umpatan kasar Monic. “Sori saja, tapi aku tidak tanya apa pendapatmu.” “Aku juga tidak mengharapkan tanggapan darimu.” Monic menatap Shadan dengan marah. “Lihat ini, orang kepercayaan kamu! Sudah bagus kalau dia tetap di kantor Ezra, jadi pelayan!” Pasha mendelik, tapi enggan untuk berdebat dengan kaum wanita seperti Monic dan lebih memilih untuk pergi menyingkir. “Jangan terlalu keras kalau bicara sama Pasha,” tegur Shadan santai. “Biarpun begitu, dia itu aset berharga perusahaan kalau bisa kita manfaatkan.” “Maksud kamu?” Monic tidak mengerti. “Pasha memiliki skill bagus soal komunikasi, cara dia bicara bisa sedikit mempengaruhi orang—itu sebabnya perusahaan Ezra mengalami kemajuan pesat, aku sangat yakin kalau semua itu pasti karena kemampuan Pasha.” “Ck, cuma melobi orang ... aku juga bisa.” “Dengan cara bicara kamu yang cenderung kasar d
Read more

132 S2: Harus Memulainya Lebih Dulu?

“Ayo kita tidur,” ajak Ezra tanpa basa-basi. “Baru jam segini, sudah ajak tidur?” “Memangnya kenapa? Kapan saja saya mau tidur, ya tidur.” Kavita terdiam, tidak yakin dengan jalan pikirannya sendiri. Apakah Ezra sudah bersedia melakukan hubungan lagi dengannya? Masih dalam diam, Kavita segera mengganti pakaiannya dengan piyama meskipun tidak segera tidur. “Kenapa kamu malah menyalakan televisi?” tegur Ezra saat Kavita duduk dengan punggung bersandar dan mata terarah lurus ke televisi. “Saya belum ngantuk,” jawab Kavita tanpa menoleh. “Kebanyakan tidur siang sampai badan jadi melar.” Ezra mengerutkan kening dan memindai separuh tubuh Kavita yang tertutup selimut, menurutnya fisik sang istri tidak ada bedanya sama sekali. “Kalau seandainya saya ... sudah tidak dibutuhkan lagi, bisakah kontrak pernikahan ini diakhiri saja?” cetus Kavita, masih tanpa memandang Ezra. “Apa?” Ezra yang tadinya sudah memejamkan mata, tiba-tiba terbuka lebar setelah mendengar pertanyaan yang dilontark
Read more

133 S2: Berubah Menjadi Bos dan Pegawai

Tanpa menunggu tanggapan apa pun dari Kavita, Ezra langsung pergi menjauh dan masuk ke kamar mandi.Meninggalkan Kavita dengan sejuta pertanyaan di dalam kepala, sebetulnya apa yang terjadi?“Oke, masa bodoh sama target dan tujuan dia!” Kavita merah padam, dengan perasaan berkecamuk dia pergi tidur duluan dan tidak mempedulikan Ezra yang terlihat jelas menghindar darinya.Dia berniat untuk mengimbangi sikap Ezra yang tidak bisa ditebak, masa bodoh dengan kontrak pernikahan!Keesokan paginya Ezra beraktivitas seperti biasa tanpa membahas insiden yang sempat terjadi antara dirinya dan Kavita semalam.Sebelas dua belas dengan Ezra, Kavita juga pura-pura tidak terjadi apa-apa dan tetap melayani suaminya seperti biasa.Ketika makan di dapur pun, mereka berdua tidak banyak bicara. Sejak resmi menjadi istri, Kavita memang terbiasa menemani Ezra sarapan di meja makan.“Saya duluan,” pamit Kavita, dia berdiri dari kursinya dan bergegas pergi meninggalkan dapur tanpa menunggu jawaban Ezr
Read more

