Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 111 - Chapter 120

264 Chapters

111 S2: Kamu Sudah Berselera Sama Saya?

Sambil bertelanjang dada, dia ikut terjun ke laut dan berenang mencari keberadaan istrinya. Di saat yang sama, kepala Kavita menyembul di permukaan laut dan celingukan ke sana kemari saat melihat Ezra sudah tidak ada di tempatnya semula. “Kok hilang? Wah, jangan-jangan aku ditinggal ...” gerutu Kavita sambil mengusap wajahnya. “Suami macam apa sih dia, ya ampun!” Kesal dengan sikap Ezra, Kavita melanjutkan kegiatan berenangnya. Di saat itulah dia merasa ada yang menarik salah satu dari kakinya dan Kavita memekik. “Sudah dibilang jangan jauh-jauh!” Ezra muncul dengan rambut basah kuyup sembari mengomel. “Kalau tenggelam bagaimana?” “Saya kan cuma berenang,” ucap Kavita membela diri. “Naik ke darat sekarang, kita kembali ke hotel.” Ezra berenang menuju ke tepian pantai, sementara Kavita membuntuti dengan wajah suram. Setibanya di hotel, mereka berdua segera mandi bergantian lalu mengenakan pakaian bersih supaya tidak masuk angin. Ezra segera berbaring nyaman dan menyalakan televis
Read more

112 S2: Tidak Harus Hamil Besok

Pada awalnya, Deryl terlihat ragu-ragu dengan penawaran yang diberikan Shadan untuknya. Namun, setelah melihat beberapa gepok uang warna merah yang diletakkan Shadan di depan mata, Deryl seketika goyah.“Anu ... kapan kita pulang?”Masih di pulau, Kavita menanyai Ezra yang bersiap untuk tidur malam. Dia tidak tahu menahu tentang rencana lamanya bulan madu mereka karena segala hal sudah diurus sang suami.“Kenapa sih?”“Mau ketemuan sama Siska, saya harus dengar sendiri soal kabar pernikahannya sama Pak Pasha.” Kavita menjelaskan.“Jadi kamu tidak percaya dengan apa yang saya ucapkan kemarin?”“Bukan begitu, tapi kan saya sudah jelaskan kalau saya baru merasa puas kalau sudah bertemu Siska.” Ezra tidak menanggapi.“Kerjaan Anda di kantor nanti menumpuk banyak kalau terlalu lama libur, Pak.” Kavita membujuk. “Sudah saya bilang, jangan panggil saya bapak. Liburan juga baru mau tiga hari sudah rewel,” ketus Ezra sembari berbaring dengan kedua tangan terlipat di dada.“Siapa ya
Read more

113 S2: Skandal Pemilik Dyaksa Company

“Ada apa, Pasha?” Ezra menjawab telepon itu. “Zra, aku tidak bermaksud mengganggu acara bulan madu kamu ... tapi sepertinya kamu harus segera pulang—ini gawat!” “Gawat kenapa?” tanya Ezra dengan ponsel menempel di telinganya. “Pekerjaan di kantor tidak ada masalah kan?” Pasha terdengar menarik napas panjang. “Kerjaan di kantor sih tidak ada masalah, tapi yang bahaya itu adalah kehidupan pribadi kamu —imbasnya ke perusahaan ini juga! Makanya kamu harus secepatnya pulang, Zra!” “Bisa kamu jelaskan apa persisnya yang sedang terjadi di sana?” tanya Ezra, mulai tidak tenang. “Jadi begini, Zra ...” Pasha lantas menceritakan tentang situasi terkini yang tengah dihadapinya. Beberapa saat kemudian .... “Kavita, siap-siap! Kita akan pulang sekarang,” suruh Ezra setelah perbincangannya dengan Pasha berakhir. “Kok mendadak, tadi katanya agak sorean baru kita pulang?” “Sudah tidak ada waktu lagi, kata Pasha ada masalah gawat yang harus segera diselesaikan.” “Masalah gawat ...?” “Nanti s
Read more

