Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 41 - Chapter 50

264 Chapters

41 Apakah Saya Suami yang Baik?

Keesokan paginya ....Ezra berjalan cukup cepat ke arah mobil yang sudah menunggu sementara Kavita susah payah menyusul sembari membawakan tasnya.“Selamat pagi, Pak.” Adya membukakan pintu untuk sang bos.“Pagi.”“Oh ya, Pak. Saya izin mau pergi dengan Kavita ke pasar malam, boleh Pak?” Mata Kavita membulat ketika mendengar Adya bertanya di saat yang kurang tepat.“Kapan?”“Sabtu malam, Pak.”Ezra melirik ke arah Kavita yang menundukkan pandangannya ke tanah.“Oke.”“Terima kasih, Pak!”Kavita mengembuskan napas lega, lalu masuk mobil dan duduk di samping Ezra.Setibanya di kantor, Kavita langsung bergabung dengan Siska di bagian administrasi.“Kamu kenapa, Sis?” Kavita menatap rekan kerjanya yang menjadi pendiam, tidak seperti biasa. “Kamu sakit?”Siska tersenyum paksa.“Tidak kok, Vit. Cuma agak ... tidak enak hati saja.”“Tidak enak hati kenapa? Cerita sama aku.”Siska mendapati jam masuk kerja yang tinggal beberapa menit lagi. Ekspresi wajahnya menyiratkan masal
Read more

42 Malam yang Mana?

“Kalau begitu layani saya sekarang.” Kavita membulatkan matanya. “M—maksud Anda, Pak? Bukankah setiap hari saya sudah melayani Anda sesuai kontrak?” Ezra membungkukkan badannya sedikit. “Kamu ini polos sekali ya? Tidak seperti kamu di beberapa malam sebelumnya.” Kavita merasakan kedua pipinya merona. “Memangnya seperti apa saja kemarin-kemarin? Saya melayani Anda seperti biasa kan? Oh, kecuali saat saya sakit malam itu!” Ezra memicingkan matanya, Kavita benar-benar telah membuatnya penasaran sekaligus tergoda di saat yang sama. “Saya mau kamu melayani saya sepenuhnya mulai malam ini.” “Ap—apa?” “Kenapa, keberatan? Saya sudah bayar kamu, ingat?” Kavita menyipitkan mata karena cara bicara Ezra yang mengatakan bahwa dia seakan membeli dirinya. “Bukan seperti itu kontraknya, Pak!” Kavita mengingatkan. “Oh ya? Kamu ini, saya sudah berkali-kali bilang supaya kamu membaca setiap pasal kontrak dengan teliti kan?” “Tapi ....” “Sudah cukup basa-basinya, lakukan sekarang sebagaiman
Read more

43 Pernikahan yang Dirahasiakan

“Kenapa kamu izinkan istri kamu pergi?”Miranti geleng-geleng kepala melihat Ezra menyibukkan diri di ruang kerja sementara Kavita sudah meninggalkan rumah bersama Adya.“Tidak sulit untuk melarang Kavita, dia itu istri yang penurut—kenapa malah kamu yang terlalu bebas begini?”Ezra menatap layar laptop tanpa berniat untuk melanjutkan pekerjaannya.“Dia cuma nonton pasar malam, Nek.”“Nenek tidak peduli, yang jadi masalah adalah dengan siapa dia pergi. Ezra, kamu ini seorang suami!”“Suami kontrak, Nek.”“Apa pun itu sebutannya, tapi tetap saja kamu itu suami Kavita. Kok bisa-bisanya kamu biarkan dia pergi sama Adya?” tukas Miranti.“Mereka berdua cuma teman, justru akan aneh kalau aku melarang Kavita pergi tanpa alasan yang jelas. Nenek tahu kan kalau status pernikahan aku sama Kavita harus dirahasiakan?”Miranti menarik napas panjang. “Nenek tahu, Ezra. Kamu atur sajalah, takutnya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Bukan salah Adya kalau lama-lama dia suka Kavita, itu k
Read more

