Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 91 - Chapter 100

264 Chapters

91 Pasha Menghancurkan Kesempatan

Selama sepersekian detik, Ezra sudah akan memalingkan wajahnya. Namun, dia teringat tentang ucapan Kavita yang memintanya untuk percaya diri.“Kami duluan, Tuan Danadyaksa?” Ezra mengangguk hormat ke arah Endrawan, setelah itu dia berbalik pergi dan mendahului mereka untuk masuk ke dalam gedung.“Ayo, Yah?” Shadan menoleh ke arah Endrawan yang berdiri mematung. “Hei kamu, tunggu di sini ya?”Selanjutnya dia mengalihkan pandangannya kepada Deryl yang masih menatap lurus ke arah Ezra yang berlalu bersama Pasha.“Kenapa kamu melihatnya seperti itu?” tanya Shadan curiga. “Kamu kenal dia?”Deryl terhenyak, dia samar-samar mengingat Ezra yang dulu pernah dia temui dalam rangka menuntut hak dari gaji yang dimiliki Kavita. Namun, tentu saja Deryl tidak mungkin mengatakan hal yang terus terang kepada Shadan.“Ayo!” ajak Endrawan ketika melihat Shadan tidak segera melangkah dan malah menatap Deryl dengan sorot mata curiga.“Oke, Yah—jaga mobilnya!” bisik Shadan yang disambut anggukan ku
Read more

92 Mantan Istri Deryl

Masalahnya, apakah Kavita sanggup jika dia harus menghabiskan waktu bertahun-tahun lebih lama dengan karakter Ezra yang tidak bisa ditebak sama sekali? Suami yang jarang bicara kalau tidak ada hal penting untuk dibicarakan, sekaligus suami yang sikapnya sedingin tembok. Sejak perusahaannya mendapatkan tender, Ezra memerintahkan para pegawai untuk bekerja lebih optimal agar target pesanan terpenuhi. “Ini jadwal kerja yang aku dapat dari kepala pabrik, termasuk jam lembur.” Pasha menaruh selembar kertas di atas meja Ezra. “Kamu pesankan makanan setiap kali mereka lembur,” suruh Ezra sembari mengamati jadwal yang tercantum. “Untuk bonus, biasanya aku bayarkan bersama gaji pokok.” “Fasilitas makan dan bonus, aku rasa itu cukup untuk membuat para pegawai menjadi lebih bersemangat.” Pasha berkomentar. “Bukankah itu hal yang wajar terjadi dalam setiap perusahaan? “Tidak juga, karena aku jarang melihat yang seperti itu di perusahaan keluarga.” Ezra menarik napas. “Aku tidak tahu bagaim
Read more

93 Pesan yang Adya Kirimkan

“Vit, dipanggil Pak Ezra tuh!” Siska menepuk bahu Kavita hingga mengagetkannya.“Aduh ... lagi bahas hal penting juga!” keluh Kavita.“Bahas hal penting sama siapa?” Siska menatap heran ke arah rekan kerjanya. “Masih jam kerja juga, kena tegur nanti. “Sudah sana, siapa tahu mau dikasih bonus spesial kan?”“Ini, aku kan mau lanjut usaha toko yang dulu aku rintis buat mantan suami.” Kavita memberi tahu. “Sayang saja kalau tidak lanjut, jadi biar rumahku ada penghuninya juga.”“Nanti kita lanjut ngobrolnya ya? Kamu ke ruangan Pak Ezra dulu,” tukas Siska. “Pasti ada hal penting yang mau disampaikan ke kamu, cepat sana—aku jadi penasaran!”Kavita mengirim balasan terakhir kepada Adya sebelum akhirnya melesat pergi ke ruangan Ezra yang ada di lantai dua.“Permisi, Pak! Anda memanggil saya?” tanya Kavita formal karena berada di kantor.“Kamu terlambat enam menit dari yang seharusnya,” jawab Ezra, tatapan matanya beralih dari yang semula melihat arloji di tangan menjadi ke arah Kavita
Read more

