“Bagaimana?” tanya Kavita cemas. “Tidak diangkat, Vit. Bukankah terakhir kali kamu pergi ke ruangan Pak Ezra?” balas Siska. “Siapa tahu ketinggalan di sana?” Kavita seketika menepuk keningnya keras-keras. “Aku lupa!” Siska geleng-geleng kepala. “Yang lupa kamu, paniknya orang satu tim ....” “Terus aku harus bagaimana, Sis?” “Tinggal kembali ke sana lagi dan minta maaf sama Pak Ezra karena mau ambil ponsel,” suruh Siska tenang. “Takut kena marah,” keluh Kavita. “Kamu kan tahu Pak Ezra itu seperti apa ....” “Ya sudah, biarkan saja ponsel kamu tetap di sana. Itu juga kalau benar ponsel kamu ada di ruangan Pak Ezra,” timpal Siska sambil mengangkat bahu. Kini Kavita benar-benar merasa bimbang. Ingin rasanya kembali ke ruangan Ezra, tapi dia khawatir kena tegur lagi karena lebih mementingkan ponsel daripada fokus pada pekerjaan. Ambil sajalah, pikir Kavita sambil berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Aku tidak bisa apa-apa tanpa ponsel itu .... “Permisi, Pak!” Ezra mendongak
Read more