114 S2: Berita yang Tidak Bermutu

Karena biar bagaimana pun juga Deryl tidak memiliki bukti tertulis bahwa Ezra dan Kavita pernah menikah kontrak di masa lalu."Apa? Konferensi pers?"Ezra mengangguk ketika dia memberi tahu Kavita tentang situasi yang sedang terjadi saat ini."Harus, ya?""Untuk saya sih harus, kalau kamu tidak muncul juga tidak apa-apa. Saya cuma mau mengingatkan, kamu jangan kaget kalau seandainya ada orang yang tiba-tiba meliput kamu atau apa ... Lebih baik kamu menghindar saja."Kavita mengangguk dengan wajah resah."Saya penasaran, apa motif Deryl menyebarkan kabar itu? Saya sama dia sudah bercerai dan tidak ada urusan apa-apa lagi ....""Yakin tidak ada urusan apa-apa?" Ezra menatap Kavita. "Mungkin ada hal yang belum kalian selesaikan?"Kavita menggeleng tegas. "Tidak ada, saya bahkan sudah mengikhlaskan sebagian uang yang belum dia kembalikan sampai detik ini. Kurang bersyukur sekali dia, sampai harus menarik perhatian saya dengan cara seperti ini."Ezra mengangkat bahu, dia sendiri belum paham
Read more

115 S2: Menginginkan Kehancuran Ezra

“Bagus,” kata Shadan puas. “Sana, kerja lagi sampai seluruh negeri mengetahui skandal ini.” Pria itu membawa pergi seluruh uang tadi dengan ekspresi yang lebih gila. “Menghancurkan hidup orang adalah salah satu cara instan untuk mendapatkan uang, terima kasih Bos!” Hampir saja pria itu menabrak seorang wanita yang tiba-tiba muncul di hadapannya. “Shadan!” Monic memekik, membuat pria itu terlonjak kaget. Shadan mendongak dan melihat sang adik yang berjalan gagah ke ruangannya. “Mon, jangan teriak-teriak di kantor Ayah!” “Suka-suka aku, justru karena ini adalah kantor ayah!” Shadan mengamati wajah Monic yang memancarkan kemarahan besar. “Ada apa?” “Jangan pura-pura tidak tahu, soal perjodohan itu!” dengus Monic sembari menjatuhkan diri di sofa. “Kamu pasti sudah tahu kan? Kenapa kamu tidak bilang sebelumnya sama aku?” Shadan berpikir sejenak. “Oh, soal itu? Memangnya kenapa sih, kan ayah berniat baik supaya kamu juga bisa melupakan anak haram itu ... Jujur sebagai kakak, aku
Read more

116 S2: Dia Semakin Dibutakan Kebencian

Deryl tersenyum miring ke arah Ezra dan Pasha sekaligus. “Rahasia, paham?” katanya, setelah itu dia tertawa terbahak-bahak. “Kenapa? Karir kamu jadi hancur gara-gara pemberitaan itu, ya? Mampus kamu, dasar maling istri orang!” Ada otot berkedut yang tampak di pelipis Ezra, menandakan bahwa kemarahan hebat sedang bergolak di dadanya. “Tutup mulut besarmu itu.” “Kenapa? Semua yang aku katakan itu benar!” Deryl beralih menatap Pasha. “Hei kamu! Jangan dekat-dekat dia kalau tidak mau ketularan sifat kebinatangannya, lagaknya saja jadi pengusaha terhormat—aslinya dia itu cuma laki-laki mesum yang suka kawin sama istri orang ....” BUG! Ezra menghantamkan kepalan tangannya tepat ke rahang Deryl dengan keras. “Zra!” tegur Pasha ketika tinju Ezra akan terayun lagi, segera saja dia menyambar pergelangan tangan sepupunya itu. “Berengsek ...” Deryl terhuyung sembari mengusap sudut bibirnya yang perih. “Tanganku terpeleset, sori.” Ezra tersenyum dingin, ada rasa puas yang mengalir di hatin
Read more

117 S2: Siap untuk Balas Dendam?

“Mungkin setelah salah satu dari kita hancur lebur tak berbentuk,” jawab Ezra dengan wajah muram. “Hati-hati kalau bicara!” sahut Pasha tidak suka. “Semua ini akan berhenti kalau kedua belah pihak menghentikannya. Baik kamu atau dari pihak keluarga besar Danadyaksa.” Ezra mengangkat bahu. Selama ini dia sudah cukup menjaga jarak dengan keluarga besar yang tidak pernah mengakui keberadaannya, sampai kemudian Endrawan sendiri yang berusaha mengontaknya kembali. Selain itu Pasha juga .... “Kenapa kamu lihat-lihat aku seperti itu?” Pasha mengerutkan keningnya. “Jadi merinding.” Ezra mendengus. “Karena kamu juga termasuk, siapa yang suruh kamu kontak aku?” “Om Endrawan ....” “Kalau kalian berdua dari awal tidak mengganggu kehidupanku, Shadan tidak akan kebakaran jenggot seperti ini.” Ezra meneruskan. “Belum tentu, dia akan tetap bergerak kalau tahu pencapaian perusahaan yang kamu pimpin. Apalagi itu adalah perusahaan kecil yang awalnya diberikan Om Endrawan buat kamu,” bantah Pasha.
Read more

