Kavita mengangguk. “Mungkin Pak Ezra ditagih biaya perawatan rumah sakit yang pasti menggunung ....”“Jangan pikirkan soal itu, Ezra bukan orang susah.” Pasha mengingatkan sembari tersenyum singkat. “Apa pun akan dia lakukan untuk istrinya, Vit.”“Iya, Pak.” Kavita mengangguk.“Kamu mau pakai kursi roda, Vit?” tanya Siska sambil melangkah keluar untuk mencari benda incarannya.“Tidak usah, Sis. Kelihatannya aku cukup kuat untuk jalan ....”Siska menggeleng. “Kamu kan habis terluka parah, jadi sebaiknya kamu pakai kursi roda.”“Tapi, Sis.”“Saya setuju sama Siska,” timpal Pasha. “Saya akan minta kursi rodanya ke suster.”“Tidak perlu repot-repot, Pak Pasha!”“Saya tidak repot kok.”Kavita melirik ke arah Siska dengan tampang tidak enak, khawatir kalau-kalau sahabatnya itu salah paham.“Biar saja, Pak Pasha itu ringan tangan kok orangnya ....”“Jadi dia suka mukul kamu?” Kavita terbelalak.“Ringan tangan, suka membantu—bukan ringan tangan yang suka mukul orang!” sergah Sisk
Baca selengkapnya