134 S2: Kamu Sudah Hamil Belum Sih?

Namun, ada satu kotak yang menarik perhatian Kavita dan membuatnya berjalan mendekat.Kotak itu berbentuk persegi dan terdiri dari dua bagian atas bawah. Sebuah amplop berlogo rumah sakit tempatnya dirawat seketika menarik rasa ingin tahu Kavita yang muncul mendadak.“Ezra sakit?” gumam Kavita sambil mengamati kotak bening itu, nyalinya tidak cukup besar untuk mencari tahu apa isi di balik amplop berlogo rumah sakit tempat dirinya pernah dirawat.Kecurigaan Kavita semakin besar ketika Ezra selesai rapat dan terlihat serius melihat kotak yang berada di atas meja kerjanya.“Apa kamu dekat-dekat meja saya tadi?” selidik Ezra kepada Kavita yang masih duduk anteng di sofa.“Tidak.”“Kamu sempat pegang barang-barang di meja?”“Tidak.”Ezra menatap Kavita selama beberapa saat, kemudian dia duduk di kursinya dan bergegas menyimpan kotak itu ke dalam laci, tidak lupa dia kunci supaya tidak memancing orang lain untuk mencari tahu.“Monic akan menikah dalam waktu dekat ini, kamu bersedi
Read more

135 S2: Kamu Ingin Segera Punya Anak?

Kavita tidak tahu harus bersikap bagaimana. Jika menuruti napsu, tentu saja dia ingin sekali menjejalkan sepatu hak tingginya ke mulut runcing Monic. “Saya belum hamil, kenapa memangnya?” Ezra tercengang, tidak mengira kalau Kavita akan melontarkan jawaban sejujur itu. “Tidak kenapa-kenapa, tapi lucu juga kalau misalnya kita bisa hamil sama-sama!” Monic meneruskan ocehannya dengan santai, sama sekali tidak peka dengan situasi yang terjadi saat ini. “Silakan hamil duluan kalau memang kedua belah pihak sudah siap,” komentar Kavita, mencoba mengimbangi. “Percuma juga kalau cuma satu pihak yang berencana, tapi pihak lainnya belum sepakat soal itu—benar kan?” Ezra terperanjat saat Kavita menoleh ke arahnya. “Ya sudah kalau memang begitu, aku lihat kalian ini terlalu santai ... Menikah sudah berapa bulan, belum ada tanda-tanda hamil juga.” Monic masih bertingkah seakan sedang mengomentari cuaca yang tidak pasti. “Zra, jangan sampai kamu menyesal kalau aku duluan yang hamil, sementara
Read more

136 S2: Melumpuhkan Satu-satunya Pihak

“Bisa juga dia merencanakan sesuatu yang tidak bisa kita prediksi?” tebak Shadan. “Apa pun itu, mungkin kita harus selalu waspada.” Monic berpikir keras sebelum menyahut. “Atau jangan-jangan .... perempuan itu tidak bisa kasih anak buat Ezra?” Shadan terdiam, seolah baru saja tersadar akan kemungkinan lain yang bisa membuat Ezra terlihat sesantai itu. “Apa kamu yakin? Sok tahu kamu ....” “Aku juga perempuan! Hal apa lagi yang bisa membuat istri tidak hamil-hamil setelah dia menikah dengan suaminya?” tukas Monic dengan nada yakin. “Tidak mungkin kalau ada hal lain yang membuat Ezra seperti tidak membidik target supaya istrinya cepat hamil, aneh ....” “Bisa jadi apa yang selama ini kalian pikirkan tentang Ezra itu tidak benar!” Pasha tiba-tiba nyelonong masuk ke ruangan Shadan. “Kalau iya, pasti sudah sejak awal istrinya hamil.” Monic berdecak saat Pasha tiba di hadapan mereka. “Lagi-lagi kamu muncul tidak pakai permisi!” kritiknya tajam. “Om Shatrya tidak pernah mengajari kamu so
Read more

137 S2: Kecerobohan Ezra Semalam

Lampu kamar saat itu masih menyala terang, Kavita terlelap nyaman dari balik selimut Ezra yang menutupinya. Kemudian, samar-samar terasa sesuatu yang berat mendarat dengan kuat di sekitarnya. Namun, mata Kavita sudah terlalu berat untuk terbuka dan mencari tahu apa yang terjadi .... “Argh!” Kavita terperanjat ketika sesuatu menimpa bahunya, dia mencoba menggerakkan anggota tubuhnya. Namun, pergelangan tangannya langsung dicekal dengan kuat. “Ezra ...?” Mata Kavita terbelalak lebar ketika mengenali arloji yang melingkar di pergelangan tangan orang itu. “Apa yang kamu lakukan?!” Tidak biasanya Ezra muncul dan langsung menyerang Kavita dengan membabi buta seperti ini. “Ezra, stop—lepaskan saya ...!” “Kamu istriku, kan? Kamu istriku atau bukan?” Kavita terus berusaha membebaskan diri, di saat Ezra menciumi leher dan bahunya. “Tolong stop, tidak seperti ini caranya ...!” rintih Kavita tertahan karena tekanan-tekanan yang terus Ezra berikan di banyak titik tubuhnya. “Kamu berisik s
Read more