94 Berada dalam Masalah Besar

“Bagaimana?” tanya Kavita cemas. “Tidak diangkat, Vit. Bukankah terakhir kali kamu pergi ke ruangan Pak Ezra?” balas Siska. “Siapa tahu ketinggalan di sana?” Kavita seketika menepuk keningnya keras-keras. “Aku lupa!” Siska geleng-geleng kepala. “Yang lupa kamu, paniknya orang satu tim ....” “Terus aku harus bagaimana, Sis?” “Tinggal kembali ke sana lagi dan minta maaf sama Pak Ezra karena mau ambil ponsel,” suruh Siska tenang. “Takut kena marah,” keluh Kavita. “Kamu kan tahu Pak Ezra itu seperti apa ....” “Ya sudah, biarkan saja ponsel kamu tetap di sana. Itu juga kalau benar ponsel kamu ada di ruangan Pak Ezra,” timpal Siska sambil mengangkat bahu. Kini Kavita benar-benar merasa bimbang. Ingin rasanya kembali ke ruangan Ezra, tapi dia khawatir kena tegur lagi karena lebih mementingkan ponsel daripada fokus pada pekerjaan. Ambil sajalah, pikir Kavita sambil berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Aku tidak bisa apa-apa tanpa ponsel itu .... “Permisi, Pak!” Ezra mendongak
Read more

95 Hampir Saja Mau Diterkam

“Kita mau berangkat sekarang atau nanti?” tanya Pasha memastikan. “Nanti saja,” jawab Ezra seolah sengaja mengulur waktu, padahal tadinya Kavita berharap kalau dia akan segera mengajak Pasha untuk pergi sehingga dia pun bisa otomatis meninggalkan ruangan Ezra tanpa dicurigai oleh siapa pun. “Kalau nanti, pasti ada kemungkinan macet.” Pasha mengeluh. “Itu tangan kamu kenapa di belakang terus? Kamu bawa apa sih?” Kavita sontak menahan napas, meringkuk serendah-rendahnya di atas lantai dan berdoa semoga Pasha tidak melongok ke bawah sofa. “Aku tidak bawa apa-apa!” tegas Ezra sambil berdiri dan menarik bahu Pasha. “Aku harus beli buah tangan untuk ayah ibumu ....” “Tidak usah repot-repot, Zra!” Pasha sukses teralihkan perhatiannya, lalu kembali fokus berbicara dengan Ezra. “Aku yakin ayah ibuku sudah senang dengan kamu mau datang memenuhi undangan mereka.” Ezra mendadak memasang wajah serius. “Kamu yakin ini aman-aman saja untuk posisi kalian di keluarga besar?” “Orang tuaku sih ama
Read more

96 Shadan Terlalu Banyak Bicara

“Tidak kenapa-kenapa, lain kali hati-hati saja kalau jalan.” Yura memalingkan wajahnya. “Aku akan lanjut kerja lagi, kita tidak perlu saling mengganggu.”“Siapa juga yang mau ganggu?” gumam Kavita, sedikit bergidik ketika melihat Yura yang dulunya polos kini berdandan seperti orang yang hendak pergi kondangan. Mana parfumnya menyengat pula, batin Kavita sembari geleng-geleng kepala.“Apa? Istri kedua Deryl kerja di sini ternyata?” Siska membulatkan mata ketika mendengar informasi yang Kavita berikan kepadanya.“Bukan istri kedua, kan sekarang dia sudah jadi istri satu-satunya.” Kavita meralat.“Iya sih, tapi ... kenapa para benalu itu tiba-tiba muncul di kantor ini sih?” Siska mengerling curiga. “Jangan-jangan mereka merencanakan sesuatu yang ada kaitannya sama kamu?” “Sesuatu apa?”“Sesuatu yang ada hubungannya sama uang lah, apa lagi?” sergah Siska. “Bukankah kamu bilang kalau Karin terpaksa kerja karena terdesak kebutuhan? Bisa jadi Yura juga merasa kurang uang, makanya kerj
Read more

97 Ezra Lebih Sulit Dijangkau

“Macam perempuan penggoda, kalau bicara harus mepet-mepet begitu ... Ih!” Sofi menjelaskan sambil bergidik. “Orangnya yang mana sih si Rosa itu?” tanya Kavita penasaran. “Aku kok belum pernah lihat.” “Pokoknya kalau kamu lihat ada pegawai yang dandan lengkap dari bulu mata sampai kuku jari tangan, ya dia orangnya!” Sofi menjelaskan. “Sama wangi parfumnya yang semerbak!” imbuh rekan lain yang menyimak. Kavita dan Siska saling pandang, mereka tentu merasakan keresahan yang sama. Seakan ada virus mematikan yang siap menjangkiti seluruh penghuni Dyaksa Company. “Rosa yang mana, aku juga belum pernah lihat!” sahut Siska bingung. “Kan tadi sudah aku kasih tahu ciri-cirinya!” “Tapi memang aku belum pernah lihat ....” Kavita terdiam sebentar, dia jadi teringat dengan seseorang yang juga berpenampilan serupa dengan yang diceritakan rekan-rekan kerjanya. “Kalau yang namanya Yura, aku malah tahu. Dia juga dandan berlebihan, macam orang yang mau pergi kondangan.” Kavita memberi tahu. “Ja
Read more

