Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 61 - Chapter 70

264 Chapters

61 Bagian tidak Diinginkan

Namun, dia tidak mungkin menceritakannya kepada Ezra sekarang. Terlebih masih ada Monic yang berada di sekitar mereka ....“Pak Ezra ...?” Kavita memandang bingung ke arah wajah-wajah yang balas memandangnya, dia masih terbatuk-batuk kecil.“Jangan bicara dulu,” cegah Ezra sambil membantu Kavita untuk bangun dari posisinya. “Bisa-bisanya kamu tercebur ke danau, ceroboh.”Monic terkikik, sementara Adya memandang ke arahnya dengan geram. “Saya tercebur, Pak ... Bukan sengaja terjun ...” ucap Kavita lemah, ucapan Ezra kali ini membuatnya sedikit sakit hati.“Sudah saya bilang jangan banyak bicara dulu—Adya, bawa mobilnya ke sini!”“Kamu mau ke mana?” sela Pasha sebelum Adya menjawab. “Tidak mungkin kamu bawa Kavita dalam keadaan basah kuyup begitu, kan?”“Menurutmu bagaimana? Di sini tidak aman, ternyata!” “Setidaknya biarkan mereka mengeringkan pakaiannya, lihat! Sopir kamu juga basah kuyup begini ...” Pasha menyarankan.“Atur sajalah,” ketus Ezra sambil melangkah pergi menin
Read more

62 Bibir Itu Seharusnya Milikku

“Siapa yang tega berbuat seperti ini—apa maksudnya?” Ezra tiba-tiba muncul di dapur dan mengagetkan mereka berdua. “Mana Kavita?” Pasha dan Adya sama-sama terpaku di tempat duduk mereka. “Itu ... katanya sedang di kamar pelayan, biarkan saja dulu ... Dia tidak bawa pakaian ganti soalnya,” jelas Pasha sambil tersenyum rikuh. “Kamu mau minum teh dulu?” “Sudah tadi,” sahut Ezra sambil duduk di salah satu kursi. “Sekarang jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, kalian berdua pasti tahu sesuatu kan?” Baik Pasha maupun Adya tidak ada yang langsung menjawab pertanyaan Ezra, membuat bos muda itu berang dan menatap keduanya bergantian. “Bagaimana bisa Kavita jatuh ke danau, bukankah saya sudah suruh kamu dan dia untuk menunggu di parkiran?” tanya Ezra kepada Adya karena seingatnya hanya dia saja yang saat itu bersama Kavita. Pasha melirik Adya yang terlihat bimbang. “Aku akan berjaga di luar untuk memastikan kalau Monic tidak akan menguping pembicaraan kalian,” katanya sambil berdiri dari
Read more

63 Berujung Pada Pengkhianatan

Monic meletakkan ponselnya dan mendongak menatap Shadan. “Kedatangan Ezra ke sini kan? Menurutmu apa? Dia mau ambil bagian?” tebak Monic yakin. “Lebih dari itu, ayah kita sudah menyiapkan tempat untuknya di sini.” Monic terdiam, kemudian nyengir perlahan. “Apa itu? Kenapa kamu tertawa?” tanya Shadan tersinggung. “Kenapa ya? Aku tahu kalau kamu merasa takut bagianmu berkurang kan? Hah, di otakmu cuma ada harta saja!” cela Monic. “Tutup mulutmu, jelas saja aku tidak suka kalau Ezra menampakkan batang hidungnya ke sini lagi. Tidak cuma aku yang terancam, tapi kamu dan anggota keluarga lainnya.” Shadan mengembuskan napas panjang. “Dia beruntung karena datang di saat yang tepat, sebagian keluarga sedang berlibur ... Apa boleh buat.” Monic bangun dari posisinya, lalu pura-pura berpikir. “Kenapa kamu harus repot-repot memikirkan itu? Nikahkan saja kami, maka aku yang akan menjamin kalau Ezra tidak akan keluar dari batasannya.” “Kamu sudah gila, Mon? Hubungan kalian itu terlarang!” “
Read more

