“Di kantor, saya memang bos kamu. Tapi di rumah, saya adalah suami kamu.” Ezra menegaskan.“Saya tahu, Pak ...” Tidak hanya jantung yang berdegup kencang, bahkan tangan Kavita juga ikut bergetar di atas bahu Ezra.“Jadi, mulai sekarang stop panggil saya ‘bapak’ kalau kita sedang berada di rumah.”“Tapi, Pak ....”“Jangan panggil saya bapak, kamu tidak dengar saya bicara apa barusan?”Kavita tergeragap, jaraknya yang sedekat itu dengan Ezra membuatnya sulit bergerak leluasa.“Kalau begitu, saya harus panggil apa?”“Panggil saya seperti seorang istri yang memanggil suaminya.”Kavita berpikir keras, lalu ....“Tidak bisa, saya ... saya malu!” Dia menunduk dan kepalanya membentur dada bidang Ezra.“Kenapa malu, kan cuma di depan saya saja.”“Oh, saya kira ...” Kavita memalingkan wajah tanpa berani mengangkat kepalanya.“Kalau kamu ingin memanggil nama saya di depan umum, silakan saja asalkan kita membuat pernikahan ini menjadi resmi.” Ezra melanjutkan. “Kalau pernikahan kita t
Baca selengkapnya