“Sanksi seperti apa itu kalau saya boleh tahu?” tanya Kavita, jari telunjuknya terulur dan mendarat di dada bidang Ezra. Lalu perlahan, jemari itu turun dengan lembut dan membelah perut rata sang bos hingga ke pusar. Sebelum ujung jemari Kavita semakin turun ke pusat tubuhnya, Ezra langsung menyambar pergelangan tangan sang istri. “Jangan macam-macam,” tegur Ezra tegas, matanya berkilat tajam. “Atau kamu akan menyesalinya.” Kavita sempat terlonjak kaget, tapi dia masih bisa menguasai diri. “Kenapa? Anda orangnya gampang sekali terpancing, ya?” “Apa maksud kamu? Tanpa kamu pancing pun, saya akan lakukan kalau memang saya ingin melakukannya.” Kavita tersenyum aneh lagi. “Oh, begitu ....” Ezra semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada istri kontraknya. Tidak ada lagi sikap malu-malu dan segan yang terpancar dari wajahnya. Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan lawan bicara Kavita tadi, pikir Ezra curiga. “Kamu tahu akibatnya kalau saya sudah bermain,” ancam Ezra, de
Read more