138 S2: Ceraikan Saya Sekarang Juga

“Dia terjun di bisnis yang sama dengan Ezra,” sahut Shadan acuh.“Bukan! Tapi Ezra tidak akan punya anak karena dokter melarang istrinya untuk hamil,” ralat Monic dengan nada puas. “Itu artinya jalan Ezra untuk mengusik harta ayah sudah terhambat.”Shadan menegakkan punggungnya dan menatap ke arah Monic dengan tatapan menyelidik.“Kamu dapat dari mana informasi itu?”“Rahasia,” sahut Monic singkat.“Aku tidak akan percaya kalau sumbernya saja tidak jelas seperti ini,” komentar Shadan dengan nada meremehkan.“Kamu meragukan informan aku ya?” Monic tidak terima. “Aku baru sempat kasih tahu kamu sekarang, tapi diam-diam aku sudah mencari tahu sejak lama.”“Terus?”“Aku punya kenalan yang kerja di rumah sakit tempat istri Ezra pernah dirawat, dan dia berhasil mendapatkan informasi berharga yang aku butuhkan.”Shadan mendengarkan penjelasan Monic dengan tampang datar hingga sang adik melanjutkan.“Aku curiga karena dalam tim dokter, ada satu dokter kandungan yang diduga ikut berg
Read more

139 S2: Apa Saya Punya Penyakit Menular?

“Saya harus apa untuk menebus kesalahan semalam?” tanya Ezra sungguh-sungguh. “Saya tidak sadar kalau ... kalau saya kehilangan kendali dan menyiksa kamu.” “Oh ya? Kamu mau menebus kesalahan kamu?” “Ya! Katakan saja, akan saya lakukan ....” “Kalau begitu ceraikan saya sekarang juga,” pinta Kavita masih tanpa memandang Ezra sedikit pun. “Cerai?” “Ya, cerai.” Ezra menggeleng tak percaya. “Kita tidak mungkin bercerai sekarang,” katanya lirih. “Apa bedanya cerai sekarang atau nanti? Bukankah target dari pernikahan kontrak ini sudah mulai tidak jelas arahnya?” tukas Kavita dengan nada sedingin es. “Saya tidak bermaksud untuk membuatnya tidak jelas, tapi saya melakukannya demi kebaikan kamu.” Ezra berusaha menjelaskan. “Saya rela menunda soal anak untuk sementara waktu, sampai kamu betul-betul dinyatakan sembuh sepenuhnya.” Saat itulah Kavita baru bersedia memandang Ezra. “Apa maksud kamu?” Ezra terperanjat dengan mulut terkatup rapat. “Apa saya punya penyakit menular yang saya
Read more

140 S2: Tidak Dengan Perceraian

Ezra menepuk bahu saudara sepupunya sambil tersenyum. “Siska setuju untuk mempertimbangkan lamaran ini, tenang saja,” katanya. “Kamu serius?” Tentu saja Pasha tidak percaya. “Yah, paling juga dia mempertimbangkan untuk menolak lamaran itu, aku tahu betul bagaimana karakter Siska.” “Yang penting dia tahu niat kamu,” ujar Ezra. “Aku cuma mencoba membuka jalan bagi kalian berdua ....” “Aku sangat berterima kasih, tapi kelihatannya tidak sesuai hasil yang diharapkan.” Pasha mengangkat bahu, jika dia ingat bagaimana teguhnya prinsip Siska selama. Sekali bilang tidak, maka seterusnya adalah tidak. “Kavita bagaimana?” tanya Pasha mengalihkan topik ketika melihat wajah keruh Ezra. “Sudah membaik.” Mendengar jawaban Ezra yang kurang meyakinkan, Pasha jadi mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih jauh lagi. Setelah pekerjaan di kantornya selesai, Ezra langsung meminta Adya untuk mengantarnya ke rumah sakit. Kavita sedang duduk berbaring dan tidak memberikan sambutan apa pun ketika Ezr
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
27
DMCA.com Protection Status