64 Sedikit Waktu Sebelum Tidur

Ezra mengulurkan tangannya secara resmi.“Tentu saja, deal.” Kavita menyambut uluran tangan Ezra dan menjabatnya dengan erat.Setelah izin selama dua hari karena sakit, Kavita kembali masuk kerja seperti biasa.“Ke mana saja kamu, Vit?” Siska adalah orang pertama yang menyambut kehadirannya. “Tumben cuti tidak bilang-bilang?”Kavita duduk di kursinya dan menyahut, “Aku tidak cuti, tapi izin sakit.”“Sakit apa?”“Meriang.”“Aku kira hamil,” celetuk Siska, membuat Kavita terkaget-kaget. “Hamil sama siapa?” “Ya mana aku tahu!” Siska malah tertawa terbahak, membuat Kavita meliriknya curiga.“Sedang bahagia sepertinya?” komentar Kavita. “Ada info apa nih?”Mendadak, ekspresi wajah Siska mendadak berubah dan dia menarik napas panjang.“Aku ... kelihatannya aku mantap mengambil keputusan untuk bercerai dari Roni.” Dia memberi tahu.“Serius, Sis?” “Tentu saja, aku sudah mempertimbangkan semua hal ... termasuk anak-anak kami, Saga dan Cilla sudah mengetahui kelakuan ayahnya. J
Read more

65 Saya Tidak Mau Hamil

Namun, Ezra berhenti sesaat ketika jarak mereka tinggal beberapa senti saja. Dia justru teringat momen yang cukup mengesalkan hatinya itu. Kenapa di saat Ezra memandang bibir Kavita, bayangan Adya tiba-tiba muncul begitu saja di kepalanya? Tangan Ezra terkepal saat mengingat bagaimana Adya memberikan napas buatan kepada Kavita setelah terjadi musibah di pinggir danau .... “Pak?” panggil Kavita ragu-ragu. “Anda tidak apa-apa?” Ezra mengerjabkan matanya dan kembali fokus menatap sang istri kontrak. “Dari kejadian di danau itu, saya bisa lihat seberapa dekatnya Adya sama kamu.” Dia menekankan, mendidih rasanya jika membayangkan Kavita sering berciuman dengan Adya tanpa sepengetahuan Ezra. “Saya tidak mengerti apa maksud Anda, Pak ....” “Saya lihat sendiri dengan sangat jelas.” “Lihat apa?” “Lihat apa yang tidak kamu lihat.” Kavita terperangah, kedua pipinya semakin memerah. Dia jauh lebih suka jika pembicaraan super sensitif ini dilakukan dalam posisi yang seharusnya. “Sebaikny
Read more

66 Jangan Sentuh Aku!

“Jangan macam-macam atau aku tendang kamu keluar dari kantorku,” ancam Ezra sungguh-sungguh.Pasha tersenyum lebar mendengar ancaman yang dilontarkan oleh saudara sepupunya itu.“Jadi betul dugaanku kalau kamu ada hati sama pegawaimu itu?”Ezra tidak menjawab dan melanjutkan pekerjaannya.“Aku sarankan supaya kamu terus terang tentang latar belakang kamu termasuk keluarga kita,” sambung Pasha dengan suara berat. “Untuk jaga-jaga biar dia tidak kaget dengan segala konflik keluarga yang mungkin tidak akan ada habisnya.”Ezra masih diam, sejauh ini dia belum bisa sepenuhnya mempercayai Pasha.Alasannya adalah karena Pasha merupakan salah satu anggota keluarga besar Danadyaksa.“Aku tidak pernah bilang kalau aku menganggap keluarga Danadyaksa sebagai bagian dari diriku,” kata Ezra dengan nada tidak peduli.“Tapi ayahmu kan ....”“Pengakuan ayahku tidak serta merta membuat aku merasa dianggap ada, paham kan?” sela Ezra sembari menyerahkan kembali berkas itu kepada Pasha yang duduk
Read more

67 Tidak Saling Bicara

Dia tidak habis pikir dengan Ezra, bisa-bisanya bermesraan sedemikian rupa di dalam kantor. Sementara Kavita sendiri senantiasa ditekan dengan ketat untuk menjaga batasan interaksi sosial antara pegawai yang lainnya.“Sudah, Vit?” sambut Siska begitu Kavita muncul.“Sudah, tapi aku titipkan Reni ....”“Kenapa tidak kamu serahkan sama Pak Ezra langsung?”“Dia sedang ada tamu, tidak enak kalau aku tiba-tiba nyelonong masuk.” Kavita beralasan, lalu kembali bekerja dengan pikiran yang sudah tidak sefokus sebelumnya.Apa sih yang aku harapkan dari pernikahan kontrak ini selain hanya uang? Kavita membatin dalam hati. Kalau bukan demi uang, mana pernah terpikirkan dalam benaknya untuk menawarkan diri menjadi istri kontrak seorang Ezra.Sementara itu di dalam ruang kantor ....Ezra melepas kedua tangan Monic dan menguncinya di belakang punggung wanita itu sehingga terkesan jika mereka sedang berpelukan.“Aw, kasar sekali kamu!”“Aku tidak peduli, bukankah aku sudah suruh kamu untuk s
Read more