98 Wangi Parfumnya yang Membekas

“Perempuan yang mana?” “Pegawai baru, saya tidak ingat siapa namanya.” Detik itu juga Kavita terbelalak. “Jangan bilang kalau perempuan itu baru saja dari sini, Pak?” Ezra mendongak dengan ekspresi datar. “Memangnya kenapa?” Kavita mengerutkan keningnya, heran dengan pertanyaan yang Ezra lontarkan. “Kok kenapa sih, Pak? Dia itu—namanya Yura, orangnya habis dari sini kan? Bahkan wangi parfumnya saja sampai menyengat begini ....” Ezra menaikkan sebelah alisnya saat Kavita berjalan cepat ke arah pintu dan menguncinya rapat. “Anda habis ngapain sama Yura?” tanya Kavita dengan nada menyelidik. “Dia datang ke sini atas suruhan kepala pegawai ....” “Setelah itu?” desak Kavita lagi. “Apa saya harus menjawab tentang semua hal yang saya lakukan bersama pegawai saya ke kamu?” tukas Ezra. “Mungkin tidak harus, kalau perempuan itu adalah Reni atau Tantri yang mana mereka itu sekretaris Anda. Tapi beda halnya sama Yura, dia itu adalah istri kedua yang dulu dinikahi Deryl.” Ezra tidak men
Read more

99 Tidak Ingin Menikah Resmi

Ezra mengembuskan napas kasar dan balas menatap Pasha tajam. “Kalau tidak ada hal penting yang mau kamu bicarakan, silakan keluar dari ruanganku.”“Santai! Aku ada berita terbaru dari Danadyaksa Grup, aku jamin kamu pasti tertarik!”Ezra berbalik menjauhi Pasha, lalu duduk di sofa. “Jadi sekarang kamu sudah jadi mata-mata untuk keluargamu sendiri? Aku tidak pernah bayar kamu untuk hal itu.”Pasha tersenyum aneh mendengar komentar Ezra.“Aku bukan mata-mata keluarga dan tidak akan mungkin mengadu domba salah satu dari kalian,” katanya sembari menyusul Ezra.“Terus yang kamu lakukan ini apa?”Pasha berdiri di depan Ezra dan menatapnya serius. “Kamu bilang aku berhak bereaksi kalau ada sesuatu yang berpotensi kecurangan seperti saat orang-orang berusaha menyabotase truk yang membawa bahan baku pesanan kamu?”“Iya juga sih ....”“Makanya jangan berprasangka buruk terus sama aku!” sergah Pasha. “Ibarat ada orang yang mau diracun di hadapanku, masa iya aku akan diam saja?”Ezra yan
Read more

100 Seperti Seorang Tawanan

Malam itu dia tidak ingin lagi tidur satu kamar dengan Ezra. Tanpa pikir panjang, Kavita mengeluarkan koper dan mulai memasukkan baju-baju yang jarang dia pakai supaya kelak dirinya tidak kerepotan jelang kepergiannya."Mau ke mana kamu?"Kavita mendongak, Ezra tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya."Kok Anda tidak ketuk pintu dulu sih?" "Kamu pikir ini rumah siapa?""Setidaknya hargai privasi saya," tuntut Kavita. Pandangan Ezra terarah ke koper Kavita uang masih terbuka. "Mau ke mana kamu?" Dia mengulang pertanyaannya."Tidak ke mana-mana ....""Terus kenapa ambil koper?""Memangnya tidak boleh? Saya kan cuma beres-beres pakaian, biar nantinya tinggal angkut kalau kontrak pernikahan kita sudah berakhir."Ezra yang kesabarannya setipis tisu, tentu saja tidak akan membiarkan Kavita yang mengendalikan situasi di antara mereka."Seperti yang sudah berkali-kali saya katakan, kita akan tetap menikah resmi dengan atau tanpa persetujuan kamu.""Mana bisa begitu, saya juga berhak unt
Read more
PREV
1
...
89101112
...
27
DMCA.com Protection Status