44 Hanya Bisa Menuntut

Tubuh proporsional itu terhuyung hingga membuat Kavita ikut hilang keseimbangan dan jatuh menimpanya.Ezra meringis saat perutnya tertimpa siku Kavita.“Eh, maaf Pak!” Kavita buru-buru menegakkan diri. “Sepertinya Anda tidak kuat pergi ke kamar mandi, kalau begitu biar saya saja yang ambilkan airnya!”“Terserah kamu ....”Kavita kini harus susah payah membantu Ezra berdiri dari posisinya, dia tidak mengira kalau kepergiannya yang hanya sebentar itu bisa membuat bencana segawat ini.Kalau sampai Ezra kenapa-kenapa, Miranti pasti akan menuntut tanggung jawab kepadanya.“Cepat sedikit,” sentak Ezra tidak sabar.“Baik, Pak.”Kavita mengambil baskom dan mengisinya dengan air, setelah itu dia usap wajah Ezra menggunakan handuk kecil yang sudah dicelupkan ke dalam air.Sensasinya tentu berbeda kalau langsung mengguyur wajah dengan air mengalir.“Sekarang Anda makan dulu, saya sudah siapkan.” Kavita mengulurkan piring ke arah Ezra.“Kamu pasti sudah makan kenyang sama Adya.”Kavit
Read more

45 Suruh Dia Datang ke Rumah

“Satu juta saja, Kak.”Kavita tertegun, dia tidak bisa begitu saja mengabulkan permintaan Karin yang sudah bukan siapa-siapanya lagi.Kebutuhan Karin juga bukan kewajiban yang harus dia penuhi, melainkan kewajiban Deryl.“Maaf ya, Rin? Aku juga punya kebutuhan yang tidak sedikit ....”“Aku pinjam dulu, Kak. Nanti biar Kak Deryl yang akan bayar!”“Memangnya Deryl sudah kerja? Masalahnya dia juga belum membayar kewajiban dia sama aku kan? Jadi lebih baik jangan menambah utang kakakmu.”“Terus sekolah aku gimana, Kak?”“Coba kamu minta Deryl datang ke sekolah untuk minta keringanan atau perpanjangan waktu, supaya urusan kamu ke depannya berjalan lancar.”“Tapi Kak, satu juta saja masa Kakak nggak punya?” kata Karin memohon, nada suaranya terdengar memelas dan putus asa.“Bukan masalah itu, aku juga punya kebutuhan pribadi sendiri.” Kavita menjelaskan.Ada alasan kenapa dia enggan memberi pinjaman kepada mantan adik iparnya itu, apalagi uang sejuta bukanlah masalah sulit baginya
Read more

46 Menggunakan Senjata Pamungkas

“Cepat Kak, itu kak Vita sudah datang!”Suara Karin serta Merta langsung membuat Deryl dan Yura terbelalak.“Apa kamu bilang? Mau ngapain dia ke sini?”“Suka-suka dong, ini kan rumah Kak Vita!”Deryl buru-buru menarik tangan adiknya.“Kamu serius, kan? Kamu tidak bohong?”“Ngapain juga aku bohong Kak?”“Vita ke sini sama siapa?”“Sendirian kalau aku lihat, nggak bawa teman seperti dulu.”“Bagus!” Deryl meninju udara dengan gembira.“Ryl, jelaskan sama aku. Mau apa Vita datang ke sini? Memangnya ada urusan apa dia sama kamu?”Karin memutar matanya dengan malas.“Yura, kamu tetap di dapur buat beres-beres. Aku mau memperjuangkan kehidupan kita dulu, ya?”“Tapi, Ryl ....”“Jangan membantah apa kata suami, Kalau kamu masih mau hidupmu aku jamin.”Yura terpaksa menurut sementara Karin terkikik geli melihat tingkah kakak iparnya.“Vita niat sekali datang ke sini sendirian,” gumam Deryl bersemangat sambil menyemprotkan sebotol wewangian ke beberapa titik tubuhnya, tidak terke
Read more

47 Jangan Mancing-mancing!

Beberapa waktu sebelum itu .... “Jadi ini yang akan kita lakukan, dengar baik-baik.” “Bagaimana, Pak?” Ezra menatap Kavita dengan ekspresi serius di wajahnya. “Kamu datang mendadak ke rumah sengketa supaya Deryl tidak sempat menyiapkan diri ....” “Setelah itu?” “Kamu bisa ngobrol biasa sama dia, jangan menunjukkan gelagat mencurigakan sedikit pun.” “Baik, Pak. Saya mengerti ....” “Untuk berjaga-jaga, saya dan Tricya akan menunggu di dalam mobil. Saya juga akan memasang alat penyadap suara biar saya bisa mendengar seluruh percakapan kalian.” Mata Kavita melebar setelah Ezra memberi tahu seluruh rencananya. “Harus ya pakai penyadapan begini, Pak?” Ezra mengangguk. “Setidaknya kita harus tahu apa yang Deryl perbuat terhadap kamu,” katanya lambat-lambat. “Saya sudah lama curiga sama dia, karena kamu jadi aneh setelah pulang dari rumah sengketa.” “Aneh bagaimana, maksud Anda?” tanya Kavita tidak mengerti. Ezra menarik napas, tapi tidak juga menceritakan apa yang sesungguhnya t
Read more