118 S2: Tidak Memiliki Kepekaan Sebagai Istri

Di saat itulah Deryl seolah tersadar dan langsung bereaksi. “Apa? Me—merusak rahim?” “Ya, saya tahu kenapa Ezra menikahi Kavita—dia ingin mendapatkan keturunan.” Deryl memandang Shadan dengan tidak percaya. “Mendapatkan keturunan? Untuk?” “Untuk dijadikan batu loncatan lah,” jawab Shadan santai. “Ezra membutuhkan anak untuk bisa diakui oleh keluarga besar kami, paham?” Deryl menarik napas, pikirannya kacau setelah tahu bahwa Kavita pernah membohonginya tentang kontrak pernikahan dengan bosnya. Shadan ada benarnya, dia harus menuntut balas! “Ck, ck, ck, sepertinya kamu berhasil mencuci otak orang itu.” Monic berkomentar setelah Deryl pergi meninggalkan ruangan, kebetulan dia ada di sofa dan mendengarkan seluruh pembicaraan kakaknya. “Itu memang keahlianku,” sahut Shadan penuh percaya diri. “Padahal itu tadi cuma analisis saja, aku mana tahu soal kontrak pernikahan antara Kavita dan Ezra sebenarnya ....” “Gila, kamu bisa membuat fitnah yang kejam seandainya itu tidak benar!” ke
Read more

119 S2: Jika Kavita Tidak Bisa Selamat

Kavita bahkan tidak sempat menjerit ketika cairan merah itu muncrat dari dirinya, Ezra langsung menangkap tubuh sang istri sebelum jatuh ke tanah. Terdengar suara jeritan dan langkah kaki yang berbaur menjadi satu di telinga Kavita. “Ambulan! Panggil ambulan!” Ezra berteriak lantang. Pasha segera berlari cepat sementara Kavita menyentuh sesuatu yang basah dan anyir di perutnya. “Kamu akan selamat, kamu pasti selamat!” ucap Ezra berulang-ulang. Kavita mengulurkan tangannya yang belepotan cairan merah itu dan menyentuh wajah rupawan Ezra yang kini menatapnya. “Saya ... saya masih ... punya utang,” ucap Kavita terbata, sementara Siska mati-matian menahan air matanya. “... sama kamu ....” “Jangan bahas apa pun dulu, oke?” tukas Ezra sembari menurunkan tangan Kavita. “Bagaimana saya ... akan membayar ... utang saya ke ... kamu kalau ... saya sudah tidak ... ada?” “Saya akan tetap tagih kamu meskipun sampai ke ujung dunia,” kata Ezra tegas. “Saya akan tetap kejar kamu, Kavita.” Sis
Read more

120 S2: Sengaja untuk Membuatnya Terluka

“Mengganggu saja,” gerutu Ezra sambil menarik napas. “Mereka itu siapa? Polisi?” “Menurutmu? Aku sepertinya dicurigai, sinting—mana mungkin aku mencelakai istriku sendiri ....” Pasha terlihat sama bingungnya dengan Ezra. “Ulah siapa lagi ini?” “Deryl, pasti dia pelakunya! Siapa lagi?” Pasha menarik napas panjang. “Sabar, Zra. Kita belum punya bukti apa pun, seluruh kamera pengawas juga pastinya sedang dibongkar pihak yang berwenang untuk diselidiki ... Belum lagi para saksi yang kebetulan berada di tempat kejadian.” Ezra mengepalkan tangan dengan dendam membara yang menyala-nyala seperti api. “Gara-gara interogasi itu, aku bahkan belum bisa memastikan bagaimana keadaan Kavita ....” “Tenang saja, Siska sudah berjaga di depan sana. Tepatnya di ruang tindakan, semoga tidak ada luka serius.” Pasha berharap. Setali tiga uang dengan Pasha, Ezra tentu juga berharap bahwa Kavita tidak menderita luka yang terlalu parah. Aku harus menemukan si keparat itu, batin Ezra penuh dendam. Siap
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
27
DMCA.com Protection Status