68 Lain di Mulut dan Lain di Hati

Ezra menggeleng. “Aku tidak tahu Nek, sifat perempuan itu sama sekali tidak bisa ditebak.” Setidaknya begitulah yang dia yakini, terlebih saat menyaksikan Kavita yang bisa tersenyum lepas ketika ada Adya di dekatnya. Berbeda sekali dengan saat Kavita berada di samping Ezra, tampangnya begitu tegang dan tertekan. “Itu karena kamu tidak mau introspeksi diri.” “Kenapa aku harus introspeksi?” tanya Ezra. “Kavita memiliki pandangan tersendiri tentang siapa saja yang membuatnya nyaman atau tidak nyaman.” Miranti geleng-geleng kepala, lalu dengan susah payah mengalihkan pandangannya dari pemandangan yang sedang berlangsung di bawah. “Masalahnya adalah kamu itu suaminya Kavita,” tegas Miranti sambil berbalik memandang Ezra. “Suami kontrak, Nek ....” “Nenek tidak peduli, faktanya kamu dan Kavita adalah suami istri.” Miranti memotong. “Kalau nenek jadi kamu, nenek akan introspeksi diri kenapa Kavita bisa lebih ceria saat dia bersama dengan orang lain.” Ezra menarik napas lelah. “Perni
Read more

69 Percakapan Menjijikkan

Di saat itulah Ezra baru mengerti apa sekiranya alasan yang menyebabkan Kavita bisa menunjukkan emosinya secara frontal di hadapannya. “Apa? Jadi Monic sudah pernah datang ke kantor ini?” Pasha membelalakkan matanya ketika mendengar pengakuan Ezra sebelum jam kerja usai. “Ya, bisa-bisanya ... Aku pikir pasti ada seseorang yang dengan sengaja memberi tahu dia di mana alamat kantor ini,” ujar Ezra dengan sorot mata menuduh. “Kamu tidak berpikir kalau aku yang sudah memberi tahu Monic kan?” “Siapa yang tahu? Masalahnya cuma kamu satu-satunya orang yang tahu betul lokasi kantor aku.” “Tidak, aku rasa kamu melupakan satu hal. Sebelum aku muncul, bukankah Om Endrawan sudah mengutus orang untuk mengontak kamu?” tanya Pasha logis. “Itu artinya mereka kemungkinan sudah mendapatkan informasi tentang kantor ini sebelumnya.” Ezra terdiam. “Masuk akal juga sih, karena aku pernah mendapatkan telepon juga dari seseorang melalui sekretarisku.” “Nah, jadi terbukti kalau bukan aku yang membocork
Read more

70 Mengusulkan untuk Pisah

“Sanksi seperti apa itu kalau saya boleh tahu?” tanya Kavita, jari telunjuknya terulur dan mendarat di dada bidang Ezra. Lalu perlahan, jemari itu turun dengan lembut dan membelah perut rata sang bos hingga ke pusar. Sebelum ujung jemari Kavita semakin turun ke pusat tubuhnya, Ezra langsung menyambar pergelangan tangan sang istri. “Jangan macam-macam,” tegur Ezra tegas, matanya berkilat tajam. “Atau kamu akan menyesalinya.” Kavita sempat terlonjak kaget, tapi dia masih bisa menguasai diri. “Kenapa? Anda orangnya gampang sekali terpancing, ya?” “Apa maksud kamu? Tanpa kamu pancing pun, saya akan lakukan kalau memang saya ingin melakukannya.” Kavita tersenyum aneh lagi. “Oh, begitu ....” Ezra semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada istri kontraknya. Tidak ada lagi sikap malu-malu dan segan yang terpancar dari wajahnya. Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan lawan bicara Kavita tadi, pikir Ezra curiga. “Kamu tahu akibatnya kalau saya sudah bermain,” ancam Ezra, de
Read more
PREV
1
...
56789
...
27
DMCA.com Protection Status