48 Mengosongkan Rumah

Kavita mau tak mau tersenyum membaca tulisan yang Ezra tinggalkan untuknya.“Lumayan dapat libur satu hari!” seru Kavita sambil menjatuhkan diri di tempat tidur Ezra lagi. “Pak bos tahu kalau aku benar-benar lelah harus kerja setiap hari ... makanya aku boleh libur ....”Kavita memandang langit-langit kamar dengan pikiran menerawang. Setelah urusannya dengan Deryl selesai, maka kontrak pernikahan dengan Ezra akan otomatis berakhir kecuali ada pihak yang menawarkan perjanjian baru.Namun, kalau dipikir-pikir lebih jauh lagi, Ezra tidak memiliki kepentingan apa pun untuk memperpanjang kontrak pernikahan mereka.“Halo, Bu Kavita! Apa kabar?”Tricya mengembangkan senyumnya dengan ramah ketika Kavita muncul di kafe setelah menyepakati jadwal pertemuan.“Baik, Bu! Bagaimana perkembangannya, kapan saya bisa mengambil rumah itu?” tanya Kavita antusias.Tricya lantas menjelaskan tentang dirinya yang sedang mengupayakan komunikasi dengan Deryl dan sudah bisa ditebak kalau pihak sana belu
Read more

49 Bukan Wajah Wanita Penggoda

“Itu artinya ... sebentar lagi kontrak pernikahan kita akan segera berakhir juga, Pak.”“Apa maksud kamu?” tanya Ezra dengan nada tajam.“Maksud saya ... setelah permasalahan saya dengan Deryl selesai dan rumah itu kembali ke tangan saya, itu artinya saya sudah ....”Kavita tidak melanjutkan ucapannya.“... sudah tidak membutuhkan saya lagi?” tebak Ezra, tepat sasaran.Kavita diam dan tidak segera menjawab, takut salah bicara.“Menyedihkan sekali ya, habis manis sepah dibuang.” Ezra melanjutkan kalimatnya.“B—bukan seperti itu, Pak!” bantah Kavita buru-buru sambil menggeleng. “Saya kan masih bekerja di kantor Anda, tapi mungkin bedanya saya tidak tinggal di sini lagi kalau kontrak pernikahan kita sudah selesai ....”Ezra tidak berkomentar, dan itu membuat Kavita enggan melanjutkan obrolan karena suasana yang mendadak berubah canggung di antara mereka.Ketika kembali ke kamarnya, Kavita membongkar kembali surat kontrak yang telah dicetak dan ditandatangani kedua belah pihak.
Read more

50 Bawa Ezra ke Sini

Kavita membulatkan mata setelah mendengar jawaban Ezra.“Memperpanjang kontrak pernikahan kita, Pak?” ulangnya heran. “Apakah ada sebuah tujuan yang ingin Anda capai, Pak?”Ezra mengangguk. “Kenapa, apa kamu sudah ada rencana untuk menikah dengan orang lain?”“Tidak, Pak. Saya paling Cuma melanjutkan pekerjaan di kantor seperti biasanya. Kalau menurut Anda saya bisa berguna untuk tujuan Anda, saya tidak masalah kalau pernikahan kontrak ini diteruskan.”Ezra mengangguk, hampir saja dia akan memaksa Kavita seandainya sang istri menolak untuk memperpanjang kontrak pernikahan.“Apa yang ingin kamu minta dari saya sebagai kompensasi?” tanya Ezra.Kavita berpikir sejenak. Untuk nominal nafkah bulanan, dia tidak merasa kurang. Namun, tetap saja dia harus mempertimbangkan fasilitas dari Ezra yang bisa dimanfaatkan olehnya.“Untuk saat sekarang belum ada, Pak.” Kavita menggeleng. “Mungkin saya akan bicara lagi kalau sudah terpikirkan.”Ezra mengangguk.“Jadi kapan kamu siap untuk memp
Read more
PREV
1
...
34567
...
27
DMCA.com Protection Status